>>901
Ya udah kutanggapi omonganmu karena merasa penting
1. maap klo aku salah menilai kamu tak merasa bersalah. Karena bagiku emang kamu sama sekali tak menunjukkan rasa bersalah.
jadi aku mungkin salah menganggapmu tak merasa bersalah
2. Kamu bebas ya boleh. Tapi ya harus bertanggung jawab. Kalau udah sampe menyakiti orang lain? Buat apa?
Merasa diri sendiri benar gt? Lalu semua yang kamu anggap ga benar boleh kamu lawan sesuka kamu?
Cuman manusia oi. Apa yang kamu anggap bagi dirimu sendiri itu benar mungkin ga benar bagi orang lain.
Berkorbanlah. Simpan air mata, keinginan, dan kebebasanmu sendiri. Emang susah. Tapi aku juga mencoba berkorban untuk orang yang penting bagiku contohnya keluarga,
Kalau aku ga coba berkorban, entah apa yang udah tak kulakukan dan telah kulakukan. Hidup ngapain sih menyakiti orang2 yang kamu sayangi?
Aku masih merasa ga ada gunanya kamu sengaja menyakiti orang yang kamu sakiti di hidup ini.
Itukah yang kamu sebut dewasa? Dengan ga mempedulikan orang lain demi kebebasan diri sendiri?
Kalau aku marah emang aku sering berpikir. Kenapa sih ada orang yang di depan ngomongnya Firman Tuhan tapi di belakang menyakiti orang pun ga peduli?
Itu bukan kesaksian hidup yang baik kalau menurutku.
Udah sekian dan terimakasih. Ditulis dengan emosi yang cukup tinggi dan air mata bbrp mili. (klo lagi esmos emang suka nangis kok)