Meletuslah hai balon yang telah menghijau terang!!

Melihat daftar terjemahan bahasa asing ke bahasa Indonesia, saya banyak terdapat kata-kata yang aneh. (http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Terjemahan)
Spt acknowledgment jadi sanwacana, concept jadi anggitan, discrete jadi farik, glossary jadi takarir (?), mobile jadi lasak, sample jadi terok, transparancy jadi beningan (kenapa nggak kertas mika aja?), bahkan zero pun jadi sifar/sifer.
Jadi aneh istilahnya, masak capslock jadi kancing kapital, dan SMS jadi Surat-Menyurat Singkat. Tapi kreatif sekali yang bikin.

>>104
Beberapa ada (dan gubrak), tapi SMS dan capslock ko uda ga ada ya, apa itu dari
halaman yang sama?

>>105 Bukan itu aku lihat dari sumber lain. Dari sebuah forum.

>>104
Ada "jantina" buat "gender", itu maksudnya JANtan + beTINA, ya? :S

Jaman sekarang ini orang jadi makin malas keluar untuk jalan2 atau turun dari mobil, menyebabkan adanya konsep drive-through. Mulai dari beli makanan, nonton bioskop, bank, toko, dan saya baru tahu ternyata bahkan untuk gereja! Foto lebih jelasnya lihat di http://fogonazos.blogspot.com/2007/02/weirdest-drive-thrus.html
Saat service dijalankan, semua orang masih di mobil! Worshipping outdoor ini sudah ada sejak tahun 1950! Sungguh mengherankan, tapi aku kok baru tahu sekarang ya.
Yang unik lagi ada pula Drive-thru weddings dan Drive-in Funeral.
Selengkapnya lihat di http://www.driveinchurch.net/ dan http://www.nohoelc.org/yourti11946.html
Di youtube ada ttg Mc Jesus, meskipun ini nampaknya hanya parodi. (http://www.youtube.com/watch?v=DWluCinnrWo&feature=related)

Jadi aneh, orang jadi gak ada persekutuan. Semuanya ingin serba praktis dan instan.

>>108
Gambar2 gereja yang di http://fogonazos.blogspot.com/2007/02/weirdest-drive-thrus.html
ko tampak mencurigakan sih, seperti hasil editan.

Lalu di http://www.driveinchurch.net/ , ga disebut jadwal kebaktiannya, padahal kan itu
yang paling penting?

Hari ini ada berita yang cukup menghebohkan di straittimes. Dan ternyata saya menemukannya juga di http://news.asiaone.com/News/AsiaOne%2BNews/Crime/Story/A1Story20080121-45913.html
Isinya tentang associate professor yang ditangkap karena mencuri pakaian dalam di NTU. Begini selengkapnya
AN associate professor with a fetish for women's underwear has been charged with theft and fradulent possession of bra, panties and apparel.

Lee Wing Foon, 39, was first charged in court last December with stealing two bras and a pair of panties at Nanyang Technological University on Dec 20. He was then remanded for psychiatric observation.

On Monday, he was further accused of two charges of stealing three more bras and three underwear at the Hall of Residence 10 at Block 50 NTU on Dec 20.

He also faces two charges of having 30 panties, 32 bras and 58 pieces of apparel suspected to have been stolen at NTU, and 272 pieces of bra, 87 panties and 65 pieces of clothing at a flat in Compassvale Lane, Sengkang, the next day.

A pre-trial conference will be held on Feb 18.

If convicted, Lee, who has a doctorate in engineering from NTU, could have been jailed for up to three years or fined or both for theft. The maximum penalty for fraudulent possession is a fine of $3,000 or a jail term of up to one year.

Ada beragam tanggapan mengenai IA yang telah memasuki minggu ke 4 bagi yang sdg IA skrg:
Ada orang yang merasa di tempat IA dia tak paham dengan bahasa2 yg dipakai di sana, sehingga ingin pindah.
Ada orang yang tutor NTUnya tak mengerti dengan topik yang dikerjakan anak didiknya di tempat kerja, karena melenceng dengan jurusan yang ditempuh, sehingga tutor menyarankan untuk pindah perusahaan, dan pindahlah dia.
Ada orang yang karena datang setengah jam lebih lambat dari seharusnya dan pulang setengah jam lebih awal dari seharusnya, mgkn juga malas-malasan di tempat kerja sehingga beberapa hari lalu *dipecat*. Saya pernah dengar ada orang yg dipecat karena mengirim virus di starhub. Tapi ini dipecat karena malas. Selain itu terbetik kabar bahwa beasiswanya dicabut lagi, karena nilainya kurang memuaskan. Entah bagaimana ke depannya nanti.
(Lebih baik ku tak menyebut nama)