HORE <s>SERIBU</s>DUARIBU || ide yuku dan bukan ide yuku

No 1053-1059 No 1033-1052 Semua (balik urutan) |

Rin@yuku : 2008-04-21 04:14:40 UTC+0000
diacu: >>1054
Lanjut >>1039
Pernah ad yg bilang bahwa di bahasa Melayu yang benar adalah "robah", alasannya karena sering muncul tulisan itu. Karena penasaran, maka kubuka kamus bahasa Melayu (sebenarnya Melayu-Inggris) dan ternyata yang benar adalah "ubah", jd bukan "robah" maupun "obah". Weleh.

Hal lain lagi. Walaupun banyak orang yang salah antara "mengubah" dan "merubah", maupun "diubah" dan "dirubah", tapi herannya tidak ada yang salah menulis "berubah", padahal dengan orang sudah menerima kata "berubah", berarti sebenarnya mereka juga sudah menerima bahwa kata dasarnya adalah "ubah", karena kalau kata dasarnya adalah "rubah", maka jadi "berrubah".
Di sisi lain, memang lebih sering orang membuang 1 huruf 'r' di saat imbuhan "ber-" ditambahkan ke kata dengan huruf awal 'r', jadi ya.... Sebenarnya "berubah" itu apakah hasil dari kesalahan mengeja yang justru jadi benar? Aneh....
Rin@yuku : 2008-04-21 04:37:23 UTC+0000
diacu: >>1059
Lanjut >>1053 lagi ah
Berbagai sumber bilang bahwa ber- + r* --> ber*, alias 'r'nya hilang satu, benarkah demikian?
Dulu waktu SD pernah diajarkan bahwa yang benar adalah "berramah-tamah" bukan "beramah-tamah", entah apakah gurunya salah ngerti, gurunya salah ngomong, akunya salah dengar, akunya salah ingat, atau apa. Kejadiannya sudah lama banget dan penulisan imbuhan ini tidak pernah diajarkan lagi, jadi... entah....

Daripada memikirkan yang sudah lama, lebih baik analisa sekarang saja.
Bagaimana biasanya kata tadi diucapkan? Apakah "berramah*" atau "beramah*"? Sepertinya biasa orang ngomongnya "berramah", jadi descriptively ini yang benar (seperti jg descriptively "merubah"lah yang benar, tapi jadi kedua ini tidak konsisten).
Ataukah diucapkan "berramah*" tapi ditulis "beramah*"? Kalau begini kan berarti tulisan dan bacanya jadi beda, padahal ejaan bahasa Indonesia dirancang agar tidak begitu.
Selain itu, ada imbuhan "per-" dan "pe-", kalau masing-masing imbuhan ini menempel pada kata dengan huruf awal "r", hasilnya jadi dituliskan sama dong, nah yang begini kan jadi membuat bingung. Ini dengan asumsi "'per dan r' jadi 'rr'", karena kalau memang "'per dan r' cuma 'r'" ya keambiguannya juga ada di bunyinya jadi ya... apa boleh buat....

Jadi ya pertanyaannya sekarang: Bagaimanakah caramu mengucapkan "ber + ramah-tamah"?
yuku@yuku : 2008-04-22 03:18:13 UTC+0000
>>1054
Dulu justru ku ga pernah diajarin jadi 2 "r" kaya gitu, tapi ber di setiap ber + r*
jadi be + r*. Lalu ada aturan2 aneh yang misalnya, kalau ber + kerja jadi bekerja bukan
berkerja, tapi ga gitu tau apa aturannya.

Kalo caraku bilang ber + ramah-tamah sangat tentu "be ra mah ta mah"
Salah satunya karena ku ga bisa ngomong "r" di akhir suku kata.
Jadi kalo ku mau ngomong bercanda juga jadinya becanda. Selain itu belaku, bedoa, dsb.
Weleh weleh.

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|