entah

No 148-167 No 128-147 Semua (balik urutan) |

ななしさん(anonim)@Rin : 2008-04-03 09:00:13 UTC+0000
>>146
yang nulis >>146 tau lebih banyak soal komunis dari yang nulis >>143 =)
Rin@Rin : 2008-04-03 11:38:14 UTC+0000
diacu: >>150
>>147
Ya, 2005, jadi aku tidak salah ingat waktunya.
Rin@Rin : 2008-04-03 12:14:38 UTC+0000
diacu: >>425
The story of me and Billy Kristanto, part II

Sebelumnya:
Apakah ada yang namanya kebetulan? Kalau berpegang pada prinsip bahwa Allah telah menentukan segala sesuatunya, rasanya yang namanya kebetulan itu tidak ada.

Peristiwa ini terjadi pada waktu yang berbeda dengan sebelumnya, sayangnya saya tidak bisa ingat mana yang duluan. Mungkin yang ini duluan, tapi ini terjadinya rasanya sekitar Jumat, 11 Maret 2005, jadinya harusnya justru ini yang belakangan, tapi entah. Sekedar catatan, bahkan saat peristiwa ini terjadi, gelarnya masih Ev. Billy Kristanto, jadi semakin membenarkan >>149 di atas.

Sekedar sela: di kasus yang sebelumnya, beliau antara lain membahas konsep yang disebut "word painting", yang contohnya: kalau nyanyi tentang bintang maka main piano nada tinggi, kalau nyanyi tentang masuk lembah, main piano nada sangat rendah. Ada yang ingat kapan terjadinya?

Detil tidak pentingnya antara lain:
- temanya tentang musik rock, mungkin "Biblical Perspective of Rock Music", atau semacamnya.
- kursi disusun menghadap sisi kiri dari pintu masuk kantor di NBC, menghadap layar dan OHP. Sekedar perbandingan, yang sebelumnya kursi disusun ke kanan menghadap piano.
- di antara pengunjung ada anak2 Indonesia yang besar di Singapura jadi kurang mengerti bahasa Indonesia, akibatnya pembicara (=Ev. Billy) bertanya apakah perlu penerjemah, dan kelihatannya ada yang menawarkan untuk menerjemahkan, yang sebenarnya tidak terlalu masalah karena anak2 tersebut jumlahnya hanya 3 orang.
- di suatu tahap, beliau bingung apa arti dari kata "extemporaneous", tapi kelihatannya sebagai pemusik sebenarnya dia tahu konsep yang diacu oleh kata tersebut, jadi yang tidak diketahui hanya kata tersebut.
- beliau juga bicara tentang prinsip yang kira2 maksudnya suatu bagian lagu paling banyak hanya bisa diulang 2x (jd total 3x), sebagai contoh beliau ambil Symphony no. 5-nya Beethoven, katanya kalau sampai 4x malah ga enak.
- (yang ini aku tidak begitu yakin) beliau juga pernah bilang tentang suatu lagu yang bertema kesengsaraan. Lagu tersebut nadanya banyak yang tinggi, jadi katanya mungkin lebih merasakan sengsara saat menyanyikannya....

Sisa pembicaraannya bukan inti dari tulisan ini, jadi tidak kutulis, lagian panjang. Kita anggap saja isinya benar, jadi tidak perlu  dipermasalahkan. Selesai ceramah, aku yang bodoh karena tidak mengerti rock bertanya beberapa hal, sambil bingung karena tidak merasa rock itu seperti yang beliau bilang. Pertanyaan2 awalnya tidak penting disebut, singkatnya, anggaplah jawaban darinya itu benar, jadi yang penting adalah pertanyaan terakhir.
Aku lupa persisnya pertanyaanku apa, kemungkinan besar ini: dulu orang Israel tentu menyanyikan lagu pujian dengan lagu mereka, masalahnya gaya lagu2 Israel itu sebagian bertentangan dengan prinsip2 yang menentang rock tadi, jadi bagaimana dong?

Balasannya kira2, "Iya juga ya, kita harus cari tau lagi."

Di awal aku sebut tentang kebetulan, tapi belum disebut di atas. Kebetulannya adalah:
Belum lama sebelum itu, mungkin hari Minggu sebelumnya atau paling lama hari Minggu satu bulan sebelumnya, Pdt. Tong baru saja cerita tentang seorang pendeta yang telah mengajarkan banyak hal tapi akhirnya mendadak sadar ajarannya itu salah dan bertobat. Komentar dari beliau (=Pak Tong) adalah: "Kamu sekarang tahu kamu salah, tapi bagaimana dengan pengikutmu selama ini?"

Kebetulan? Tidak ada hubungan?
Nir(Da/wvNDfq6vS)@Rin : 2008-04-03 18:02:48 UTC+0000
diacu: >>152
>>144
Lihat saja kan, pernyataanku langsung disanggah. Jelas-jelas inti yang ingin disampaikan adalah Anda selalu menganggap diri sendiri benar, jangan jadi warga negara Indonesia dan jangan menilai orang dari sisi jeleknya terus. Tapi yang ditanggapi justru hal *sampingan* seperti Billy bukan hamba Tuhan, tulisan S&Y, dan Yesus komunis, serta tak lupa mempersalahkan balik.
Jelas-jelas pula dari tadi setiap sanggahan atau komentar dari orang lain langsung dicari kesalahan dan disalahkan balik. Lihat saja, tulisan ini pun bakal dipersalahkan kembali.
Kalau memang tak bisa dinasihati ya sudah.
Rin@Rin : 2008-04-04 03:59:21 UTC+0000
>>151
Maaf, aku terlalu bodoh untuk mengerti yang dimaksud pernyataan yang menyanggah itu yang mana.
yuku@Rin : 2008-04-04 04:07:59 UTC+0000
Ngomong2 tentang mencela dan sebagainya, ku ga tau sebetulnya apa itu
mencela, cuma tau bahwa itu punya nilai negatif, tapi ga pernah tau artinya.

Selain itu beberapa orang bertanya padaku *siapa Rin* melalui sms dan cet
dan imel. Ku ga tau boleh kasih tau jawabannya atau ga, jadi ku ga jawab, dan
ngapain pulakah menanyakan itu padaku. Mohon jangan tanya siapa Rin pada
yuku.
adhia@Rin : 2008-04-04 04:08:41 UTC+0000
diacu: >>156
Rin..

ok deh dari pada elo emosi ini dan itu, atau mulai ngomong yang aneh2x dan ditanggapin yang aneh2x...
coba gue bantu elo mencari jawaban, dari pada jelek2xin orang... kita tanya langsung aja.

elo kirim email ke gue.. email yang berisi pertanyaan yang serius.. (tanpa emosi 2x yang ada).
kirim dengan motivasi untuk mau belajar. kirim pertanyaan yang elo mau tanyakan ke ko billy.

gue akan coba tanya dia langsung (kalo dia bales lhoo).  atau gue akan tanya sama orang2x yang mengerti mengenai hal tsb.
nanti gue kasih tau elo jawabannya.

kenapa, gue gak post email dia langsung: yah takut nanti gue bikin junk mail buat dia.
adhia@Rin : 2008-04-04 04:09:28 UTC+0000
btw, email gue: adhya.kumara@gmail.com
Rin@Rin : 2008-04-04 04:20:58 UTC+0000
>>154
Karena permintaannya sudah demikian, maka ada baiknya aku tidak langsung jawab supaya jangan terlalu kacau; maksudnya biar lebih terstruktur.
Mungkin bukan hari ini, tapi ga bisa janji besok juga.

Bingung juga sih sebenarnya kalau sekarang itu yang ditanyakan apa. Asalnya bermula dari permintaan untuk menjelaskan permasalahan, dan dalam sejarah permasalahan tersebut ada pertanyaan, tapi aku yang sekarang tidak bertanya itu lagi.
adhia@Rin : 2008-04-04 04:45:34 UTC+0000
diacu: >>158

Rin,
komentar kamu ttgn >>142 itu agak salah..

Bagiku ini tandanya beliau lebih setuju dengan cara orang Barat, dan tidak suka dengan cara orang Asia. Nah, berarti kan beliau juga menganggap cara Asia jelek, apa bedanya denganku? Aku bicara tentang "Guru Asia", beliau tentang "Cara orang Asia mendidik", pada dasarnya kan hal yang sama.

Pak Tong sedang menyatakan bahwa cara "mendidik" orang barat terhadap anak kecil lebih baik, karena.. (yang beliau ungkapkan itu),
tetapi bukan berarti beliau setuju dengan cara orang barat secara keseluruhan. banyak hal yang beliau kritik dari didikan barat.

Kamu jangan menjadikan 1 hal, lalu di applikasikan ke semua hal. padahal saya kira kamu dah ngerti dari ungkapan kamu di:  >>138 (nomer 1) atau >>137 ...
saya lihat, sepertinya kamu lihat 1 permasalahan, kamu buat itu menjadi apply untuk semua permasalahan. padahal setiap permasalahan ada bacground masing2x.
sama seperti kasus ko billy, kamu liat 1 peristiwa.. sayangnya kamu gak counter dia lagi (atau memang belum ada kesempatan untuk mencounter dia kembali).

tetapi hal tsb tidak memperbolehkan kamu untuk menjelek2xkan ko billy dan langsung menganggap semua ajaran dia sesat dst.
abis jelek2xin ko billy, kamu mulai jelek2xin GRII, lalu lanjut ke yang lain2x..

padahal permasalahannya cuman satu. yah.. pertanyaan kamu ke ko billy yang enggak di jawab tidak serius oleh dia (karena yang gue rasa ada alasan2x tertentu dibalik itu).

yah.. makanya saya tantang kamu untuk langsung ke sumbernya.. tanya lah ke ko billy langsung. gak usah ngomongin yang aneh2x di web ini. tentu saja hal itu akan menimbulkan kontroversial.
makanya kamu di serang banyak orang.
Rin@Rin : 2008-04-04 05:12:46 UTC+0000
diacu: >>159
>>157
Loh, memang bukan keseluruhan, ko, dan sejauh yang kumengerti masih sama. Memang lagi mengomentari 1 hal, bukan keseluruhannya. Jadi yang dipermasalahkan ya bagian itunya, bukan orangnya; pemahaman akan yang satu itunya, bukan pemahaman lainnya, misal teologianya (yang ini memang tidak dibahas).

Kapan, ya, aku menjelekkan GRII? Sebenarnya sih aku mempermasalahkan cara beberapa orang membahas masalah, dan dari keadaannya bisa diasumsi mereka mewakili GRII. Nah, kalau orang anggap begitulah cara orang GRII, lalu bagaimana?
Yang kulakukan justru memberi peringatan. Terlepas dari menjelekkan atau apa, cara membalasnya seakan-akan membuktikan hal tersebut, bukannya ini gawat?

Eh, yang membawa topik aneh2nya bukannya justru orang dari luar situs, ya?
Rin@Rin : 2008-04-04 06:15:54 UTC+0000
Lanjut dari >>158
Sebenarnya, baik kata yang dipakai itu "ga beres", "gila", atau "sesat", kurasa kita bisa sepakat bahwa orang biasanya tidak mau dilabelkan demikian, jd kita sebut saja sifat itu sebagai "-H".
Dalam percakapan, B mendengar hanya satu sisi dari A dan memberi label -H pada A.
Setelah mencari tahu sendiri, A yang hanya mendengar satu sisi dari B memberi label -H pada B.

Marilah kita adil, kalau yang satu dipandang generalisasi, seharusnya satunya lagi juga, begitupun juga dengan sebaliknya. Tidakkah aku juga seharusnya berhak atas praduga yang sama?
Rin@Rin : 2008-04-08 08:48:27 UTC+0000
diacu: >>161
Iseng buka wikipedia cari "A", lalu sampai ke disambiguation page:
http://en.wikipedia.org/wiki/A_%28disambiguation%29

Yang menarik itu bagian ini:
A, the alternate name for Brfxxccxxmnpcccclllmmnprxvclmnckssqlbb11116, a Swedish child born in 1991
Yang linknya yaitu:
http://en.wikipedia.org/wiki/Brfxxccxxmnpcccclllmmnprxvclmnckssqlbb11116

Apakah itu?
Sila lihat sendiri.... Benar2.... Yah lihat aja sendiri, deh. ^^;
yuku@Rin : 2008-04-09 08:19:47 UTC+0000
>>160
Dulu pernah baca tentang nama itu di koran. Skarang baca lagi di internet deh.
Lumayan, gara2 artikel itu ngelink ke
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_unusual_personal_names
, ku jadi liat2 itu di MRT dan menghabiskan sekitar 10 menit. Banyak yang lebih aneh loh.
Rin@Rin : 2008-04-09 09:07:59 UTC+0000
diacu: >>163 >>247
Kampanye untuk menghentikan penggunaan bahan berbahaya yang sering dipakai:
http://web.archive.org/web/19970125142623/media.circus.com/~no_dhmo/
yuku@Rin : 2008-04-11 17:47:11 UTC+0000
>>162 BAHAYA DIHIDROGEN MONOKSIDA [terjemahan]

Larang Dihidrogen Monoksida! - Pembunuh Kasat Mata

Dihidrogen Monoksida (DHMO) tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa.
Ribuan orang terbunuh olehnya setiap tahun. Kebanyakan disebabkan penghirupan
DHMO yang tidak sengaja, tapi bahaya DHMO tidak berhenti sampai situ.
Terkena bentuk padatnya dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan kerusakan
jaringan. Gejala-gejala tertelan DHMO di antaranya keringat yang banyak bercucuran,
sering kencing, merasa sesak dan mual, muntah, dan ketidakseimbangan elektrolit tubuh.
Menjauhkan DHMO dari mereka yang sudah mengalami ketergantungan DHMO
menyebabkan kematian.
Rin@Rin : 2008-04-12 16:45:40 UTC+0000
Dulu di PPKn belajar bahwa:
Bertakwa adalah "mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya".

Nah, dari dulu aku bingung dengan kalimat ini dan merasa bahwa seharusnya kalimatnya adalah:
Bertakwa adalah "mengikuti perintah dan laranganNya".

Kebingungannya disebabkan karena dari dulu aku mengira bahwa "larangan" itu artinya:
- sesuai yang sifatnya melarang
ATAU
- versi negatif dari perintah
ATAU
- kalau "perintah" itu isinya menyuruh orang melakukan sesuatu, aku mengira "larangan" itu sesuatu yang isinya menyuruh orang tidak melakukan sesuatu

Di sini memang aku yang salah, karena imbuhan -an tidak pernah berarti perbuatan itu sendiri, melainkan selalu obyek dari perbuatannya.
Dan aneh aku baru sadar ini *hari ini*.

Kalau dipikir-pikir, rasanya dulu bisa bingung karena di bawah sadar mengira kalimatnya itu paralel, jadi karena di awal ada kata "perintah" yang merupakan *perbuatan*, secara tak sadar mengira "larangan" juga adalah *perbuatan*.

Tapi, kalau dipikir lagi, kayanya kalimatnya memang kurang bagus, karena perbuatan melarang sendiri juga sudah merupakan perintah, jadi kalimat berikutnya itu sebenarnya tidak perlu (redundant).
Rin@Rin : 2008-04-12 17:24:49 UTC+0000
diacu: >>166
Pemutakhiran (update):
Setelah dipikir lagi, rasanya memang penggunaan kata "larangan" sering berarti perbuatannya dan bukan apa yang tidak boleh, misalnya:
- papan larangan
- "Larangan ini diberlakukan...."
- larangan bermain sepatu roda
dst

Padahal perbuatannya sendiri seharusnya "pelarangan". Yah, tapi kalau artinya memang perbuatannya, berarti seharusnya justru "melakukan larangan", jadi kalau misalnya "dilarang masuk", kalau tidak masuk kan artinya mengikuti.
yuku@Rin : 2008-04-14 06:29:27 UTC+0000
>>165
Kalo menurutku kata larangan di poin ke 1 dan 3 di atas bukan berarti tindakan melarang,
tapi emang sesuatu yang dilarang, sih. Jadi bukan pelarangan.
Papan larangan kayanya sepola dengan papan buatan, papan belian, dsb.
kalo larangan bermain sepatu roda tampaknya sih menjawab "larangan yang mana?"
sepola dengan cetakan laporan keuangan.
Rin@Rin : 2008-04-16 05:01:12 UTC+0000
diacu: >>168
"di-" dan "di"
Sebuah Pemikiran

Seperti pernah kubilang sebelumnya, seringkali orang menulis imbuhan dipisah tapi kata depan disambung. Apa alasannya?
Yah bisa jadi sih kebetulan, tp terjadinya cukup umum.
Sekarang sih jadi terpikir, jangan2 alasannya itu karena:
imbuhan "di-" biasanya memperoleh penekanan, jadi terkesan seperti kata terpisah
kata depan "di" biasanya tidak ditekankan, jadi seperti bagian kata yang sama

Biasanya kata2 dalam bahasa Indonesia memperoleh penekanan di bagian paling akhir, jadi sepertinya ada pola:
*Setelah suku kata yang ditekankan ya ganti kata berikutnya*

Makanya itu terjadi.

Begitukah?

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (nol tiga)+(lima tiga)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|