.

No 58-65 No 38-57 Semua (balik urutan) |

andreas@andreas : 2009-09-07 01:28:49 UTC+0000
>>57
haha, itu specialisasi dari tingkat yang teratas :p
andreas@andreas : 2009-09-07 01:46:58 UTC+0000
diacu: >>60 >>62 >>77
ku mao muntahin unek2 ah.

disklemer: ku bukan orang suci yang 100% tanpa dosa, ku juga banyak salah dan dosa.

ku kadang heran liat orang2 yang bisa dengan gampangnya mengabaikan lingkungan dan sekitarnya, yang sebenernya mungkin secara etika benar2 jelas dan obvies kalo kata bule.
Beberapa yang cukup mengangguku, diurutkan tanpa ada terpenting/kurang penting.
- Anak muda yang kalo di MRT duduk di priority seat (biasanya 2 bangku dari kiri dan kanan baris bangku), lalu begitu orang tua masuk (orang tua = yang jalannya tertatih2 dan agak bongkok dan memang sepertinya PERLU untuk duduk). bisa dengan santainya melihat ke orang tua tsb, lalu: tutup mata pura2 tidur, keluarin ipod/iphone/mp3player dan pura2 setel2. Aku cuma heran, apa mereka ga merasa terganggu hatinya yah melihat seperti itu, dan ditambah mereka duduk di priority seat pula (yang memang khusus untuk orang tua/ yang lebih membutuhkan). Bahkan kupikir kalopun mereka duduk di non priority seat, kok bisa yah dengan tenang dan ga bergeming...
Apa tak terpikir oleh mereka bahwa suatu saat mereka juga akan setua orang2 yang mereka abaikan itu?

- Volume ring tone di setel ke maksimum di bus/mrt. Aku tahu itu mu beli sendiri / ortu beliin, itu milikmu sepenuhnya, tapi sayangnya bumi dan sekitarnya bukan hanya milikmu. Mereka punya hak yang sama untuk mendapatkan ketenangan di tempat umum tsb. Ku yakinkan lah kepada mu, ga ada ato SEDIKIT sekali orang di publik transpor itu yang mao denger ring tone mu. Dikecilin sedikit boleh kan, sehingga suara yang keluar pun hanya suara lokal. kan intinya mu tau ada yang nelpon/mesej mu, ga perlu satu bus/mrt tau kalo mu ditelpon.

- Penerobos antrian. Haduh ini yang kadang2 sebal sekali melihatnya.... Semua orang buru2, semua orang juga MALAS sekali mengantri, semua orang juga ingin cepat2 mendapat barang yang ditawarkan di depan antrian. Tapi kenapa hanya mu yang menerobos? Ku bisa mengerti 100% kalo lagi ngantri obat/rumah sakit dan mu datang berdarah2 ato kesakitan, silahkan langsung kedepan, kalo perlu kubantu. Tapi kalo mu sehat walafiat, bisa nunggu donk? Ku benar2 kehabisan kata2 dengan orang seperti ini. :(

- Ini bukan mengenai etika yah, tp kalo kupikir2, kita yang masi muda2 ini, kayaknya memiliki mitos umum yang kita percayai, yaitu *Ku akan hidup besok, PASTI ada hari esok, ku pasti blom mati besok...*. Numpang tanya, tau darimanakah? mu kalo pulang nanti bisa aja (maaf) tertabrak truk ato besok tiba2 sakit ato apa lah yang tidak diinginkan dan tidak di ekspek. Ga menghakimi, dan kalo pembaca tidak merasa seperti ini, bagus lah :).

Sekian unek2ku, kalo mu tak berkenan.. yah gpp, toh ku juga ga dipanggil untuk nyenengin manusia (ngutip dan edit dari kata2 pendeta Billy)
Rin@andreas : 2009-09-07 04:07:10 UTC+0000
>>59
Ringtone ya....
Kalau soal berisik sih....
Di Jepang kalau tidak salah ada *aturan* untuk tidak memakai telepon saat di kereta api. Di Singapur rasanya yang ada hanya *himbauan* untuk demikian. Yang menurutku aneh: "Mengapa pakai telepon tidak baik tapi ngobrol boleh2 saja? Bukannya sama?"

Kalau soal antrian jadi teringat gambar2 si Phua Chu Kang (Gurmit Singh). Pernah ku di dalam kereta yang sesak mau keluar, tapi calon penumpang langsung buru2 masuk dan malah bergeming bagai pohon di tengah pintu. Walah, ku mau keluar!!! T_T

ps:
Bergeming itu artinya diam
Acuh itu artinya peduli/memperhatikan
Heran, orang malah terbalik-balik....
andreas@andreas : 2009-09-07 05:19:23 UTC+0000
>>60
@ps, oo bergeming itu diam tah, kupikir gerak. maapkan :D. kalo acuh bener kan selama ini yah? tak acuh = mengabaikan?

dorong saja itu penumpang yang bergeming :P, ku kadang lagi "jahat", kalo keluar kereta dan di depan pintu ada orang yang nunggu (TEPAT di depan pintu, bukan ki maopun ka), ku tabrak saja. yah tapi liat2 usia lah, kalo uda tua ku maklumken :P.

kalo soal ngobrol ku liat2 suasana lah, kalo memang sudah cukup gaduh, yah suara ku normalkan, tapi kalo para fellow komuter ku masi pada ngantuk, tidur dan sebagainya, ku berbisik2. tilpun pun sama yah? intinya kalo bisa jangan ganggu orang yang PASTInya ga mao denger suara kita.
imambenjol@andreas : 2009-09-07 07:16:26 UTC+0000
diacu: >>63
>>59
katanya di hongkong ato di negeri anu, priority seatnya sengaja dikosongkan, orang sungkan untuk duduk di situ, terlepas ada orang tua di gerbong itu atau ngga ada.
tapi menurutku kapasitas gerbong saat peak hour sudah tidak memadai lagi, udah terlalu berdesak-desakan dan dorong-dorong. di negeri yang untuk membeli mobil pribadi sudah dipersulit, sehingga pilihan alternatif hanyalah kendaraan umum, namun fasilitasnya ngga memadai. pdhl mungkin diakalin, dibikin gerbongnya lebih panjang atau dibikin double dekker mrtnya. kan ujung-ujungnya tetep untung juga. kecuali kalo emang sengaja pengen untung dengan biaya minim, pelanggan yang dikorbankan. tapi kalau dibandingin sama KRL di indonesia, setidaknya masi bisa bersyukur++, di singapur blum ada copet :D

yang ditegur pasang loudspeaker mungkin bisa bales tegur, kenapa kamu yang ga pake earphone saja.

solusi lainnya adalah aparatnya diperbanyak. di sbs transit mrt biasanya ada petugas yang mondar mandir buat negur penumpang yang duduk di lantai atau pasang musik keras-keras atau makan dan minum, mungkin bisa ditegur juga ga bole duduk di priority seat. Kayaknya di singapura ga bisa bicara soal etika, segalanya harus pragmatis, main denda baru jalan.
andreas@andreas : 2009-09-07 07:55:48 UTC+0000
diacu: >>64
>>62
yang tegur suru pake earphone kutegur kenapa mu tak belikan saja, sekalian yang ada active noise cancellingnya jadi tak usa dengar dangdut mu.
ps: no offence buat yang suka dangdut :D.

bener, di sisi laennya orang2 singapur masi termasuk tertib lah, kejadian2 yang kupapar diatas masi jarang juga. masalahnya dendanya sih... liat aja yang duduk di priority seat ga didenda kan, makanya banyak :D, ada korelasi?

gp #
imambenjol@andreas : 2009-09-07 08:02:25 UTC+0000
diacu: >>65 >>67
>>63
jadi keinget mentalitas hamba dan mentalitas anak. hamba melakukan sesuatu karena takut dihukum. anak melakukan sesuatu karena tau apa yang ayah inginkan. sang 'ayah' mungkin perlu lebih sering nongol di TV atau di iklan mrt yang mempromosikan ketertiban, daripada si Gurmit Singh yang nongol.

di singapur kan ada sang 'ayah',  si 'anak' dan holy 'goh'

*gp++++
yuku@andreas : 2009-09-07 08:17:19 UTC+0000
diacu: >>66
>>64
(*gp)++++ atau *(gp++++)?

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (satu nam)+(satu tuju)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|