dari respon
>>590 dan
>>591, sptnya pendapatku emang tidak digubris total oleh yuku yah. terserah deh.
inti pesanku yang tersirat ttg "harus lebih hati2 menulis, karena menulis itu punya pengaruh kepada publik, jangan hanya impulsive saja" ternyata kurang dimengerti dan dibalas dengan "ini namanya jg tempat ungkapkan perasaan" di
>>590. kalo gitu silakan aja, ungkapkanlah perasaanmu secara publik, ceplas ceplos, letus2 aja sana sini. mari kita liat akibatnya apa di masa depanmu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
untuk respon asa di
>>589, aku salut dengan critical thinkingnya asa.
1. "berdasarkan pengalaman yg sudah2 ngomong langsung sama yuku ada gunanya." -> belum tentu loh. itu mungkin asa yang ngomong, jadi dia mau denger. reaksi untuk tiap orang itu beda2 kok, tergantung siapa yang ngomong. pesan sama yang disampaikan 2 orang berbeda bisa saja ditanggapi berbeda oleh orang yang sama.
2. "menurutku pelaku jahat kalo pengen yuku nyari2 siapa pelaku, bikin yuku bingung, padahal yuku udah mo exam, sepertinya pelaku ingin hukum yuku dengan mengacaukan persiapan examnya." -> memang dulu pernah kepikiran mau gitu. dulu malah sempat tergoda untuk membuat dia JAUH lebih bingung lagi dengan ga kasi hint sama sekali. pelaku sangat
*jahat* ya. ku setuju dengan kalimat asa yang mengatakan "pelaku jahat", karena pelaku emang orang jahat. baru sadar sekarang. terima kasih buat masukannya, jadi bisa bertobat.
3. "ku juga meragukan pelaku beneran kasi hint supaya ketauan siapa dia" -> terserah sih mau ragu atau ga. cuma perlu diketahui aja, sebelum post
>>571 itu pelaku sudah memikirkan LEBIH dari 48 jam apakah serius mau mengepost. dan kalo mau, gimana caranya, apakah perlu ada hint atau ga, gimana tentang soal etis, semuanya dah dipertimbangkan (jadi kalo di kriminal, ini termasuk kejahatan yang terencana, dan hukumannya berat). cuma sayangnya, pelaku akhirnya mengambil keputusan salah dan jatuh kedalam dosa, karena lupa berdoa bapa kami "...seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami..." dan bercermin dulu.
PELAJARAN BAGUS lagi buat diri pelaku: keputusan benar atau salah itu bukan ditentukan dari lamanya pertimbangan. walaupun dah mempertimbangkan lebih dari 48 jam, masih aja salah mengambil keputusan. jadi sekarang baru sadar, orang yang mengambil keputusan salah itu bisa saja sudah memikirkan dengan lama loh! selama ini kukira kalo bener2 mikir dengan matang, pasti ga akan salah mengambil keputusan. ternyata salah. memang manusia serba terbatas.
4. "pelaku tau cara yuku tau identitas pelaku" -> emang betul. sudah kubilang, pelaku BUKAN orang yang ceroboh. Di
>>590, yuku menulis "Mana ada sengaja nyediain jejak, itu mah ga mau ngaku kalah aja." yang serentak direspon oleh asa di point no3 -> terserah yuku aja kalo mau menganggap begitu, tapi pelaku tau benar apa yang pelaku lakukan waktu itu. dari segi teknis, semuanya sudah dipertimbangkan, jadi tidak ada yang lalai. yang lalai itu dari segi moral, ga etis pelaku mempost seperti itu. sudah menjadi refleksi pribadi buat pelaku kok.
5. "berarti yuku udah melakukan hal yg sulit dong dengan ga bocorin identitas pelaku" -> memang. pelaku aja salut. setiap orang memang ada sisi baik dan jahatnya. ini mungkin salah satu sisi baik yuku yang harus dipertahankan.
6. "kalo yg gt si ga usa bikin portal, bikin buku harian ato milis ajah." -> emang seharusnya begitu bukan? kalo hanya sebatas ceplas ceplos saja, mending jangan diekspos ke publik. media itu ada macam2, bukan hanya online kok. ada forum, chatting, sms, telepon, dsb. ada etika pemakaian masing2. memang portal secara umum lebih bebas dibandingkan blog, tapi kalo ada kalimat2 yang mencela orang2 tertentu, sebaiknya jangan dipost online gitu, bahaya. memakai portal untuk "tempat mengungkapkan perasaan" itu boleh2 aja, tapi harus diliat "perasaan" yang diungkapkan itu seperti apa. sangat setuju dengan
>>597, masalahnya bukan masalah ngomong terus terangnya, tapi "impulsive"nya. apakah perlu ceplas ceplos begitu kalo ngepost, apalagi kalo menyerang pihak2 tertentu. jangan dipost utk dibaca publik, itu namanya pencemaran nama baik. secara hukum bisa dituntut loh, karena forum juga salah satu karya tulis (walaupun dalam hal ini aku jg bisa dituntut balik karena sudah membalas perbuatan yuku). kalo ingin curhat yang sifatnya personal (mencela2, kagum, memuji), yah pakai telepon atau chatting aja, dan lakukanlah dengan teman2 dekat/keluarga saja, jangan didepan publik. melet.us dapat diakses dimanapun diseluruh dunia, jadi ketahuilah resikonya sebelum meletuskan ide2 anda.
7. "mengenai beda anak kecil dan orang dewasa, dari definisi itu bisa disimpulkan pelaku anak kecil dong, karna cuman brani pos tanpa nama, ga brani dimintai pertanggungjawaban atas kata2 sendiri." -> memang benar. pelaku malah merasa dengan mengepost seperti ini, pelaku bukan sekedar anak kecil lagi, tapi malah sudah kerdil, lebih kerdil dari kalimat2 yuku pada awalnya. Baru sadar point ini abis pencet tombol "kirim", makanya pelaku sudah berjanji TIDAK akan mengulangi kejadian begini lagi bukan? sudah tercantum dengan jelas di point refleksi nomor 2 di
>>586.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
mari
*BOCOR* rahasia sedikit kenapa bisa sampai terjadi insiden
>>571. Awalnya pelaku tidak tahu menahu (dan tidak ingin tahu jg) soal melet.us, tapi karena sptnya cukup populer dan dipopulerkan orang2 tertentu, maka satu hari pelaku mencoba membaca. pertama yang dibaca adalah punya yuku, karena selain dia pencipta forum, nama dia juga di urutan pertama. Maka kubaca dari nomor 1. awalnya cerita2nya menarik, pikirku seru jg ada forum2 spt ini, jadi kubaca terus. sampai akhirnya pelaku ter*kejut*, dan kutemukan beberapa nomor yang sangat menyinggung hati pelaku (entah tujuan yuku mempost itu apa, tapi yang jelas sindirannya sangat direk). yuku harusnya tahu nomor2 yang pelaku maksudkan disini (hint: 3 digit), soalnya kejengkelan2 yang yuku lontarkan di melet.us tidak banyak (kalo sudah lupa, silakan baca aja dari nomor 100). ---<<<alangkah indahnya dunia kalo waktu itu pelaku tidak tertarik untuk membaca melet.us>>>---
nasihat TERAKHIR dariku buat yuku (terakhir karena pelaku TIDAK akan mengunjungi melet.us lagi -> disclaimer: bukan karena pengecut, tidak mau menerima saran lagi dsb, tapi karena sebaiknya waktu itu dipakai untuk hal2 lain yang lebih konstruktif daripada saling mencela. kalo pelaku ada pendapat pribadi di masa mendatang, juga ga akan dilontarkan melalui posting2 beginian, tapi langsung ketemu atau lewat telepon/sms saja): hargailah pendapat orang lain selama mereka masih mau memberikan nasihat kepadamu. walaupun pelaku sendiri mungkin adalah orang brengsek (atau ga penting, bukan siapa2 dsb), tapi nasihatnya ga selalu jahat. terima kasih juga atas masukan para pemirsa, dari
>>[kittymew],
>>[asa],
>>[initehsusu]. pelaku sudah banyak belajar dari komentar2 anda yang konstruktif.