Karena keterbatasan waktu, maka jenis yang kedua, "Kata2 yang berlebih karena tidak menambah arti" belum dipaparkan.
Menjawab
>>296, kalimat2 tersebut memang berlebih, tapi merupakan contoh dari jenis yang kedua.
Topik ini agak "susah" karena ad yang mengatakan
*harus dihindari* ada pula yang menentang.
Contoh di
>>271 muncul dalam apa yang namanya "style guide" dan katanya, sih "poor style". Mereka menentang penggunaannya.
Aku sendiri bingung sebaiknya yang mana, jadi tidak memihak. Lain dengan jenis pertama yang menurutku harus dihindari.
Jenis kedua ini yaitu menggunakan kata-kata yang kalau dihilangkan pun artinya tidak berubah.
Lalu, apa yang susah?
Dalam bahasa Inggris, fenomena ini disebut dengan "redundancy". Karena mungkin ada yang tidak paham, maka saya jelaskan ini dulu.
Menurut kamus Inggris-Indonesia, kata ini berarti "berlebihan, kemewahan, kelimpahan", tapi arti ini, walau mungkin benar, cukup berbeda dengan penggunaannya dalam bidang teknis. Redundancy dalam satu rancangan maksudnya adalah rancangan itu menggunakan lebih banyak dari yang dibutuhkan. Contoh:
1. Bangunan hanya perlu 6 pilar, tapi dibangun dengan 8 pilar.
2. Hard Disk cukup perlu 1 untuk menyimpan data, tapi pakai 2.
3. Pesawat terbang cukup perlu 2 mesin tapi ada 4 (tergantung pesawatnya).
Perlu ditekankan bahwa dalam bidang teknis, sekedar menambahkan
*bukan* redundancy yang bagus, apalagi kalau misalnya hanya membawa, seperti misalnya mobil membawa 1 roda tambahan (yang ini sekedar "cadangan").
Redundancy adalah bagian dari rancangan, jadi merupakan sesuatu yang dipikirkan.
Apa gunanya? Kegunaannya pada dasarnya sama semua, yaitu agar rancangan secara keseluruhan masih dapat melaksanakan tugasnya. Mungkin saja tidak sebagus saat semuanya ada, tapi setidaknya tidak langsung gagal total. Jadi ada faktor keamanan di sini.
Tentu saja, menambangkan komponen artinya biaya lebih banyak. Di sinilah polemiknya: pilih biaya atau pilih aman?
Balik ke tentang bahasa. Menambahkan kata2 yang mempunyai artinya bisa berguna untuk memperjelas. Mungkin inilah alasan terkuat bagi yang pro. Di sisi lain, biaya menambah kata sebenarnya tidak banyak, tapi mungkin dianggap bodoh. Mungkin sebenarnya ini adalah usaha dari orang2 yang lebih pintar untuk membedakan diri mereka dari orang2 "biasa".
- Rin