Kopasan dari sumber lain. Hak cipta (kalau ada) milik sumber

No 9-16 Semua (balik urutan) |

1peH@arsip : 2008-02-02 12:41:03 UTC+0000
diacu: >>10
>>3
Itu yang betul, "ngono ya ngono ning aja ngono" yang berarti "begitu ya begitu tapi janganlah begitu."

Mungkin maksudnya pameo, yang artinya slogan atau pepatah.

Kalau yang "pejah gesang ndérék Pak Harto." sudah mengertikah?
Rin@arsip : 2008-02-02 14:33:41 UTC+0000
diacu: >>11
>>3
Dibalas di sini karena tulisannya adanya di sini....
Oo, artinya itu. Tapi aneh juga, aku kira bahasa di Indonesia ga ad yg punya "tr", jadi kirain "terenyuh".

>>5
"Keprigelan" tuh apa lagi? :S
Ko aneh juga ada "pr"....

>>9
Oo, begitu. Cari di kamus ga ketemu sih, jadinya bingung.
Kalau terakhir itu sebenarnya ga ngerti, tapi pakai trik yang dipelajari waktu persiapan TOEFL, yaitu kalau suatu bagian wacana pada dasarnya sama dengan bagian lain (misalnya: parafrasenya atau sinonimnya), maka bisa ditebak. Jadi sebenarnya ga ngerti itu, tapi karena itu hanya menyampaikan kalimat sebelumnya dalam bahasa Jawa, ya masih bisa diterima dan tidak perlu sampai diacuhkan. Kalau yang lain-lainnya itu kan jadi bagian inti tanpa ada sinonim.
1peH@arsip : 2008-02-02 16:38:04 UTC+0000
diacu: >>12
>>10
Bukannya bahasa Indonesia memang ada "pr" yah, seperti "prasasti" dan "prestasi".
"prigel" sendiri artinya kira2 pandai, kata ini berasal dari bahasa Jawa. Saya juga kaget kok tiba2 memakai istilah ini.

Trenyuh itu artinya seperti prihatin atau iba gitu. Ini juga dari bahasa Jawa.

Yang "pejah gesang ndérék Pak Harto." artinya "hidup mati ikut Pak Harto"
Rin@arsip : 2008-02-03 14:21:19 UTC+0000
>>11
Hm... benar juga ya ada kata2 itu. Tentunya bisa juga dikatakan bahwa itu kata2 yang asalnya dari bahasa Sansekerta, tapi saya tidak mau menentang karena toh itu tandanya bunyi itu sudah diterima. Inget sih ada kata "proklamasi", tapi itu kan dari bahasa Latin, tapi yah pokoknya diterima deh.
Jadi sekarang masalahnya adalah: tulisan tersebut terlalu banyak berisi kata2 bahasa Jawa, yang tidak semua orang tahu dan kalaupun mau tahu tidak bisa dicari di kamus, jadi *sangatlah bermasalah* dan *tidak seharusnya dilakukan*.
>_<
1peH@arsip : 2008-02-03 15:18:20 UTC+0000
Pada kenyataannya saya mencari di kamus bahasa Indonesia-Inggris ada kok kata "prigel" dan "trenyuh" di dalamnya. Jadi ya masih bisa dicari di kamus. Kalau "pejah gesang" dll itu bahasa Jawa halus sih.
Rin@arsip : 2008-02-04 01:17:12 UTC+0000
Waktu itu ga ketemu. :(
Apakah ini bisa dibilang *Genit Jawa-jawaan*?
yuku@arsip : 2008-02-04 07:39:13 UTC+0000
diacu: >>[yuku/899]
Sumber: http://womepo.b1.jcink.com/index.php?showtopic=330

"Million" is "juta".

1.000.000 = satu juta ("sejuta" is okay, but is rarely used in formal speaking).
2.500.000 = dua juta lima ratus ribu

"Billion" is "milyar":
1.000.000.000 = satu milyar
2.000.000.000 (the highest price in Deal or No Deal Indonesia) = dua milyar

After "milyar", we have "triliun" to mention 1.000.000.000.000 (12 zeroes), then we follow the short scale for large numbers (you can see it here: http://en.wikipedia.org/wiki/Names_of_large_numbers) with adapted writing. The highest number Indonesian can talk about is "kuadriliun" for 1.000.000.000.000.000, but since it's unpopular (and it's a very rare case to mention that huge amount), we usually call it "seribu triliun".
yuku@arsip : 2008-03-17 15:11:31 UTC+0000
diacu: >>[yuku/983]
Dia - 11 March 2008 by hadisalim

Dia yang setia menanti
Dia yang dengan tak sabar ingin menyongsong
Menjadi penyambut nomor satu

Dia yang selalu mengekor dan menyertai
Dia yang tak rela lepas dari lekatan
Dengan terus mendampingi
Berdiam diri saja tanpa memperkenalkan diri
Sebelum berpisah kembali

17 Desember 2007

Sumber: http://milasidah.wordpress.com/2008/03/11/dia/

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (tiga nam)+(tiga nam)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|