entah

No 201-208 No 181-200 Semua (balik urutan) |

Rin@Rin : 2008-10-02 12:57:51 UTC+0000
Baru sadar akan hal ini:

Biasanya masing-masing orang mempunyai kesukaannya sendiri-sendiri. Ambil contoh misalnya lagu. Ada orang yang pekerjaannya menyanyi di acara-acara. Mungkin di acara itu dia akan mendapat permintaan akan lagu tertentu yang katakanlah dia tidak suka. Lalu bagaimana?
a. bisa saja dia menolak, tapi resiko dianggap tidak profesional
b. bisa saja dia menyanyi itu, tapi berarti dia harus tau lagunya. Kalau dia tidak suka, harusnya susah untuk hapal kecuali sudah latihan, tapi itu artinya selama latihan dia terpaksa menyanyikan lagu yang tidak ia sukai.

Secara umum biasanya penyanyi-penyanyi bisa menyanyikan berbagai lagu, dan sebagai manusia mungkin tidak suka akan kebanyakan lagu itu, jadi mereka terpaksa menderita karenanya. Di sisi lain, belum tentu lagu yang sudah dilatih akan diminta, jadi hasil latihannya mubazir....
Repot juga ya....
Rin@Rin : 2008-10-04 05:59:36 UTC+0000
diacu: >>203
Belum lama ini di Pasuruan ada insiden Zakat.
Jadi singkatnya ada orang kaya mau bagi-bagi uang ke orang miskin, tapi karena orang-orangnya pada rakus jadinya berebut, jadi banyak yang mati. Karenanya maka si orang kaya dihukum penjara.
Menurutku ini tidak adil, orang bagi-bagi uang kan maksudnya baik, sedangkan orang kan tidak boleh rakus, kenapa yang baik malah dihukum?

Tapi aku bukan mau bicarakan insidennya.
Sebenarnya kenapa sih si orang kaya bagi-bagi uang? Karena ada hukum Zakat. Nah, apa itu Zakat? Sederhananya ini adalah hukum dalam agama Islam yang mengharuskan orang yang kaya untuk membagikan uangnya ke orang yang lebih miskin.

Bagaimana dengan Kekristenan?
Dalam kitab Kisah Para Rasul, jemaat yang mula-mula banyak yang menjual hartanya dan membagikan hasilnya ke orang-orang miskin. Tidak ada hukum yang secara spesifik menyuruh mereka begitu, berarti ini semua akibat dari ajaran yang mereka terima. Ajaran yang paling berpengaruh tentulah dari Yesus yang Diurapi.

Sekarang kita balik ke perjanjian lama. Di perjanjian lama ada hukum perpuluhan, hukum ini meminta orang menyerahkan sepersepuluh penghasilannya ke Bait Allah. Hasil pengumpulan tentunya akan dibagi-bagikan ke yang membutuhkan, jadi bahkan dari dulu ada ajaran untuk menyeratakan pendapatan.
Nota bene: perjanjian lama adalah ajaran orang Yahudi.

Dari sini bisa dilihat bahwa orang Yahudi, Kristen, dan Islam memiliki ajaran untuk meratakan pendapatan, dan mengingat bahwa mereka mengakui menyembah dewa yang sama (setidaknya yang lebih muda mengakui demikian), maka ya tidak terlalu aneh.

Nah, sebenernya ini ajaran apa sih? Tentu saja ajaran Komunisme! Jadi bisa dibilang bahwa Allah mengajarkan komunisme dan Yesus adalah tokoh komunis.
Kata siapa komunis harus atheis!
yuku@Rin : 2008-10-06 04:22:02 UTC+0000
diacu: >>204
>>202 Nah, sebenernya ini ajaran apa sih? Tentu saja ajaran Komunisme!

Ini kebalik ato sama aja sih? Apakah komunisme muncul karena pembuatnya terpengaruh
ajaran dari Yahudi atau Kristen atau Islam? Atau kebetulan aja sama?

Atau mungkin kah, tadinya mereka memang suka berbagi2, namun karena pembagian itu
ada yang merasa iri, rebutan, dsb, mereka berhenti berbagi2, kemudian supaya tak berhenti
maka lebih baik dianjurkan atau disuruh aja.

Mengenai persepuluhan, setauku itu dipakai untuk memelihara Bait Allah dan untuk
menghidupi orang Lewi yang kerjaannya di sana (jadi ga dapat harta dari usaha lain).
Rin@Rin : 2008-10-06 06:41:51 UTC+0000
>>203
Sekitar 5 tahun lalu pendeta yang sedang berkunjung ke gerejaku berkhotbah antara lain bahwa Marx meniru cara hidup jemaat mula-mula, tapi sekarang aku ragu apakah dia memang meniru itu (kalaupun dia meniru rasanya tidak akan mengakui demikian).

Aku tidak tahu motivasi tiap2 orang yang mengajari komunisme, yang jelas komunisme sangat menggiurkan bagi rakyat miskin, soalnya mereka jadi lebih kaya. Karena itulah, orang bisa memanfaatkan ini untuk ambil kekuasaan; bisa dibilang, "Orang jahat memanfaatkan penderitaan rakyat". Karena sering begitu, orang asosiasinya komunisme = jahat, padahal tidak harus begitu.
Yah kayanya sih kalau seperti Uni Soviet itu "menyuruh berbagi" maksudnya supaya mendapat dukungan rakyat miskin.

Setahuku setidaknya harta bait Allah jg diberikan ke janda miskin, dengan catatan bahwa dulu wanita dianggap tidak mungkin berpenghasilan besar dan harus didukung suami, makanya yang disebut itu "janda miskin".

Bingung? Maaf kalau bingung, soalnya bingung jg bagaimana menulisnya supaya jelas....
Rin@Rin : 2008-10-13 03:10:22 UTC+0000
Microsoft Office

Paket ini datang dengan berbagai produk, nah aku sih melihat ada 3 kelompok:
1. Word, Excel, Power Point
Kayanya kebanyakan orang tau ini apa dan banyak juga yang pake

2. Outlook
Rasanya jumlah penggunanya lebih sedikit dari yg di atas, tapi banyak juga yang pake. Yang susah dari ini, biasanya untuk bisa pake butuh pengetahuan agak lebih.

3. Access, Front Page
Hanya orang2 tertentu saja yang akan pake.

Jadi terpikir:
Biasanya kalau Office dipasang dengan "Typical", semua produk di atas akan dipasang. Masalah yang kulihat sih, orang2 yang akan menekan tombol "Typical" itu (atau apapun nama lainnya) biasanya melakukan itu karena merasa gaptek jadi tidak mau menekan custom, padahal, sepertinya hanya orang2 yang tidak merasa gaptek yang akan butuh memakai produk di kelompok 3 ataupun mungkin 2 (tp Outlook cuma repot di awalnya saja).
Mungkin harusnya Typical hanya install yang kelompok 1 saja ya, yang memang typical dipakai....
Rin@Rin : 2008-10-14 00:04:04 UTC+0000
diacu: >>207
Wah, baru tau bahwa ternyata Opera (browser) sekarang tersedia dalam bahasa Indonesia. Belum dicoba sih....
Rin@Rin : 2008-10-14 00:05:06 UTC+0000
>>206
Eh, atau mungkin lebih tepatnya, "dengan resmi" (karena kayanya dulu sudah pernah ada tapi belum resmi, hehe....)
Rin@Rin : 2008-10-14 13:56:10 UTC+0000
"Kamu kan kaya, ko tidak bisa bayar?"
"Kamu kan pintar, ko begini saja tidak bisa jawab?"
"Kamu kan kuat, ko tidak mau bantu?"

Sering orang bilang begitu, padahal orang yang dibilang demikian sering tidak pernah mengatakan bahwa mereka demikian; bahkan malah mereka mungkin justru berpikir mereka tidak begitu. Jadi seringkali sebenarnya hanya orang lainlah yang *menganggap* demikian. Mungkin ada baiknya kita tidak sembarangan menganggap orang lain itu kaya/pintar/kuat.

Di sisi lain, ada juga orang bisa bilang:
"Loh, kamu kan pintar, ko bisa salah begini?"
Sehubungan dengan hal ini, sebenarnya Dumbledore (tokoh di Harry Potter) justru mengatakan bahwa karena dia lebih pintar dari orang lain maka kesalahan yang dia perbuat malah cenderung lebih besar.

Sepertinya sih memang begitu, dan sehubungan dengan kekayaan juga kelihatannya orang kaya sekali rugi bisa sedemikian banyaknya sampai bunuh diri, sedangkan orang miskin malah mungkin tahan lama.

Mungkin ada baiknya bagi orang yang tidak punya untuk lebih menerima keadaan mereka yang punya sedangkan yang punya lebih banyak berbagi dengan yang tidak punya.

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (satu lapan)+(satu tuju)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|