Halaman bukanAnonim

No 9-58 Semua (balik urutan) |

bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-01 06:02:12 UTC+0000
diacu: >>13 >>28 >>54
Kalau boleh ditanya mahluk seperti apakah yang paling menyebalkan buat saya?
Bukan mahluk pembohong.
Bukan mahluk pendengki.
Bukan mahluk pembunuh.
Bukan mahluk munafik.

Tapi mahluk yang selalu iri sama orang lain dan tidak bisa menerima kalau orang lain lebih dari dirinya (mungkin kekurangan orang lainpun bisa dijadikan bahan untuk iri).
Setiap kali orang lain membeli benda baru selalu dibuat untuk menyesal telah membelinya. Entah dibilang ada yang lebih murah, ada yang lebih bagus, atau kalau benda itu ternyata tidak dipakai semaksimal yang si pengiri biasa pakai, mungkin si pengiri baru merasa puas karena dia lebih hebat, dapet yang lebih murah atau pakai lebih maksimal.
Setiap kali orang lain melakukan aktivitas yang tidak biasa dilakukan olehnya, selalu dikata-katai "kok heran ya kamu melakukan hal ini, hal itu". Tiap orang kan memang berbeda, ga perlu sama.
Setiap orang lain pergi diajak temannya, diiri juga. Lalu ditanya-tanyai kenapa tidak mengajak. Kenapa orang lain bisa punya banyak teman, kenapa dirinya tidak. Ngaca, intropeksi diri. Banyak teman bukan karena dia lihai diplomasi atau dia jadi oportunis. Kalau sedikit teman sudah jelas karena sifat dia yang menyebalkan.

Semoga anda-anda tidak pernah bertemu dengan mahluk seperti ini. Kalau anda menemukan mahluk seperti ini, nasehat saya adalah segera jauhi. Seminimum mungkin hindarilah kontak dengan mahluk seperti ini. Dijamin ga ada ketenangan batin kalo kenal sama mahluk seperti ini. Whatever you do is always wrong in its eyes.
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-01 06:14:49 UTC+0000
>>9
Dari dulu selalu bertanya-tanya, kenapa bisa tercipta mahluk seperti ini. Apakah sudah dibundle OEM dari pabrikannya. Apakah ketika bayi-bayi lahir sudah bisa dilihat mana bayi yang pengiri, mana bayi yang tidak. Atau ketika bayi-bayi lahir semua masi agak polos, dan tergantung lingkungannya yang membentuk si bayi sampai menjadi dewasa.

Saya lebih cenderung kepada faktor lingkungan. Mungkin lingkungannya, yang membentuk pola pikirnya. Seperti di Singapura, setiap orang dididik dalam lingkungan pendidikan yang kompetitif selalu bersaing.

Apakah sekolah yang mendidik? negara yang mendidik? teman-teman yang mendidik? atau orang tua yang mendidik?

Kalau saya jadi orangtua dan saya menuntut anak saya untuk menjadi yang tidak terkalahkan, yang paling hebat, atau ok katakanlah minimal harus selalu lebih unggul dari orang-orang yang dikenalnya, maka ada baiknya saya mengutuki diri saya sampai liang kubur dan mengutuki hari dimana saya dilahirkan.
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-01 10:05:12 UTC+0000
diacu: >>31
>>9
Setiap kali orang lain makan sesuatu yang agak mahal (misal: pepperlunch) dibilang "dasar orang kaya", padahal kalau sang mahluk naik taxi ke kantor ga ada yg bilang "orang kaya"
andreas@bukanAnonim : 2009-12-01 10:12:49 UTC+0000
diacu: >>34
>>28
karena MUNGKIN menurut sang makhluk, untuk sekedar makan siang yang bergizi dan sehat itu ga perlu ke pepperlunch yang baru kuliat agak mahal ternyata =/.

entahlah
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-01 10:17:26 UTC+0000
diacu: >>36
>>31
karena MUNGKIN menurut mahluk lain untuk sekedar pergi ke kantor yang bergizi dan sehat, ga perlu naik TAXI yang agak mahal ternyata =/.

entahlah
andreas@bukanAnonim : 2009-12-01 10:21:19 UTC+0000
diacu: >>41
>>34
karena MUNGKIN menurut makhluk yang lain kalo uda telat boleh juga naik TAXI yang memang agak mahal =\.

entahlah
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-01 10:26:08 UTC+0000
diacu: >>42
>>36
karena MUNGKIN menurut mahluk yang lain lagi, kalau telat nya udah lebih dari 1 jam 30 menit, didiskon telatnya dengan naek taxi pun tetep telat.

entahlah
andreas@bukanAnonim : 2009-12-01 10:36:14 UTC+0000
diacu: >>43
>>41
karena MUNGKIN menurut makhluk yang lain lagi, telat 2 jam 30 menit sangat berbeda dengan telat 1 jam 30 menit.

entahlah
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-01 10:41:12 UTC+0000
diacu: >>44
>>42
karena MUNGKIN menurut gadis bodoh yang telat beli dulu minyak, telat 2 jam 30 menit sangat berbeda dengan telat 1 jam 30 menit. tapi coba ngomong sama yang punya acara kawinan, mau bukain pintu ato gak?

entahlah
andreas@bukanAnonim : 2009-12-01 10:47:43 UTC+0000
>>43
karena MUNGKIN menurut makhluk yang itu, telat ke kantor sama dengan gadis bodoh yang telat beli minyak

entahlah
yuku@bukanAnonim : 2009-12-02 08:35:07 UTC+0000
diacu: >>55
>>49

Sama, ku juga bingung. Padahal sebelumnya:
>>9  Tiap orang kan memang berbeda, ga perlu sama.
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-02 09:16:39 UTC+0000
diacu: >>56
>>54
jangan asal quote tanpa konteks yang tepat deh!

kalau orang lain suka nonton bioskop lalu diheran-herani kenapa suka nonton
kalau orang lain punya banyak teman lalu diheran-herani kenapa punya banyak teman
kalau orang lain ngomong pake gw elo lalu diheran-herani kenapa ga pakai ku mu nyo wah sugoi

jelas beda dengan

kalau orang lain datang telat lalu diheran-herani kenapa datang telat

dan terserah deh, mau telat 3 atau 4 jam juga. urusan mu!
yuku@bukanAnonim : 2009-12-03 03:08:53 UTC+0000
diacu: >>57 >>58
>>55
Betulan, ku heran dengan banyak hal loh.

Sekarang pun ku masih heran dengan kenapa ada orang lain yang suka main gem
onlen sampe sangat melupakan segalanya. Dan heran dengan ada keenakan apakah
ketika merokok. Dan heran kenapa banyak film menyisipkan adegan berkecupan.

Tak bolehkah ku heran dengan hal yang tak diherankan orang lain (atau tak diherankan mu)?

Banyak hal mengherankan di bumi yang sementara ini. Semua keheranan mungkin
akan terus ada karena tidak cukup waktu untuk mencari tau atau mengalaminya
sendiri. Jangan terlalu tersinggung, lah dengan diherani orang.

Karena kata seseorang, tiap orang berbeda2 dalam menentukan mana yang penting,
mana yang berarti, dan mana yang ditekankan.

Kalau kita bisa memaklumi orang yang lemah dalam belajar dan bekerja dengan logika,
bahasa, fisika, komputer, mengapakah susah memaklumi orang yang kurang bisa bersosial.
(seperti yuku). Kan bersosial juga perlu belajar.

> dan terserah deh, mau telat 3 atau 4 jam juga. urusan mu!
telat itu ga cuma urusan kantor. sekolah juga. janjian juga. kerjain tugas juga.

Kalo mu heran kenapa datangnya telat, mu bisa menanyakannya baik2, ga usa dengan
memaki atau memarahinya dulu. Marilah berdamai.

(Oh ya karena ku merasa ga baik kalau ku datang telat terus dan tetap dibayar penuh,
ku membuat perjanjian dengan kantor untuk mendapat bayaran per jam hadir saja.
Jadi ku ga mendapat gaji penuh seperti yang datang ga telat. Karena itu marilah jangan
merasa sesuatu.)
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-03 05:14:41 UTC+0000
diacu: >>58
>>56
Padahal di aturan kantor tidak ada hal yang mengatur bayaran per jam hadir. Gile suka-suka lu aja bikin aturan sendiri, anggap aja kantor bokap elo sndiri ato kantor elo sndiri dah.

Untung ni kantor kecil, bukan kantor-kantor yang sahamnya diperjualbelikan di bursa saham, kalo ga, bisa jatoh harga saham begitu publik tau kantor sengaja bikin aturan baru untuk mengakomodasi satu pekerjanya yang ingin datang telat dan dibayar per jam hadir.
yuku@bukanAnonim : 2009-12-03 07:02:11 UTC+0000
>>56 ku membuat perjanjian dengan kantor untuk mendapat bayaran per jam hadir saja.
>>57 Gile suka-suka lu aja bikin aturan sendiri

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|