entah

No 219-238 No 199-218 Semua (balik urutan) |

Rin@Rin : 2008-12-23 02:48:49 UTC+0000
diacu: >>220
Entah meng apa aku sering me lihat orang me misah kan imbuh an dari kata dasar nya, karena itu aku sekarang mau ikut-ikut an men coba me misah kan imbuh an dari kata dasar nya juga.
Heran deh, kira in orang yang kerja an nya me nulis seperti jurnal is atau edit or bakal tidak me misah kan se cara sem barang an, tapi ter nyata tidak begitu ya....
yuku@Rin : 2008-12-25 06:27:00 UTC+0000
diacu: >>221
>>219
Kadang ku bingung apa tujuan bagian-bagian yang harus disatukan dan bagian-bagian
yang harus dipisahkan.

Mungkin maksudnya supaya imbuhan atau bagian lain yang mengubah arti bagian utama
sengaja disatukan supaya lebih mudah dipahami sebagai suatu konsep yang tak terpisah.
Misalnya kata "disatukan", kalau ditulis "di satu kan" terlihat seperti konsep yang terpisah,
seperti "Kamu tinggal di Bandung kan?"

Dengan demikian ku lebih suka memisahkan ku dan mu dari bagian utama, walau kalo ga
salah tidak sesuai dengan aturan. Misalnya "Bukumu kubeli". Walau itu artinya
{Buku milik mu} {dibeli} {ku} tapi entah kenapa ku dan beli disatukan, padahal "ku" tak
mengubah konsep "beli", beda dengan misalnya pe-an yang membuat "beli" menjadi
"pembelian". Jadi ku lebih suka tulisnya "Buku mu ku beli".
Rin@Rin : 2008-12-25 07:04:24 UTC+0000
diacu: >>222 >>224
>>220
Dalam hal 'ku' dan 'mu' mungkin alasannya adalah masing2 itu tidak bisa berdiri sendiri, alasan yang sama dengan kenapa partikel seperti "kah" dan "lah" digabung dengan kata dasarnya.
"Kah" dalam contoh seperti ini digabung:
1. Bolehkah saya pergi?
2. Apakah gerangan yang ada dalam pikiranmu?

Tapi yang seperti ini terpaksa dipisah:
1. Ini milikmu, kah?
Mungkin karena:
1. Seharusnya "kah" itu menempel dengan "apa" tapi "apa"-nya sendiri sudah hilang.
atau
2. "kah" itu mengacu ke seluruh kalimat jadi harus ada penanda bahwa itu demikian.

Apapun alasannya, kalau maunya "mu" dan "ku" dipisah, maka seharusnya "nya" juga dipisah, tapi terlihat bahwa kamu tidak melakukan itu....
yuku@Rin : 2008-12-25 13:19:19 UTC+0000
diacu: >>223
>>221
Ooh, mengenai nya yah. Betul juga, kenapa ga dipisah yah?
Salah satu alasan yang kepikir, adalah karena "nya" tak selalu berarti "dia", tapi
kadang berarti mirip dengan "the" atau untuk menunjukkan sesuatu yang spesifik.

Seperti "Terima kasih atas kedatangannya" yang bukan berarti "kedatangan dia".
Nah tapi mungkin karena itu, "nya" yang berarti "dia" pun kadang tak salah jika
dianggap sebagai "nya" yang menunjuk.

Karena biasanya, percakapan seperti ini:
A: Kamu tau tentang Pak Kakus?
B: Oh, makhluk yang kumisnya meruncing itu?
Dalam hal ini "kumisnya" berarti "kumis dia", tapi kalau kita anggap "kumis yang
sudah kita tau" pun ga salah, karena "nya" di sana juga berarti sudah spesifik.

Akibatnya, daripada bingung kapan yang "dia" dan yang menunjuk, jadilah penulisan
"nya" disambung.
BAKAS (CMIIW).

a. Tadi sudah mandi kah?
b. Tadi sudah mandikah?
c. Apakah tadi sudah mandi?
d. Apa kah tadi sudah mandi?
Rin@Rin : 2008-12-25 14:07:58 UTC+0000
>>222
Padahal ud ada ini dari sejak Februari....
http://indonesian.kejut.com/Impersonal_-nya

(barusan disunting karena ada salah ketik sedikit)

Ringkasan: menurutku sih keduanya sama2 kata ganti orang ketiga, jadi penulisannya harusnya sama.
(baru kepikir satu hal lagi, tapi kutulis terpisah deh)
Rin@Rin : 2008-12-25 14:36:06 UTC+0000
Tambahan untuk >>221
(tadinya pikir yang akan kutulis ini sudah pernah disebut waktu membicarakan cara melafalkan bahasa Indonesia, tapi sepertinya tidak)

Mungkin kata-kata yang terkesan terpisah dan tidak mengubah arti tersebut ditulis jadi satu karena keberadaannya seringkali menggesar penekanan dari yang asalnya terletak di suku kata terakhir jadi ke suku kata tersebut.
Misalnya:
ru-MAH --> ru-mah-NYA
bo-LEH --> bo-leh-LAH

Sebenarnya kalau mau dilanjutkan sih, bisa juga bilang:
ru-MAH --> ru-mah ma-KAN
jadi seharusnya digabung, tapi maukah orang-orang Indonesia kalau 2 kata yang satu kesatuan ditulis jadi satu seperti orang Belanda atau Jerman begitu?
Rin@Rin : 2009-01-15 14:54:01 UTC+0000
diacu: >>226
*Tabbed Browsing*
(entah apa bahasa Indonesianya)

Dulu browsing itu satu halaman satu jendela, tapi kelihatannya ada yang punya ide bagus: daripada begitu, lebih baik semuanya masuk satu jendela saja dan dibedakan dengan tab.

Bagus?

Bisa jadi, kalau saja dijalankan dengan benar, sayangnya para pembuat Firefox merasa punya ide lebih "bagus": kalau halamannya minta supaya dibuatkan jendela baru, maka Firefox akan memenuhi permintaan tersebut dan dibuatkanlah jendela baru.

Apa gunanya sih? Bukannya tujuan mengumpulkan itu agar halaman2 yang berhubungan ada dalam satu jendela? Berhubungan itu misalnya: lagi lihat halaman ini nih, lalu ada tautan ke halaman lain, maka kedua halaman itu berhubungan.

Waktu itu aku membicarakan hal ini ke seseorang, lalu muncullah satu nama add-on. Sayangnya add-on ini "berhasil" tapi caranya dengan memaksa semuanya jadi satu jendela, jadi aku tidak bisa pakai jendela kedua kalaupun mau....

(disadur dari tulisanku yang satu lagi)
yuku@Rin : 2009-01-16 15:15:04 UTC+0000
diacu: >>227
>>225 Hmm,
img/56?
Rin@Rin : 2009-01-17 10:06:28 UTC+0000
>>226
Pengaturannya memang sudah benar begitu, tapi itu hanya berhasil kalau begini:
<a href="apa_aja_deh" target="_blank">

Padahal kebanyakan website sekarang modelnya pakai:
window.open("apa_aja_deh", "terserah")

Kalau mau lebih pengertian, sih, alasannya itu karena Firefox ga mau ada "jendela dalam jendela" (lupa apa istilah teknisnya), jadi popup tidak mungkin dibuka dalam jendela itu juga.

Tapi ya... ngapain juga pake browser lambat....
Rin@Rin : 2009-01-20 02:56:25 UTC+0000
Kadang ada orang yang bilang makanan tertentu itu "sinful", bahkan pembuatnyapun tidak kalah, kadang dengan jelas tulis macam "nikmatilah dosa" waktu mengiklankan.
Kenapa ya? ^^;;;;;


(tentunya maksudnya bukan "babi", karena orang2 yang anggap itu haram tidak akan bilang "sin", tp ya... "haram")
Rin@Rin : 2009-01-20 03:05:34 UTC+0000
Orang aneh di kereta (bagian 1)
(kata2 orang tersebut dikutip persis sejauh ingatan penulis)

Dalam kereta penuh sesak. Kereta sedang mendekati stasiun, tapi masih cukup jauh dan kecepatannya sama sekali belum menurut.
Orang: (sedang duduk, dengan suara agak keras) "Excuse me, I'm getting off at this station."
Kereta masih belum melambat
Orang: (dengan suara lebih keras) "EXCUSE ME! I'M GETTING OFF AT THIS STATION! How can I get off if you're in my way?"
Kereta mulai melambat sedikit. Orang ini bangun lalu pada saat itu juga masinis menjalankan rem, orang ini agak terpelanting.
Orang: "SHIT! I hate this company's train!"
Orang ini keluar lalu tidak terlihat lagi.

Epilog:
Orang2 yang masih ada di dalam gerbong itu mulai berbicara satu dengan yang lain. Ada banyak suara tawa.

Pesan moral:
Kalau kereta belum berhenti, tidak usah buru2 meminta orang lain untuk memberi jalan, apalagi bangun dari tempat duduk. Tunggu sajalah kereta berhenti. Apalagi kalau stasiunnya bukan di daerah terpencil, toh mungkin orang2 di depanmu juga mau turun.
Rin@Rin : 2009-01-26 18:07:11 UTC+0000
diacu: >>231 >>232
Kalau ada persamaan:
y = mx
istilahnya "y berbanding *lurus* terhadap x"

kalau:
y^2 = mx^2
istilahnya "y berbanding *kuadrat* terhadap x"

Tapi kalau cuma mau mengatakan bahwa: "apalagi x meningkat, maka y juga meningkat", istilahnya berbanding apa, ya?
yuku@Rin : 2009-01-28 09:55:41 UTC+0000
diacu: >>232
>>230
"sebanding"? kalo kata sebanding doang, sama artinya dengan berbanding lurus ga yah?

Atau "x makin banyak, y makin banyak"?
Rin@Rin : 2009-01-29 03:01:47 UTC+0000
>>230
Ralat: "apalagi" seharusnya "apabila"
dengan ini redaksi memohon maaf.....

>>231
Sepertinya "sebanding" itu kata yang kurang eksak, mungkin karena itu tidak dipakai, tapi mungkin juga justru karena itu jadinya justru memang kata yang aku cari....
Rin@Rin : 2009-01-29 03:12:08 UTC+0000
Orang aneh di kendaraan umum (bagian 2)
(judul diganti saja deh, dengan ini judul yang lamapun diganti)

Jeglek, jeglek.....
Bunyi suara roda kereta api.

Gerbong itu sepi. Sebagian besar penumpang duduk, dan masih banyak kursi kosong. Dari jendela terlihat pemandangan hitam. Kereta api tidak sedang di bawah tanah. Tiba-tiba....
"LA LA LA LA LAAA"

Seseorang bertubuh besar yang berdiri di depan pintu mulai bernyanyi keras, tidak jelas sejak kapan dia ada di sana. Tidak jelas bahasa apa yang dinyanyikannya, mungkin juga sebenarnya bukan bahasa apa-apa karena dia tidak hafal liriknya. Orangnya berkulit gelap, tapi tidak jelas Melayu atau India. Lagunya berirama tidak jelas juga Melayu atau India.

Beberapa penumpang mulai saling berbicara. Agak terlihat mereka tertawa, tapi tidak berani keras-keras.

Agak lama kemudian orang itu terdengar tiba-tiba diam. Terkesan orang ini sadar bahwa dia aneh, tapi ternyata bukan itu. Tiba-tiba dia kembali bernyanyi keras dengan irama lain, beberapa penumpang kembali saling tertawa.

Hal ini terulang sampai beberapa kali, tidak jelas....
Rin@Rin : 2009-01-30 17:54:21 UTC+0000
diacu: >>235
Sering orang mau mengirim surat elektronik dengan lampiran, tapi lupa melampirkan jadi akhirnya terpaksa kirim lagi..
Lebih sering yang lupa atau yang ingat, ya?

^^;;;
yuku@Rin : 2009-01-31 14:32:27 UTC+0000
diacu: >>236
>>234
Coba pake forgotten attachment detector di gmail :D
Rin@Rin : 2009-02-01 04:54:41 UTC+0000
>>235
Tapi belakangan kejadian itu cuma ada dalam pengamatan dan bukan pengalaman. ^^

Ud sempat cari tau, tapi kelihatannya itu cuma mencari kata2 tertentu dalam suratnya, jadi kalau kata yang digunakan berbeda akan tidak berguna juga. :(
Rin@Rin : 2009-02-01 11:14:14 UTC+0000
Tidak semua tikus memiliki tombol tengah, misalnya "tikus" (baca: papan sentuh) yang ada di komputer pangkuan (baca: laptop).
Dulu memang tombol tengah kurang penting, tapi rata2 penjelajah dunia maya memakai tombol yang satu itu, biasanya untuk membuka halaman di tab baru di belakang.

Nah, kalau tidak punya tombol tengah tapi mau pakai fungsi itu bagaimana, dong?
Biasanya masalah ini dapat dijembatani dengan menglik tombol sambil menekan tombol-tombol tertentu di papan kunci. Lama aku memakai Firefox, kukira tombolnya itu ctrl+shift, tapi tidak berhasil. Asalnya kukira memang Firefox tidak punya, tapi temanku menunjukkan bahwa itu bisa. Singkat cerita, ternyata:
ctrl+shift+klik di bookmark bisa terjadi yang begitu
tapi kalau dilakukan di tautan yang ada di halaman, tidak berhasil, harus pakai ctrl+alt.

Masalah terselesaikan, sih, tapi sangat mengherankan bahwa tombol yang dipakai itu berbeda kalau yang diklikpun berbeda. Aneh....
Rin@Rin : 2009-02-02 03:05:40 UTC+0000

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (satu bilan)+(satu tiga)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|