SELAMAT!
Memang hebat. Seperti dugaanku, akhirnya identitasku terungkap. Awalnya kukira bakal terungkap dalam waktu 24 jam, tapi nyatanya butuh hampir 48 jam.
Satu aja kekeliruan yang kusayangkan di
>>581, "
*dikiranya* dia bisa
*sembunyi2* ngepos"-> yuku
*SALAH* besar.
Justru pelaku
*SENGAJA* membocorkan BEBERAPA hint penting, supaya yuku bisa cari tau identitas pelaku dan (semoga) bisa introspeksi diri, sadar atau ga sadar yuku sudah menyakiti hati pelaku. Ga susah kok untuk menghilangkan jejak secara TOTAL. Pelaku juga tau jelas cara mendapatkan solusinya, jadi emang sengaja dibiarin. Apalagi yuku jago komputer dan yuku yang membuat forum ini, jadi mustahil kalau yuku ga sanggup memecahkan soal sesimpel ini. Pelaku BUKAN orang bodoh dan ceroboh, kok.
Pelaku
*tergoda* untuk melihat reaksi yuku, apa yang yuku lakukan setelah mengetahui adanya posting tersebut. Dan reaksinya memang sesuai yang diharapkan: pertama2 BINGUNG, lalu akan MENCARI SIAPA yang mengepost. Alangkah indahnya jika yuku bukan hanya mencari IDENTITAS PELAKU, tapi juga SEBAB kenapa pelaku tega mengatakan yuku sampai segitunya. Pelaku
*bukanlah* "orang yang
*entah kenapa* pengen menjelekkan yuku". Memang ada orang yang menjelek-jelekkan tanpa sebab, tapi sayangnya pelaku bukanlah orang yang demikian. Pelaku juga bukan orang yang "
*ga berani* ngomong langsung", tapi karena diomongin langsung pun ga guna. Malah yuku yang mulai
*ga berani* ngomong langsung dan meletus2 ga bener di beberapa posting sebelumnya. -> yuku seharusnya
*tau* entri2 mana yang pelaku maksudkan, tidak perlu pelaku tulis dengan gamblang disini. Kalau yuku ga tau (atau pura2 ga tau), silakan nanya aja langsung ke pelaku, biar jelas ASAL MUASAL masalahnya.
Sebenarnya pelaku juga tidak suka mengepos hal2 yang menjelek2kan orang lain. Tapi berhubung ini
*melet.us* dan sehubungan dengan
>>302 dan
>>[faq/21], pelaku
*tergoda* utk meletuskan idenya, dan akhirnya benar2
*jatuh*. Pikir pelaku, "Toh dalam beberapa post di atas, yuku (sadar atau ga sadar) juga
*sudah* meletuskan ide, kejengkelan dan keluhan2 yang mengacu padaku (walaupun nama pelaku tidak ditulis dengan gamblang) dan telah membuatku sangat sakit hati"
Pelaku juga sedih dengan komentar yuku "Karena pesan
>>571 itu bukan suatu yang mendalam, misal: diucapkan oleh teman dekat atau keluarga atau musuh beneran", karena pelaku seakan2 dianggap angin lalu yang pendapatnya tak perlu dihiraukan. Yah gpp sih, memang hak yuku untuk menganggap begitu.
Pelaku juga ga keberatan kalau yuku ga akan bilang apa2. Memang sebaiknya begitu, tidak perlu digembar-gemborkan. Simpanlah dalam hati yuku. Sama2 mengerti yah sudah, toh sudah dewasa. Post ini juga tidak perlu dilanjutkan lagi. Karena pelaku memang orang yang cinta damai, pelaku juga berjanji TIDAK akan mengulangi kejadian semacam ini lagi di kehidupan mendatang supaya dunia ini menjadi lebih damai dan sentosa.
RENUNGAN SINGKAT
Letusan2 didalam hati itu memang sering ada, tapi berhubung anda sudah DEWASA, ketahuilah bahwa ide dan tulisan itu sangat berbeda. Tulisan (posting) itu adalah kristalisasi ide (pikiran). Jadi jika anda menulis (hardcopy maupun softcopy) dan tulisan itu dapat dibaca oleh PUBLIK, maka tulisan itu hendaknya dapat dipertanggungjawabkan (sangat setuju dengan
>>319).
Beda anak kecil dan orang dewasa adalah, orang dewasa mempunyai hak dan kewajiban yang BESAR. Segala sesuatu yang dilakukan (BUKAN hanya ditulis) harus dapat dipertanggungjawabkan secara total dihadapan Tuhan, manusia dan bahkan di depan Iblis. Kalau memang itu cuma letusan dan ide2 pribadi, berdoalah kepada Tuhan dan komunikasikan seluruh isi hatimu kepadaNya, jangan hanya meletus2 ga jelas. Jika perlu, buatlah satu portal yang bisa diakses oleh sekelompok orang tertentu saja, atau bahkan hanya bisa diakses sendiri. Bersyukurlah anda hidup di Asia. Kalau saja anda hidup di Amrik, bisa2 anda menjadi korban penembakan hanya karena post2 begituan.
Akhir kata, post ini juga sudah menjadi refleksi dan teguran pribadi buat pelaku. Sama seperti yuku yang sudah belajar banyak dari kejadian ini (detektif2an dengan komputer dsb), pelaku juga belajar bahwa:
1. Aksi menimbulkan reaksi (baik positif maupun negatif).
2. Membalas kejahatan dengan kejahatan akan membuat yang membalas (reaktor) sama rendahnya dengan yang memulai (inisiator).
Memang membalas kejahatan (baca: kejengkelan) dengan kebaikan itu sesulit memasukkan unta kedalam lubang jarum. PEACE.