Halaman bukanAnonim

No 47-58 No 27-46 Semua (balik urutan) |

bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-02 01:31:15 UTC+0000
diacu: >>49
Surat terbuka untuk manusia-manusia yang senang telat :

Saya heran ada orang yang dengan sengaja datang telat ke kantor sampai harus dicatat tiap hari telat berapa menit. Padahal dulu waktu sd, smp, sma bisa datang ke sekolah jam 7 pagi (atau kurang). Kalau dulu bisa kenapa sekarang ga bisa? Apakah sudah terlalu tua, badan encok pegal linu? Katanya kalau si D bisa, maka si C pun harus bisa, terlepas apapun itu motivasi si C. Si D, J, K, L, M semuanya bisa tidak telat, kenapa si C tidak bisa.

Seorang alim ulama pernah berkata, jika kamu dipanggil presiden ke istana negara biasanya takut telat, lalu mengapa datang ke tempat ibadah tidak takut telat. Untuk beberapa kalangan, hal-hal rohani menjadi sangat superfisial, jadi kalau ke tempat ibadah sebisa mungkin tidak telat, tapi untuk pergi ke kantor telat tidak apalah karena itu hal duniawi, hal yang tidak penting, hal marginal, hal yang prioritasnya jauh dibawah pergi ke tempat ibadah, pergi janjian bertemu teman, atau pergi kuliah hal yang menyenangkan. Perkara kecil yang dipercayakan, tidak dilakukan, tapi menuntut ingin diberi perkara besar.

Mungkin dia merasa dirinya sangat hebat dan kantor akan takut kehilangan dirinya, jadi berbuat sesukahatilah karena kalau sampai dipecat pun masi banyak yang menginginkan dirinya, kalau sampai dipecat pun masi banyak uang, atau alasan-alasan lainnya.

Kalau tidak bisa bangun pagi, karena tidur larut malam, apakah itu salah kantor yang menetapkan jam offisial kerja?  Kenapa tidak tidur lebih awal, dan bangun lebih awal. Lagipula jam kerja kantor pun jam 9, bukan jam 5 atau 6 pagi, dan ini Singapura, bukan negara-negara Skandinavia yang dingin dan bersalju di pagi hari. Ya, Rene Descartes meninggal karena dipaksa seorang ratu untuk datang mengajar di pagi buta yang dingin dan bersalju.

Orang yang tidak mau setia dalam perkara kecil, janganlah minta diberi perkara yang besar. Seorang yang menjadi batu sandungan janganlah menasehati orang lain untuk jangan menjadi batu sandungan.
Rin@bukanAnonim : 2009-12-02 03:09:35 UTC+0000
diacu: >>50 >>54
>>47
Eh, ada yang aneh.

Kenapa kalau satu orang bisa maka orang lain juga harus bisa?
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-02 03:41:16 UTC+0000
diacu: >>51
>>49
karena si C biasanya ingin bisa melakukan yang D bisa
Rin@bukanAnonim : 2009-12-02 06:48:28 UTC+0000
diacu: >>52
>>50
Yang mau agar C bisa bukannya orang lain lagi di luar C dan D?
Aku jadi tidak paham kalimat aslinya.
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-02 06:50:46 UTC+0000
diacu: >>53
>>51
"Kasus lain, si C melihat D bisa melakukan def lalu C berkeinginan untuk bisa melakukan
def juga seperti D."

tergantung def nya
anggaplah def = "ga telat"
Rin@bukanAnonim : 2009-12-02 07:13:22 UTC+0000
>>52
Bingung.
Bukankah aslinya adalah

D bisa sesuatu, maka D memaksa agar C juga seperti dia.
yuku@bukanAnonim : 2009-12-02 08:35:07 UTC+0000
diacu: >>55
>>49

Sama, ku juga bingung. Padahal sebelumnya:
>>9  Tiap orang kan memang berbeda, ga perlu sama.
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-02 09:16:39 UTC+0000
diacu: >>56
>>54
jangan asal quote tanpa konteks yang tepat deh!

kalau orang lain suka nonton bioskop lalu diheran-herani kenapa suka nonton
kalau orang lain punya banyak teman lalu diheran-herani kenapa punya banyak teman
kalau orang lain ngomong pake gw elo lalu diheran-herani kenapa ga pakai ku mu nyo wah sugoi

jelas beda dengan

kalau orang lain datang telat lalu diheran-herani kenapa datang telat

dan terserah deh, mau telat 3 atau 4 jam juga. urusan mu!
yuku@bukanAnonim : 2009-12-03 03:08:53 UTC+0000
diacu: >>57 >>58
>>55
Betulan, ku heran dengan banyak hal loh.

Sekarang pun ku masih heran dengan kenapa ada orang lain yang suka main gem
onlen sampe sangat melupakan segalanya. Dan heran dengan ada keenakan apakah
ketika merokok. Dan heran kenapa banyak film menyisipkan adegan berkecupan.

Tak bolehkah ku heran dengan hal yang tak diherankan orang lain (atau tak diherankan mu)?

Banyak hal mengherankan di bumi yang sementara ini. Semua keheranan mungkin
akan terus ada karena tidak cukup waktu untuk mencari tau atau mengalaminya
sendiri. Jangan terlalu tersinggung, lah dengan diherani orang.

Karena kata seseorang, tiap orang berbeda2 dalam menentukan mana yang penting,
mana yang berarti, dan mana yang ditekankan.

Kalau kita bisa memaklumi orang yang lemah dalam belajar dan bekerja dengan logika,
bahasa, fisika, komputer, mengapakah susah memaklumi orang yang kurang bisa bersosial.
(seperti yuku). Kan bersosial juga perlu belajar.

> dan terserah deh, mau telat 3 atau 4 jam juga. urusan mu!
telat itu ga cuma urusan kantor. sekolah juga. janjian juga. kerjain tugas juga.

Kalo mu heran kenapa datangnya telat, mu bisa menanyakannya baik2, ga usa dengan
memaki atau memarahinya dulu. Marilah berdamai.

(Oh ya karena ku merasa ga baik kalau ku datang telat terus dan tetap dibayar penuh,
ku membuat perjanjian dengan kantor untuk mendapat bayaran per jam hadir saja.
Jadi ku ga mendapat gaji penuh seperti yang datang ga telat. Karena itu marilah jangan
merasa sesuatu.)
bukanAnonim@bukanAnonim : 2009-12-03 05:14:41 UTC+0000
diacu: >>58
>>56
Padahal di aturan kantor tidak ada hal yang mengatur bayaran per jam hadir. Gile suka-suka lu aja bikin aturan sendiri, anggap aja kantor bokap elo sndiri ato kantor elo sndiri dah.

Untung ni kantor kecil, bukan kantor-kantor yang sahamnya diperjualbelikan di bursa saham, kalo ga, bisa jatoh harga saham begitu publik tau kantor sengaja bikin aturan baru untuk mengakomodasi satu pekerjanya yang ingin datang telat dan dibayar per jam hadir.
yuku@bukanAnonim : 2009-12-03 07:02:11 UTC+0000
>>56 ku membuat perjanjian dengan kantor untuk mendapat bayaran per jam hadir saja.
>>57 Gile suka-suka lu aja bikin aturan sendiri

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|