>>284
Menurutku masih kontradiksi
*kalau* kalimat di
>>274 itu harafiah tanpa ada maksud implisit karena bisa dilihat dari konteks atau apapun itu.
Tentu saja bisa tidak masalah kalau tidak harafiah, tapi:
1. kalimat yang lebih akurat apa?
2. ku bertanya-tanya kenapa para tokoh agama sering ngomong dengan tidak harafiah sehingga akibatnya:
a. banyak orang yang berdebat artinya
b. jadi bahan serangan pihak lawan
Baru tau bisa dipake begitu apakah maksudnya:
a. setahumu tidak bisa dipake begitu
atau
b. mu tidak sadar saja
Yang manakah? Kalau (a), mengapakah demikian dan bagaimanakah seharusnya?