A2B: Apa Aja Boleh

>>46 Wah, saya nggak berpikiran macam-macam kok. Saya waktu membaca kalimat itu lalu membayangkan diri kalau misalnya ada teman/kolega/bos yang menelepon, lalu terdengar suara tangisan, nanti dikira tidak hormat. Maka saya spontan bertanya, apakah situ sudah mempertimbangkan hal seperti itu, kalau sudah, apakah ada cara menanggulanginya? Misal: aktifkan mesin penjawab dulu.
Saya tidak berpikiran bahwa harus 'lurus' atau sudah 'tau', atau jangan2 kamu suka membayangkan kebanyakan orang berpikiran begitu ya? Kalau memang begitu, tolong sirnakan dulu bayang-bayang itu dari benakmu.

>>62
Ini ngomong apa sih?
Ko mendadak ada kata2 "berpikiran bahwa harus 'lurus' atau sudah 'tau'" padahal saya tidak mengharuskan apapun sama sekali.

>>63 Intinya pertanyaan di >>42 bukanlah pertanyaan dari orang yang sudah tau penjelasannya -> Menjawab pertanyaan di >>46

>>64
Bingung. Mengapa juga ada kata2 bayang2? Padahal saya tidak membayangkan apa2 apalagi mengatakan sesuatu yang mengarah ke sana. :(
Sedih. :(

Di >>64 tidak ada kata bayang-bayang.
Kalau bingung, singkirkan dulu >>62, dan anggap saja pertanyaan >>42 dari orang yg belum tahu penjelasannya. Dan bukan orang yg "tidak memberi maupun menerima kondisi tambahan."
Pernyataan ini untuk menjawab >>46.

>>66
Di >>62 lah, bukan di >>64....

>>62 >>63 >>64 >>65 >>66 >>67

Ini ngomongin apa sih, ku coba memahaminya tapi tak paham. Dari urutan bisa berubah
jadi tau dan lurus?

>>68
Sama, ku juga bingung.
Tiba2 ada yang bilang bahwa aku jangan begini-begitu, padahal ku dari awal juga tidak melakukan itu.

>>69
Lebih tepatnya:
Ada yang mengatakan bahwa orang lain harus menghilangkan suatu bayang2 padahal orang lain itu tidak membayangkan apa-apa maupun menulis sesuatu yang berkesan bahwa dia membayangkan sesuatu.

>>70
Yg bikin thread jg jadi ga paham apa yg sedang didiskusikan di sini.
Maksud awal cuma bercanda, jawab aja dari pilihan itu tanpa berpikir macam2 kondisi yg tidak disebutkan =)

Biar gak bingung, >>62, >>64, dan >>66 dst tidak usah dibaca dan diteruskan. Kembali ke menjawab >>46.
Intinya hanya mau klarifikasi lebih lanjut bagaimana bisa telepon ditaruh di sebelah bayi, lalu dibilang pertanyaan itu "terkesan sudah 'tau' penjelasannya" dan "pertanyaan yang biasanya tidak memberi maupun menerima kondisi tambahan".
Padahal ketika menulis >>42 tidak merasa terjadi hal yg tersebut di atas ("sudah 'tau' penjelasannya" dan "pertanyaan yang biasanya tidak memberi maupun menerima kondisi tambahan".

>>69 >>70
"ada yang bilang" dan "Ada yang mengatakan" itu siapa yah? Masi nyambung dengan sebelum2nya,
salah satu penulis di sini, ato mengacu pada orang lain yang tidak terlibat di sini?

bisa pake > > diikuti nama pemilik kalo mau link

>>72
Karena kamu ngomong soal "pekerjaan" padahal sesuai dengan kuncinya, "telepon" melambangkan "pekerjaan". Kalau kebetulan ya bilang saja begitu.

Sedangkan karena kamu tidak merasa "pertanyaan yang biasanya tidak memberi maupun menerima kondisi tambahan", maka sudah sewajarnya kuberitahu bahwa pertanyaan seperti itu tidak memberi maupun menerima kondisi tambahan. Ini informasi untukmu.
Sekarang sudah paham kan?

>>74 Kok pekerjaan sih? Sudah dibilang kalau 62 dst tidak perlu dibaca dan kembali ke >>46. Oh, maksudnya yg >>52 ya.
Saya kok heran sih, karena sebenarnya di waktu pertanyaan itu dilontarkan, justru diharapkan penjelasan/kondisi tambahan, misalnya tekan dulu mesin penjawab atau dianya sudah tahu kl telepon penting ke HP, bukan telp rumah atau sebab lain yg tak terpikirkan. Jadi bukanlah tidak mau menerima kondisi tambahan.

Ah, jadi tambah ruwet gini. Barangkali karena ada satu dua kata yg di satu pihak maksudnya begini, di pihak lain diartikan lain. Bener2 gp.

>>75
Telepon "penting" biasanya "kerjaan", jadi kukira maksudnya itu.

Bener kan ga menerima kondisi tambahan, masa ga sadar juga? Ini kan seperti soal ulangan pilihan ganda, memangnya bisa jawab seperti di bawah ini di pilihan ganda?
"Menurut buku cetak jawabannya adalah A, tapi kalau menurut hasil penelitian terakhir, A itu salah, tapi yang lainnya juga tidak ada yang cocok. Paling mendekati adalah D."

Ga boleh kan? Harus langsung jawab "A". Sama juga ini juga harus langsung jawab: A B C D E.

Eh, yang >>76 lebih menjawab soal "lurus".

Entah itu soalnya buatan tahun berapa, tapi kelihatannya ya tidak boleh tuh ngomong soal mesin penjawab dan HP. Bagaimanapun kondisi tambahan itu tidak diterima.
Kalau kau tidak tahu ya ini aku kasih tahu. Ini kan bukan soal yang mengharapkan orang yang ditanya untuk kreatif. Bukan soal2 untuk menjaring pegawai baru, yang begitu baru silahkan kasih kondisi tambahan.

>>77 Oh, maksudmu "lurus" itu pertanyaan psikotes. Kupikir pertanyaan >>42, maka dijawab seperti >>75. Karena >>41 adalah jawaban 'kreatif, bukan 'lurus'', maka pertanyaan >>42 mengharapkan jawaban yg 'kreatif' pula.
>>76 jadi gak nyambung, karena >>42 bukanlah seperti soal pilihan ganda.

>>78
Oooohhh....

Sebenarnya maksudnya, "karena jawabanku sudah invalid, maka mempertanyakan jawabanku otomatis ikutan invalid".

>>76 maksudnya sama2 "terpaksa jawab apa adanya".

Dua hari lalu waktu pulang kantor aku heran kenapa banyak banget orang di bus stop, ga biasanya. Kutunggu beberapa saat, ga ada tanda2 bus datang sama sekali, kecuali satu yg belok dari gang. Ternyata sekitar jarak 2 lampu merah ke arah Aljunied jalan sedang diblok. Waktu itu penasaran, kayaknya kecelakaan karena ada lampu2 biru merah dari kejauhan. Aku jalan ke bus stop lain buat ambil alternative bus, trus ketemu orang yg katanya udah nunggu bus di depan kantorku sampe sejam (hebat masih ditunggu juga lama gitu). Kupikir besok mungkin ada artikelnya di koran kalo kecelakaan gede.

Kemaren baca koran gratis, dan emang ada beritanya, ledakan di selokan yg uda ga dipake, aneh amat. Sampe skrg msh ga ngerti kenapa bisa ada ledakan di sana. Setengah jalan MacPherson udah dibuka kmrn, setengahnya katanya mulai hari ini udah buka juga. Untung juga sih kantorku di pojokan jalan yg udah dibuka dari kmrn =p.

Kemaren malem sepulang dari NTU alumni bbq, aku terkunci di luar rumah .... gyaaa! Untung ga sendirian, krn ada 1 housemate juga yg baru pulang bbrp menit sblm aku. Dia tlp krn mengira aku ada di rumah, ternyata kita senasib sepenanggungan, terlunta2 di luar krn pintu ga bisa dibuka. Lampu di rumah menyala, tp ga ada yg angkat tlp meskipun udah ditelepon setiap bbrp menit. Kukira housemate yg di rumah sedang mandi, jadi mungkin kira2 setengah jam lah. Ternyata tidak!! Sudah hampir sejam kekunci di luar masih ga ada tanda2 pintu akan dibuka. Kami telepon terus rumah dan hp housemate yg harusnya di dalam. Akhirnyaaa, penantian kami ga sia2, dia angkat tlp. Dia lagi ga enak badan jadi ketiduran, dan ga kebangun meskipun udah bbrp lama. Salahnya sih dia kunci pintu dari dalam, jadi ga bisa dibuka. Puji Tuhan, akhirnya dia bangun dan membukakan pintu dari dalam =). Ga jadi terlantar di luar semaleman, udah bingung sih mo gimana kalo ga dibukain pintu.