entah

No 186-205 No 166-185 Semua (balik urutan) |

yuku@Rin : 2008-07-14 00:12:50 UTC+0000
diacu: >>187
>>185
Coba tekan Yes dong, lalu rekam perubahan yang terjadi, biar seru!
Rin@Rin : 2008-07-15 06:30:01 UTC+0000
>>186
Kalau cari di google, ternyata masalahnya cukup umum, dan katanya sih hasilnya itu "file not found" atau apa gitu, pokoknya ga ada hasil.
Jadi ternyata ga serem....
Rin@Rin : 2008-08-10 17:28:22 UTC+0000
Belakangan ini aku sempat bertemu satu kata yang sempat membuat kepala berputar-putar, yaitu:

*pengrajin*

Kata ini kelihatannya adalah kata "rajin" yang diberi awalan, dan setahuku cuma ada 3 awalan dalam bahasa Indonesia yang dimulai dengan "pe-", yaitu:
1. pe-
2. per-
3. peN-

Tapi yang manapun, saat bertemu huruf 'r' hasilnya akan jadi "perajin", bukan "pengrajin".
Ko aneh ya....
Rin@Rin : 2008-09-11 04:06:36 UTC+0000
diacu: >>191
Kantor yang sangat tidak efektif (bagian I):

Kondisi pertama:
Misalkan ada orang yang cukup ahli (di atas rata2) menggunakan komputer, apapun alasannya (misal: di lulusan Computer Engineering). Orang ini punya komputer pribadi dan suatu hari komputernya mengalami masalah. Karena dia cukup mengerti, maka dengan mudah dia tahu bahwa masalahnya itu di power supplynya, maka segeralah ia pergi ko toko perlengkapan komputer dan membeli yang baru. Singkat cerita, diagnosanya tepat dan komputernya bener lagi.

Makan waktu kurang dari 1 hari.
Biaya paling biaya transport dan power supplynya.

Kondisi kedua:
Misalkan orang yang sama bekerja di kantor di pekerjaan yang tidak butuh keahlian komputer, misalnya dia mengurus SDM. Suatu hari komputer kerjanya rusak dengan gejala yang sama persis seperti di atas. Apa yang akan dia lakukan? Menurut prosedur kantor dia harus menelpon tukang servis.

Tukang servis biasanya butuh minimal:
1 hari untuk datang
1 hari untuk servis
1 hari untuk mengembalikan
Dan itu masih waktu minimum.
Biayanya harusnya termasuk biaya servis dan power supply, dan dalam biaya servis seharusnya ada biaya transpornya juga (transpornya si tukang servis).

Kalau kedua hal ini dibandingkan, selisih biaya waktu dan uangnya bisa banyak sekali. Kantor memang sangat tidak efektif.....
Rin@Rin : 2008-09-14 06:57:08 UTC+0000
diacu: >>194
Teknik mengetik 10 jari

Banyak orang yang mengajarkan atau mungkin menganggap teknik mengetik 10 jari itu bagus, tapi benarkah demikian?

Belum lama ini ku sadar bahwa itu cukup ga bener. Misalnya nih, teknik 10 jari itu mengajarkan bahwa Z ditekan dengan kelingking, lalu, bagaimana dong cara mengetik ctrl+z? Ctrl kiri jelas tidak mungkin ditekan dengan kelingking kiri, atau bisa aja tapi jadinya Z tidak dengan kelingking. Lalu ctrl kana? Posisinya sangat jauh jadi lebih mustahil. Jadi aku merasa ada yang tidak beres.
Baru saja aku cari referensi tentang teknik mengetik 10 jari, dan ternyata ctrl malah tidak masuk. Gawat....

Bagaimana dengan, misalnya: ctrl+shift+T? Ctrlnya mungkin kelingking kiri dan karena T itu huruf kiri, mungkin pakai shift kanan, tapi benarkah ini cara yang terbaik? Bukannya lebih mudah semuanya pakai tangan kiri, ya?

Masih ada lagi, yaitu, tombol Alt. Seperti saudaranya si Ctrl, tombol ini juga tidak dimasukkan dalam teknik mengetik 10 jari, padahal huruf2 tertentu perlu tombol Alt kanan (yang namanya Alt Gr). Yang lebih parah, Alt Gr dan tombol2 yang perlu itu letaknya semua di kanan, cukup bertentangan dengan prinsip "tombol fungsi pakai tangan yang berbeda dengan yang dipakai mengetik" (sebenarnya sih "tombol fungsi" yang dimaksud cuma "shift", tp bisa kan dipakai sebagai analogi).
yuku@Rin : 2008-09-14 07:07:04 UTC+0000
diacu: >>192
>>189
Sangat tidak efektif atau efisien, kah?
Rin@Rin : 2008-09-14 07:12:09 UTC+0000
>>191
Rasanya sih masalahnya itu efektifitas, soalnya lagi membandingkan cara yang menurutku salah dengan cara yang menurutku benar.
Kalau mengubah dikit supaya hasilnya lebih optimal, rasanya itu baru masalah efisiensi.
Rin@Rin : 2008-09-15 05:44:56 UTC+0000
Seperti layaknya banyak orang yg baru lulus, aku sering ditanya mau apa, apakah mau:
1. langsung kerja
2. melanjutkan pendidikan

Sebenarnya aku ga mau keduanya, jadi kujawab bahwa maunya balik lagi ke sekolah. Biasanya orang akan mengatakan bahwa itu sama saja dengan melanjutkan sekolah. Menurutku sih bukan "lanjut", karena lanjut itu artinya naik tingkat, sedangkan kalau S1 lagi itu "mengulang". Yah, memang sih biasanya orang itu tidak tahu bahwa aku maunya balik S1 dan setelah tau pun biasanya akan menanyakan kenapa tidak S2. Jawabannya cukup sederhana, karena S2nya tidak mengakui gelar S1ku, jadi harus S1 lagi. Pada tahap ini hampir selalu orangnya marah karena itu artinya mengulang sekolah.

Jadi dari awal aku sudah bilang itu bukan lanjut, tapi malah dimarahi, sedangkan pada akhirnya dia juga yang bilang itu bukan lanjut....
>_<
yuku@Rin : 2008-09-16 10:28:44 UTC+0000
diacu: >>195
>>190
Kayanya keterampilan ketik 10 jari itu asalnya dari waktu jamannya mesin tik yah?
Lalu karena banyak orang yang kerjanya di komputer ketik2 dokumen, balas imel, bikin
artikel, maka keterampilan itu diperlukan.

Padahal dulu waktu mesin tik, belom ada tombol ctl, alt, apalagi win, yang ada cuma shift.
Sedangkan di kompu banyak yang perlu lakukan operasi lain dengan aplikasi, bukan cuma
mengetik teks, makanya perlu digeser2 formasi jarinya.

Jadi kesimpulannya apa yah? Pake 2 cara aja, kalo lagi ketik tulisan panjang, pake yang 10
jari, kalo selain itu pake berapapun jari. Ku sendiri cuma bisa 7 jari, kelingking malah kurang
kuat ngapa2in (terbukti waktu main guitar hero susah pencet tombolnya).

coret[eNodjk1Ow0AMhZ89vyEKaResgAU36g0QEgKVlkg0EZkwToYcuTfAQU-2bOt7tq-H3259XLsF0o_P8uq_4hiWSNaEhhvsEeGR6IgXvOPihzC5bMBkot-Zlloldv-MgQVp3lQw8Yk_cEKHQetvTpxNMXConLVsEFCrbtGoavVXOnHqZMy4mDfb25HL1hrjvfNkySvtldw41kuk92Ykp__EHGcHy6TrpZaYb7L_qcZKXLbC18PD-rkeC6QMc4czRpr0m4kJjlt_Z-_DE_YlCMmSU07SS1oEhTTwB_NtLuQ$] -> Mana yang kelingking, mana yang jempol?
Rin@Rin : 2008-09-22 10:08:34 UTC+0000
>>194
Belum lama ini cari di wikipedia, dan kalau ga salah ada halaman tidak pernah bilang soal "10 jari", yang ada cuma "8 jari". Jadi yang benar 8, kah?

Sepertinya sih memang dari zaman mesin tik, tapi apa masih sangat relevan untuk dipakai sekarang? Mesin tik biasa tidak bisa bold maupun italic, dan underline kalau tidak salah harus dibuat terpisah, jadi apakah untuk memakai typesetting seperti itu di zaman sekarang tetap yg terbaik dilakukan setelah selesai mengetik?

Di lain pihak, kalau kita melihat orang bermain alat musik seperti piano, gitar, atau violin, biasanya pemula akan meletakkan tangannya di posisi yang tetap dan dipaksa untuk menekan tempat tertentu dengan jari tertentu. Tapi, kalau sudah memainkan lagu yang rumit, tangannya akan melompat-lompat ke sana-sini. Tentu saja lagu rumit hanya bisa dimainkan orang jago, jadi orang jago tangannya tidak diam di satu tempat.
Bisa dipakai sebagai analogi atau tidak ya...?
Rin@Rin : 2008-09-22 10:12:20 UTC+0000
diacu: >>197 >>198
Sering orang bertanya pertanyaan seperti, "Kemarin malam tidur jam berapa?"

Menurutku ini salah satu pertanyaan terbodoh, karena kan tidak mungkin orang yang bersangkutan tau dia tidur jam berapa. Yang bisa tahu kapan seseorang itu hanya orang lain, tapi kalau orang itu hanya melihat maka perkataannya sulit dijadikan patokan, karena orang yang sudah tidur dan berusaha tidur tidak terlihat jauh bedanya. Satu-satunya cara untuk mengetahui kapan seseorang itu mulai tidur ya dengan menggunakan alat2 yang umum dipakai di rumah sakit.

Heran deh.
1peH@Rin : 2008-09-22 13:44:21 UTC+0000
diacu: >>199
>>196
Kayaknya itu hanya berlaku untuk orang yang jarak antara mengatupkan mata dan tidur pulas cukup lama. Kalau yg langsung pulas dalam 5 menit sih ya aja jawabannya bisa dipercaya.
yuku@Rin : 2008-09-23 06:33:14 UTC+0000
diacu: >>199
>>196
Masi mending kalo misalnya ku mulai ke kasur untuk bobo jam 2:00, lalu
kan ku ga tau pasti beneran bobonya jam berapa, tapi karena pertanyaannya
cuma "Jam berapa?", maka bisa kubilang "Jam 2" (kalo bukan ga bisa tidur).
Beda lagi kalo pertanyaannya "Tadi malam bobo jam berapa dan menit berapa?"
coret[eNr7GMDSVNZQzMDCpM8s-TGArWlqQzkjL4MEAy8DKyPHxwDOppCGPYyMnKIiwsqMouUcBWzFTPUAgRMM3Q$$]
Rin@Rin : 2008-09-24 06:47:52 UTC+0000
>>197
Sayangnya aku termasuk yang lama, makanya jadi kesal.
Bisa aja aku jawab dengan asumsi yang orangnya tanya itu kapan "go to bed"-nya, tapi apa guna dan relevansinya? Misalkan aku dengan jujur jawab, "Jam 11," padahal tidurnya sendiri sebenarnya jam 2, terus kan jawaban tadi sebenarnya tidak menjawab apa2. Sedangkan kalau aku menjawab "Jam 2," nanti dimarahin karena telah bergadang....
Menjawab lengkap sebenarnya sih bisa, tapi itu kalau orangnya mau mendengarkan jawaban sepanjang itu.... Repot....

>>198
Weleh, itu mah kamunya sengaja mengartikan "jam" ke arti yang satunya lagi. ^^;
XD
(not that I'm always not guilty of the same thing....)
Rin@Rin : 2008-09-25 03:25:42 UTC+0000
Tau "Project 10^100"?

Kalau belum tau, maka bukalah: http://www.project10tothe100.com/
Sederhananya, kalau merasa punya ide yang dapat mengubah dunia, maka kirimlah!


Nah, sekarang uneg-unegnya....
1. Aku membuka website itu dari Singapura dan disuguhi dengan bahasa Mandarin. Tentu saja google cukup canggih untuk tahu orang yang membuka ada di mana, jadi kelihatannya bahasa yang ditampilkan itu bergantung ke tempatnya, dan di sini bs terlihat bahwa bagi google, Singapura berbahasa Mandarin. Cukup aneh karena padahal banyak juga orang Singapura yang tidak bisa membaca bahasa Mandarin dan selain itu bahasa resmi negara adalah Inggris.
Bukti ketidakacuhan orang Amerika Serikat akan Asia Tenggara?
2. Di halaman faq-nya ada kata: "in appropriate", padahal seharusnya "inappropriate". Apakah google tidak memakai pemeriksa ejaan yang bagus? Menimbang bahwa "in appropriate" itu bisa benar tergantung dari kata berikutnya, berarti kesalahan ada karena tidak memakai piranti lunak yang cukup canggih, padahal google rasanya cukup canggih, deh....
Rin@Rin : 2008-10-02 12:57:51 UTC+0000
Baru sadar akan hal ini:

Biasanya masing-masing orang mempunyai kesukaannya sendiri-sendiri. Ambil contoh misalnya lagu. Ada orang yang pekerjaannya menyanyi di acara-acara. Mungkin di acara itu dia akan mendapat permintaan akan lagu tertentu yang katakanlah dia tidak suka. Lalu bagaimana?
a. bisa saja dia menolak, tapi resiko dianggap tidak profesional
b. bisa saja dia menyanyi itu, tapi berarti dia harus tau lagunya. Kalau dia tidak suka, harusnya susah untuk hapal kecuali sudah latihan, tapi itu artinya selama latihan dia terpaksa menyanyikan lagu yang tidak ia sukai.

Secara umum biasanya penyanyi-penyanyi bisa menyanyikan berbagai lagu, dan sebagai manusia mungkin tidak suka akan kebanyakan lagu itu, jadi mereka terpaksa menderita karenanya. Di sisi lain, belum tentu lagu yang sudah dilatih akan diminta, jadi hasil latihannya mubazir....
Repot juga ya....
Rin@Rin : 2008-10-04 05:59:36 UTC+0000
diacu: >>203
Belum lama ini di Pasuruan ada insiden Zakat.
Jadi singkatnya ada orang kaya mau bagi-bagi uang ke orang miskin, tapi karena orang-orangnya pada rakus jadinya berebut, jadi banyak yang mati. Karenanya maka si orang kaya dihukum penjara.
Menurutku ini tidak adil, orang bagi-bagi uang kan maksudnya baik, sedangkan orang kan tidak boleh rakus, kenapa yang baik malah dihukum?

Tapi aku bukan mau bicarakan insidennya.
Sebenarnya kenapa sih si orang kaya bagi-bagi uang? Karena ada hukum Zakat. Nah, apa itu Zakat? Sederhananya ini adalah hukum dalam agama Islam yang mengharuskan orang yang kaya untuk membagikan uangnya ke orang yang lebih miskin.

Bagaimana dengan Kekristenan?
Dalam kitab Kisah Para Rasul, jemaat yang mula-mula banyak yang menjual hartanya dan membagikan hasilnya ke orang-orang miskin. Tidak ada hukum yang secara spesifik menyuruh mereka begitu, berarti ini semua akibat dari ajaran yang mereka terima. Ajaran yang paling berpengaruh tentulah dari Yesus yang Diurapi.

Sekarang kita balik ke perjanjian lama. Di perjanjian lama ada hukum perpuluhan, hukum ini meminta orang menyerahkan sepersepuluh penghasilannya ke Bait Allah. Hasil pengumpulan tentunya akan dibagi-bagikan ke yang membutuhkan, jadi bahkan dari dulu ada ajaran untuk menyeratakan pendapatan.
Nota bene: perjanjian lama adalah ajaran orang Yahudi.

Dari sini bisa dilihat bahwa orang Yahudi, Kristen, dan Islam memiliki ajaran untuk meratakan pendapatan, dan mengingat bahwa mereka mengakui menyembah dewa yang sama (setidaknya yang lebih muda mengakui demikian), maka ya tidak terlalu aneh.

Nah, sebenernya ini ajaran apa sih? Tentu saja ajaran Komunisme! Jadi bisa dibilang bahwa Allah mengajarkan komunisme dan Yesus adalah tokoh komunis.
Kata siapa komunis harus atheis!
yuku@Rin : 2008-10-06 04:22:02 UTC+0000
diacu: >>204
>>202 Nah, sebenernya ini ajaran apa sih? Tentu saja ajaran Komunisme!

Ini kebalik ato sama aja sih? Apakah komunisme muncul karena pembuatnya terpengaruh
ajaran dari Yahudi atau Kristen atau Islam? Atau kebetulan aja sama?

Atau mungkin kah, tadinya mereka memang suka berbagi2, namun karena pembagian itu
ada yang merasa iri, rebutan, dsb, mereka berhenti berbagi2, kemudian supaya tak berhenti
maka lebih baik dianjurkan atau disuruh aja.

Mengenai persepuluhan, setauku itu dipakai untuk memelihara Bait Allah dan untuk
menghidupi orang Lewi yang kerjaannya di sana (jadi ga dapat harta dari usaha lain).
Rin@Rin : 2008-10-06 06:41:51 UTC+0000
>>203
Sekitar 5 tahun lalu pendeta yang sedang berkunjung ke gerejaku berkhotbah antara lain bahwa Marx meniru cara hidup jemaat mula-mula, tapi sekarang aku ragu apakah dia memang meniru itu (kalaupun dia meniru rasanya tidak akan mengakui demikian).

Aku tidak tahu motivasi tiap2 orang yang mengajari komunisme, yang jelas komunisme sangat menggiurkan bagi rakyat miskin, soalnya mereka jadi lebih kaya. Karena itulah, orang bisa memanfaatkan ini untuk ambil kekuasaan; bisa dibilang, "Orang jahat memanfaatkan penderitaan rakyat". Karena sering begitu, orang asosiasinya komunisme = jahat, padahal tidak harus begitu.
Yah kayanya sih kalau seperti Uni Soviet itu "menyuruh berbagi" maksudnya supaya mendapat dukungan rakyat miskin.

Setahuku setidaknya harta bait Allah jg diberikan ke janda miskin, dengan catatan bahwa dulu wanita dianggap tidak mungkin berpenghasilan besar dan harus didukung suami, makanya yang disebut itu "janda miskin".

Bingung? Maaf kalau bingung, soalnya bingung jg bagaimana menulisnya supaya jelas....
Rin@Rin : 2008-10-13 03:10:22 UTC+0000
Microsoft Office

Paket ini datang dengan berbagai produk, nah aku sih melihat ada 3 kelompok:
1. Word, Excel, Power Point
Kayanya kebanyakan orang tau ini apa dan banyak juga yang pake

2. Outlook
Rasanya jumlah penggunanya lebih sedikit dari yg di atas, tapi banyak juga yang pake. Yang susah dari ini, biasanya untuk bisa pake butuh pengetahuan agak lebih.

3. Access, Front Page
Hanya orang2 tertentu saja yang akan pake.

Jadi terpikir:
Biasanya kalau Office dipasang dengan "Typical", semua produk di atas akan dipasang. Masalah yang kulihat sih, orang2 yang akan menekan tombol "Typical" itu (atau apapun nama lainnya) biasanya melakukan itu karena merasa gaptek jadi tidak mau menekan custom, padahal, sepertinya hanya orang2 yang tidak merasa gaptek yang akan butuh memakai produk di kelompok 3 ataupun mungkin 2 (tp Outlook cuma repot di awalnya saja).
Mungkin harusnya Typical hanya install yang kelompok 1 saja ya, yang memang typical dipakai....

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (satu dua)+(dua tiga)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|