entah

No 166-173 No 146-165 Semua (balik urutan) |

yuku@Rin : 2008-04-14 06:29:27 UTC+0000
>>165
Kalo menurutku kata larangan di poin ke 1 dan 3 di atas bukan berarti tindakan melarang,
tapi emang sesuatu yang dilarang, sih. Jadi bukan pelarangan.
Papan larangan kayanya sepola dengan papan buatan, papan belian, dsb.
kalo larangan bermain sepatu roda tampaknya sih menjawab "larangan yang mana?"
sepola dengan cetakan laporan keuangan.
Rin@Rin : 2008-04-16 05:01:12 UTC+0000
diacu: >>168
"di-" dan "di"
Sebuah Pemikiran

Seperti pernah kubilang sebelumnya, seringkali orang menulis imbuhan dipisah tapi kata depan disambung. Apa alasannya?
Yah bisa jadi sih kebetulan, tp terjadinya cukup umum.
Sekarang sih jadi terpikir, jangan2 alasannya itu karena:
imbuhan "di-" biasanya memperoleh penekanan, jadi terkesan seperti kata terpisah
kata depan "di" biasanya tidak ditekankan, jadi seperti bagian kata yang sama

Biasanya kata2 dalam bahasa Indonesia memperoleh penekanan di bagian paling akhir, jadi sepertinya ada pola:
*Setelah suku kata yang ditekankan ya ganti kata berikutnya*

Makanya itu terjadi.

Begitukah?
yuku@Rin : 2008-04-16 05:08:04 UTC+0000
diacu: >>169
>>167
mungkin juga, karena kebiasaan pencet spasi setelah mengetik "di". Soalnya, kalo ku,
ada beberapa kata yang hampir selalu salah ketik. Misalnya yang kuingat:
Hampir tiap kali mau ketik "bis", keluarnya "bisa".
Hampir tiap kali mau ketik "happen", keluarnya "happend".
Mungkin karena uda kebiasaan ketik "a" setelah deretan "bis" karena sering ketik
kata "bisa". Kalo "happend" mungkin karena banyak yang pake "pend" di inggris
seperti "append", "suspend" dsb.
Rin@Rin : 2008-04-16 10:13:24 UTC+0000
>>168
Hm... ya mungkin.... Jarang melihat kasus ini muncul di tulisan tangan sih, tepatnya malah ud jarang melihat tulisan tangan. ^^;;;; Masih banyak yang misterius. :(

Mungkin imbuhan "di-" mendapat penekanan untuk membedakan dengan imbuhan "me-".
Entah....
Rin@Rin : 2008-04-21 05:37:31 UTC+0000
Cerita ini udah agak lama, jadi ya harus dilihat dengan bingkai waktu saat itu.

Di forum PINTU (Perhimpunan Indo-NTU) setahuku cuma ada 1 kata yang disensor, jadi kalau ada yang menulis itu, maka akan berubah jadi "|BAD WORD|" (tanpa tanda kutip). Dari konteks, bisa ditebak bahwa yang disensor adalah nama binatang. Dari sekian banyak binatang, aku kira yang paling mungkin adalah yang terkenal haram, yaitu "babi". Selidik punya selidik, ternyata kata yang disensor adalah "anjing", kontan aku terheran-heran.
Ko "anjing"? Bukannya anjing justru adalah salah satu hewan paling akrab dengan manusia? Bukannya banyak orang yang memelihara anjing? Bukannya anjing itu seringkali justru baik, sopan, dan menolong?
Saat ini kutanyakan ke beberapa orang, jawaban yang kudapat adalah antara lain karena orang sering mengumpat dengan kata itu. Wah, aku baru tahu! (bahwa itu sering, bukan bahwa itu ada)

Aku baru tahu bahwa kebudayaan Cina dan Indonesia memandang anjing dengan buruk, misalnya katanya di Cina saat sekelompok pemberontak kalah maka kaisar bertitah agar semua yang terkait marganya diubah jadi "anjing". Jadi menyandang nama "anjing" adalah penghinaan.
Setahuku memang tidak ada orang dari kedua negara ini yang namanya ada "anjing"nya walau nama yang ada nama binatang lainnya ada beberapa, misalnya "Rajasinga".

Entah bagaimana pendapat orang Jepang, karena nama yang ada anjingnya itu ada, misalnya "Inuzuka".

Bagaimana dengan Asia Barat? Nah, kalau ini ternyata ada, yaitu "Caleb", dan aku tahu 2 orang dari sekitar sini yang pakai nama itu!
Wah, ko kontradiksi, ya? Apakah karena mereka tidak tahu artinya? Kalau demikian, apa yang terjadi kalau mereka tahu?
Rin@Rin : 2008-04-23 08:05:54 UTC+0000
diacu: >>172
Entah karena menuruti hukum atau tahu bahwa akan ada masalah, rasanya tidak seorangpun di Singapura yang merokok dalam ruangan kantor (yang berAC).
Katanya sih, kalau merokok di ruangan berAC maka asapnya akan berputar-putar di ruangan itu juga karena sifat dari AC itu.

Tapi, entah mengapa rasanya tidak seorangpun sadar bahwa merokok di luar ruanganpun asapnya akan masuk ke ruangan, karena menempel di baju; jadi hasil akhirnya tetap mengganggu kaum yang tidak merokok.

*Wah, bagaimana, ya?*
yuku@Rin : 2008-04-25 14:00:18 UTC+0000
diacu: >>173
>>171
Apanya yang bagaimana?
Rin@Rin : 2008-04-25 15:16:50 UTC+0000
>>172
Bagaimana cara supaya ruangan yang seharusnya bebas rokok benar2 bebas rokok, karena dengan keadaan sekarang walau ada hukum melarang orang merokok di sana dan tidak ada yang melanggar, ruangan itu tetap ada asap rokoknya.

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (dua dua)+(dua dua)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|