>>221
Ooh, mengenai nya yah. Betul juga, kenapa ga dipisah yah?
Salah satu alasan yang kepikir, adalah karena "nya" tak selalu berarti "dia", tapi
kadang berarti mirip dengan "the" atau untuk menunjukkan sesuatu yang spesifik.
Seperti "Terima kasih atas kedatangannya" yang bukan berarti "kedatangan dia".
Nah tapi mungkin karena itu, "nya" yang berarti "dia" pun kadang tak salah jika
dianggap sebagai "nya" yang menunjuk.
Karena biasanya, percakapan seperti ini:
A: Kamu tau tentang Pak Kakus?
B: Oh, makhluk yang kumisnya meruncing itu?
Dalam hal ini "kumisnya" berarti "kumis dia", tapi kalau kita anggap "kumis yang
sudah kita tau" pun ga salah, karena "nya" di sana juga berarti sudah spesifik.
Akibatnya, daripada bingung kapan yang "dia" dan yang menunjuk, jadilah penulisan
"nya" disambung.
BAKAS (CMIIW).
a. Tadi sudah mandi kah?
b. Tadi sudah mandikah?
c. Apakah tadi sudah mandi?
d. Apa kah tadi sudah mandi?