entah

No 89-108 No 69-88 Semua (balik urutan) |

f_u@Rin : 2008-03-12 09:59:24 UTC+0000
diacu: >>90 >>102
>>88
perusahaan minyak dan tambang cenderung low profile,... di jkt sini kantor2 perusahaan minyak asing hampir ga ada yang pasang papan nama gede... (padahal kantornya gede2 juga)

emang ada kok perusahaan minyak namanya caltex, yang logonya bintang itu kan...
Rin@Rin : 2008-03-12 13:24:24 UTC+0000
diacu: >>91
>>89
Ya emang ada, terus hubungannya dengan low profile apa?

Dan masalah utama tidak terjawab....
Rin@Rin : 2008-03-12 13:33:54 UTC+0000
diacu: >>92
>>90
Yah intinya makin ga ngerti, gitu....
f_u@Rin : 2008-03-13 13:35:19 UTC+0000
diacu: >>93
>>91
intinya mereka tidak mau dikenal publik, maka kita tidak (begitu) kenal...
Rin@Rin : 2008-03-15 15:53:03 UTC+0000
>>92
Hubungannya? ^^;;;;
Rin@Rin : 2008-03-18 08:04:47 UTC+0000
Pernah suatu kali aku berbicara dengan seorang bernama Billy Kristanto.
Percakapannya kira2 begini:
Aku: Pak, ini aku lagi bingung: ko bisa sih ada lagu tangan kiri dan kanan main chordnya beda, yang kiri D, yang kanan Cm.
Billy: Ah, ga mungkin!
Aku: Tapi kayanya hasilnya bagus.
Billy: Oo, itu orangnya pasti ga beres!
Selanjutnya aku mau ngomong lagi tapi orangnya ga menanggapi, jadi ya aku pergi dengan bingung, sambil sakit hati dibilang "gila". Tentu dia tidak bilang aku "gila", tapi dia bilang orang yang berpikiran itu bagus, "ga beres", berarti aku termasuk yang "ga beres". Tentunya "ga beres" = "gila".

Tidak lama setelah percakapan itu, aku menemukan bahwa ada notasi chord yang khusus menandakan tangan kiri dan kanan main chord berbeda, bentuknya 2 nama chord dipisah garis horisontal. Jadi, memang ada bentuk chord seperti itu. Terlebih lagi, bentuk Cm di atas D itu sebenarnya bukan 2 chord berbeda, tapi cuma D11, jadi sangat tidak aneh.

Kesimpulan: si Billy itulah yang gila, punya gelar musik tapi hal begitu saja tidak tahu.
Selain itu, ada yang menyedihkan, karena ada orang yang tiap kali begitu mengagung-agungkan si gila ini, mengatakan dialah... apa ya istilahnya, semacam "pahlawan" pelaksana mandat budaya bagi gerakannya.
Rin@Rin : 2008-03-18 08:21:33 UTC+0000
>>94
Setelah dipikir lagi, kayanya bukan Cm di atas D, tapi C di atas D. Yah ga gt penting sih, yg penting notasi chord di atas chord itu ada, jadi terlepas dari apa anggotanya, itu bukan hal yang aneh.
Rin@Rin : 2008-03-18 08:40:06 UTC+0000
diacu: >>97 >>105
Kasus lain:
Pernah aku ngomong dengan orang lain, yang merupakan guru. Kali ini lagunya dari Symphony no. 9-nya Beethoven, bagian yang lebih terkenal sebagai Ode to Joy atau Song of Joy (atau apapun lah variasinya).
Sebagai penyegar ingatan, begini sepotong melodinya: 3 3 4 5 | 5 4 3 2 | 1 1 2 3 | 3 2 2 .
(itu titik terakhir bagian dari melodi)
Untuk mudahnya, kita anggap saja lagunya dalam C mayor.

Karena dari dulu aku sangat bego urusan chord, dan saran orang biasanya: "coba aja satu per satu", maka kucoba ikutin.
Itu cara yang bego sih, menurutku, karena jumlah chord itu dengan mudah bisa mencapai setidaknya 13 * (2*3*2*2) + 4 + 3 = 319, belum termasuk inversi. Tapi toh biasanya orang menambahkan saran, "pakai 7 yang dasar saja". Nah, lebih manusiawi.

Dengan 2 saran itu, kucoba masukin.
Bar pertama: C, tidak ada protes dari orangnya
Bar kedua: Kucoba G enak, tapi coba F enak juga, jadi ya kutanya orangnya.
Langsung orang yang bersangkutan marah besar, karena itu sangat tidak mungkin. Katanya nadanya "sol", jadi ga mungkin chordnya IV.

Sakit hati lagi, cuma bertanya dengan polos dibalas dengan marah besar. Karena penasaran aku berusaha cari tau bagaimana cara berpikirnya Master Ludwig. Sebagai perbandingan, aku coba juga lihat Kidung Jemaat edisi akor. Ternyata kedua sumber itu memakai chord IV juga di deretan nada yang seperti itu, bedanya mereka pakai di baris terakhir, bukan awal. Mungkin memang aku bego pakai di baris awal, tapi toh nadanya di bagian itu sama persis, jadi ya dilihat dari sepotong itu tidak ada beda. Kalau tebakanku sama dengan sang maestro, berarti yang bego siapa?
Rin@Rin : 2008-03-18 08:56:55 UTC+0000
>>96
Catatan tambahan:
1. nama orang tidak kusebut karena toh banyak yang tidak tahu orangnya
2. angka 319 itu batas bawah, bukan total yang ada
3. 7 yang dasar memang manusiawi, tapi tetap bego karena banyak lagu yang pakai lebih dari 7 itu
4. catatan asli maestro sebenarnya agak susah dibuktikan, tapi cukuplah ada dukungan dari penulis KJ edisi akor, minimal aku bukan "satu-satunya si bego/gila"
S&Y(q8zKMxKBtLYF)@Rin : 2008-03-19 13:48:19 UTC+0000
diacu: >>99 >>102 >>110
Aissssss gila aja lu main Cm di atas D

itu sama aja kedengerannya mainin Am sama B barengan

kayanya bener yang denger itu lalu bilang bagus sih telinganya agak agak
Rin@Rin : 2008-03-19 17:18:58 UTC+0000
diacu: >>100
>>98
Kalau C11?
Kalau sampai ada namanya gitu, kan berarti yang ga beres ada banyak banget dong ^^:;;;
Rin@Rin : 2008-03-19 17:21:12 UTC+0000
>>99
Eh maksudnya D11.
Tapi karena yg penting x11, jd ya x-nya apa ga penting.
Rin@Rin : 2008-03-19 17:36:44 UTC+0000
Kalau lihat di http://www.guitarsite.com/chords3.htm
ternyata menyebut D11 sebagai "Cm di atas D" namanya polychord.
Rin@Rin : 2008-03-19 17:53:00 UTC+0000
diacu: >>103
Kenapa, ya, seringkali walaupun aku sudah memaparkan kasus dengan panjang lebar, memberikan argumen pendukung, memberikan sanggahan terhadap lawannya, tapi dibalasnya dengan sesuatu yang singkat padahal seringkali itu justru sudah disebut di sanggahan....
contohnya: >>39, >>98

Atau walaupun jelas pertanyaannya apa, tapi dijawab dengan sesuatu yang tidak ditanya, dan herannya orang yang bersangkutan merasa sudah menjawab pertanyaan. Lebih parah lagi sebenarnya yang dijawab itu aku sudah tahu. Justru seringkali karena sudah tau B maka bertanya yang A..
contohnya: >>89

Apakah karena sesuai dengan kata Derianto di sini [deri/366] dan berhubungan dengan yang ini [deri/455]?
Rin@Rin : 2008-03-19 17:54:03 UTC+0000
diacu: >>104
>>102
Ah kurang tanda >>nya ^^;;;;;
ralat:
Apakah karena sesuai dengan kata Derianto di sini >>[deri/366] dan berhubungan dengan yang ini >>[deri/455]?
Rin@Rin : 2008-03-19 17:55:42 UTC+0000
>>103
Ah, parah, yang ditulis versi pendek namanya, bukan nama yang tercatat. ^^;;;;

ralat lagi: (padahal ga penting)
Apakah karena sesuai dengan kata Derianto di sini >>[derianto/366] dan berhubungan dengan yang ini >>[derianto/455]?
entah(FhK56oAcYfNL)@Rin : 2008-03-19 19:05:05 UTC+0000
diacu: >>107
>>96 aku kurang paham ttg chord, tp mnrtku sih tergantung dlm konteks apa. kl bicara musik dlm
konteks art (seni) dan creativity (kreatifitas), tidak ada benar atau salah, tp yg bermain adalah
emosi, perasaan, pendengaran, dan feeling bahkan ekstrimnya, kadang komposer itu "semau2 gue",
kl mnrtnya "benar" ato "enak" ya ditulis/dimain aja meskipun secara teori ga bener ato ga masuk
akal. yg aku pernah main/denger itu lagu2 karanganya Bela Bartok
http://www.youtube.com/watch?v=tB_-vPlMNYk

Tp ada 1 perkecualian, yaitu teori. pas aku ngambil kelas buat ujian teori musik, ada 2 bagian yg suruh
ngarang lagu, di sana aku ngarang lagu yg "enak", tp sm guruku dibilang salah semua krn mnrt teorinya
itu ini harus gini, ga boleh gini, gitu, dll. tp untungnya ga marah besar ato dibilang "ga beres" hehe...
ななしさん(anonim)@Rin : 2008-03-20 04:36:51 UTC+0000
diacu: >>107 >>108
Si Billy geblek, udah keseringan dipuja-puja jadi lupa daratan dia. Cih!
Rin@Rin : 2008-03-20 11:08:08 UTC+0000
diacu: >>108
>>105
Prinsipku sendiri juga cukup ekstrim, ko, "musik pada dasarnya hanyalah sekumpulan suara", tapi kalau tidak populer ya tidak bisa maksa.
Tapi dalam kasus ini, ini kan sesuai teori, wong ada teorinya dan diberikan sebagai pengetahuan yang *untuk dipakai, bukan untuk dihindari*.

Yang Béla Bartók kenapa ya? Kayanya ga ada yang aneh.

>>106
Ngomong gitu tentang orang ko pake anonim? ^^;;;;
yuku@Rin : 2008-03-21 17:38:58 UTC+0000
>>107
Mengenai menulis dengan anonim, menurut yuku:

Boleh2 saja menulis tanpa nama. Terutama dalam kebudayaan timur atau Indonesia yang
sebagian masyarakatnya kurang bisa membedakan pendapat orang dengan orang itu sendiri,
sehingga beberapa orang memilih tak menyatakan identitas saat menulis sesuatu karena
(misalnya) takut ada orang yang tidak suka pendapat dia dan dia jadi takut dibunuh, dihujat,
dikutuk, dihantam.

Yang lebih parah adalah menulis hujatan, cercaan, hinaan, tanpa menyatakan *alasan*
atau *argumen* yang cukup bermutu.  Misalnya >>106, lalu (terambil dari kisah nyata):
- Sudahlah bung.... Lo udah tau kok jawabannya, jd ga perlu minta pengakuan rekan2 yg lain.
- anjinkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk... lo
- km orang bisanya jelek2 an bisnis orng lain..emng km udh prnh jalani...emang km orng
gagal yang gak pengen orng lain sukses... pergi aja ke laut broooo...hahahaa

Jadi menurutku kalo orang punya alasan bermutu, gapapa dia pos tanpa nama, demi
keselamatan dia. Tapi kalau alasannya ga bermutu, ga pake nama pula, itulah yang terburuk
dari semuanya.

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (tiga tiga)+(mpat dua)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|