>>1150 [Jurnal gambit] [Hari 9] 2008-6-16
>>1164's continuation
Setelah liat2 flex, makan siang, ga liat2 flex lagi tapi mulai cari ide.
Segala macam ide muncul, tiap orang keluarin ide2nya sendiri, tapi yang kusuka adalah
ide demikian (nik dan yuku):
Pemain kontrol 3 karakter (ato kurang di awal2), masing2 punya cacat, misalnya
buta, tuli, botak, lemah, dsb. Pemerintah diskriminasi orang cacat jadi kalo polisi nemu
orang cacat akan dihukum. Nah tim ini mau berjuang mencapai raja palsu yang sedang
berkuasa tanpa ditangkap polisi. Caranya dengan saling membantu, salah satu karakter
juga nantinya raja asli. Pemain bisa ganti karakter kapan aja tapi 1 karakter doang sekali
main. Seperti rpg.
Tapi muncullah jos dan mat, yaitu product owner, dan mereka bikin makin pusing karena
bilang ini boleh itu boleh tapi harusnya begini (ga jelas) atau begitu (ga jelas juga).
Di akhir jam kerja, ide benar2 kacau, ds juga maunya dengar ide dari semua orang
tapi tak bilang mana yang bisa dan mana yang nga, akhirnya hanya berisi kritik2 dan
saran2 tanpa ada tujuan.
Ku sendirian beli sandwich di foodcourt.
Lalu setim disuruh nonton film "Pink floyd the wall" sambil pesan sandwich.