entah

No 30-37 No 10-29 Semua (balik urutan) |

Rin@Rin : 2007-10-07 16:41:13 UTC+0000
Di Singapura ada berbagai macam minuman:
ada teh peng, bandung, horlick, susu kacang....
ada berbagai macam sari buah seperti:
jeruk, alpukat. kelapa muda....

tapi....

Di mana yang jual *kelapa kopyor*, ya?
:S

T_T
Rin@Rin : 2007-10-10 15:31:00 UTC+0000
diacu: >>32
Tau *computer bug*, kan? Harusnya sih tahu, tapi kalau ga juga gpp. Bahasa Indonesianya apa, sih? Buat mudahnya sih biasanya tetap ditulis "bug" tp dibaca "bak", mirip aslinya. Seandainya diterjemahkan, jadi apa, ya? Karena "bug" sendiri artinya "kutu", jd bs pake kata itu, namum, menurut saya kurang tepat.
Kata "bug" sendiri bisa merupakan suata kata kerja yang berarti "mengganggu". Dari sini, "bug" sebagai kata benda bisa berarti "gangguan", karena kutu memang menggangu. Sumber masalahnya kecil, tapi akibatnya besar, itulah "bug".
Nah, bagaimana dengan "kutu"? Sayangnya kutu tidak mempunyai arti yang demikian, "kutu" ya "kutu", memang bisa mengganggu tapi tidak mirip dengan "bug", jadinya istilah "kutu" agak kurang tepat di sini. Kabar baiknya, bahasa Indonesia punya kata yang artinya mirip dengan "bug", "serangga kecil tapi mengganggu dan cocoknya diberantas".

Karena itu, marilah kita menerjemahkan "bug" dengan kata ini saja, yaitu....
*BANGSAT!*
yuku@Rin : 2007-10-10 17:46:47 UTC+0000
diacu: >>33
>>31
cape kalo tulis bangsat, panjang. Nanti ada debangsat lagi. walah.
Lagi pula, dulu guru bahasa pernah bilang, apa beda bangsat dan maling?
Jawaban: maling = tindakan mencuri. Bangsat = pelakunya.
Kalo ku sih, bug kubaca tetep BUG (seperti dalam menggebug) bukan
bag ato bak. Tetep aja bukan kutu maupun serangga.
BEberapa bulan ini, kalo mo bilang DEBUG, ku bilangnya GEBUG aja.
Sebetulnya cocok loh, GEBUG itu kan kaya "pukul dengan keras"
jadi ku mau GEBUG biar BUGnya ilang ->ku mau gebukin serangganya biar mati
heheh keren kan? :P
Rin@Rin : 2007-10-11 12:35:38 UTC+0000
>>32
Wah, kalau gitu ga usah "debangsat," tapi "bangsatnya digebug," kan lebih bagus. ^^

Mu ngomongnya "gebug", ya? Tp kebanyakan orang ngomongnya "gebuk", tuh. :(
Rin@Rin : 2007-11-23 16:37:42 UTC+0000
Pernah menerima undangan? Harusnya sih pernah.

Tujuan undangan tentu ada macam2, bisa hal yang serius bisa pula untuk yang senang2. Bentuk undangan juga ada macam2, ada yang serius ada yang *SKSD Palapa* (Sok Kenal Sok Dekat PAdahaL bukAn siaPa-siapA). Menyebut sebagai "SKSD Palapa" mungkin agak berlebih, yang penting maksudnya ada undangan yang bentuknya sangat informal dan akrab. Menurutku sih undangan seperti ini boleh-boleh saja, tetapi kalu tujuan undangannya serius, melihat undangan seperti itu malah membuat kesal.....
Rin@Rin : 2007-11-23 16:50:49 UTC+0000
Ada banyak tujuan orang menyatakan sesuatu ke orang lain dalam bentuk tertulis, contohnya ya... undangan....

Tapi ada beberapa hal yang kalau muncul di tulisan membuat saya sangat benci tulisan itu, antara lain: (hanya menyangkut tulisan bahasa Indonesia)
- Penggunaan kata-kata bahasa asing seperti "please" dan "sorry" atau yang lebih parah lagi: "plis" dan "sori" (atau "plis dong ah")
- Penggunaan kata-kata bahasa Inggris yang sebenarnya punya padanan dalam bahasa Indonesia dan juga merupakan kata yang "baru", yaitu bukan sudah dari dulu masuk, apalagi kalau bentuk aslinya atau padanan bahasa Indonesianya sangat *jauh lebih mudah dimengerti*, contoh: *presaposisi*, padahal lebih mudah mengerti *presupposition* dan *prasangka*
- Penggunaan kata-kata seperti "rubah" seperti pada contoh: "rubahlah bentuk ini...." atau "merubah A menjadi B"
- Lebih sering memisah imbuhan dibanding tidak, contoh: "di jual", "di tolak"
- Menggunakan bentuk "mau di-" di saat dimaksud adalah "mau me-", apalagi kalau dibarengi penggunaan di atas, contoh: "Saya *mau di bunuh* oleh dia"
- Menggunakan "kita" di saat yang dimaksud adalah "kami", soalnya saya kan tidak ada urusan dengan kalian kenapa harus diikutsertakan....

Tentu saja, kalau tulisan ini tidak menyangkut saya, maka tidak ada masalah bagi penulis, tapi kalau tulisan ini menyangkut saya, misalnya, ya balik lagi ke yang tadi, undangan, maka saya merasa tidak harus menjawab.
Apakah cuma saya yang merasa seperti ini? :S
yuku@Rin : 2007-11-24 06:50:09 UTC+0000
diacu: >>38
>>35
Wah, ternyata mu sebagai orang Jakarta (semoga ga salah), merasa
benci juga dengan pemakaian kami dan kita yang salah yah.
Dulu kagalah ada yang bilang, orang yang pake "kita" untuk maksud
"kami" itu karena di Jakarta istilahnya begitu.
Sama, ku juga suka ga seneng dengan istilah "kita" yang salah,
alasannya juga sama, ga ada urusan kenapa diikutsertakan...

Di lembar doa grii:
"Tulislah nama-nama dibawah ini untuk
di doakan dan di undang oleh anda"
Hebat, satu kalimat tiga salah.
Kelvin@Rin : 2007-11-26 11:48:11 UTC+0000
helo2..
aku anggota baru di meletus neyy..
salam meletus:
meletus balon hijau *DOR!!* hatiku sangat senang..
wakakakakakkk.
drop me some commentz plzz..^^.

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (lima mpat)+(satu mpat)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|