entah

No 121-140 No 101-120 Semua (balik urutan) |

Rin@Rin : 2008-03-27 15:41:25 UTC+0000
diacu: >>122 >>123
>>119
Apakah anak SD yang lulus Matematika dengan nilai 10 mengerti Matematika?
Bukankah kalau dia tidak mengerti tentu tidak bisa dalam 10?

Mungkin kau tidak mengerti karena kau termasuk dari kebanyakan orang: mengira hidup ini sederhana, masalah-masalahnya bagaikan soal ujian sekolah, pertanyaannya jelas dan semua yang diperlukan untuk menjawab ada di soalnya. Padahal kenyataannya dunia ini tidak demikian; biasanya petunjuk yang ada justru tidak memadai, dan untuk menjawabnya perlu mencari tau apa pertanyannya, dan seringkali harus juga bertanya balik untuk mencari tahu petunjuk yang kurang.
Sederhananya: mungkin lebih tepat kalau dibilang "pertanyaannya tidak ada", dan kalau ini soal ujian, maka mungkin bunyinya, "Comment on the following problem!"

(bagian di bawah mungkin menjawab >>120 jg)
Yang aku permasalahkan sebenarnya bukan apakah Billy tau atau tidak tahu, tapi karena dia menolak untuk "melihat", "mendengar", dan "berbicara".
- "melihat", maksudnya "melihat sendiri keadaannya"
- "mendengar", maksudnya "mendengar dengan penuh semuanya sebelum ambil keputusan, atau mengutip Pak Tong: "Cepat mendengar lambat berbicara."
- "berbicara", maksudnya "berdiskusi dengan yang membawa kasusnya", karena yang dia lakukan justru langsung banting muka dan tidak pernah balik2 lagi.

Masalah terakhir:
Kasus ini terjadi sekitar 4 tahun yang lalu, waktu yang cukup lama untuk:
1. kasusnya terlupakan, *DAN*
2. untuk aku menceritakan ke banyak anggota GRII, tapi tetap saja tidak ada balasan, ini menandakan betapa cueknya orang2 yang sudah mendengar masalahnya.

Dan terus terang aku tidak tahu pemilihan kata mana yang salah, karena rasanya semuanya sudah tepat, selain kesalahan kecil pada detail yang toh tidak pernah diperhatikan.
Jadi "Billy" ya "Billy", toh "Yesus" juga "Yesus", "Musa" juga "Musa".
adhia@Rin : 2008-03-28 08:31:16 UTC+0000
diacu: >>125
Rin, rin.. hehe.. kamu lucu juga ya.. jadi pengen kenalan.

Terlihat sepertinya kamu punya dendam pribadi rupanya (sampe disimpen 4 thn) dan melihat kalau tidak ada yang menanggapi kasus kamu itu, boleh bertanya yang problem kasusnya apa kamu-nya?
Yah kalo emang sebuah kasus dipendam sampe 4 tahun, apa yang kamu pelajari? apakah kamu sudah menemukan jawabannya?
Dendam dapat memicu seseorang untuk bergumul untuk mendalami sesuatu. hopefully, you find the answer for your question.

tapi yang interesting di sini, dendam pribadi kamu terlepas dari pertanyaan kamu.
jadi ada 2 masalah dari pertanyaan dendam kamu >>94:
1. kamu dendam karena dibilang "orangnya ga beres" (kamu ngertinya gila)
2. kamu masih cari jawaban untuk pertanyaan kamu

tapi yang terlihat dari post2x kamu, kamu cari jawaban untuk membuktikan bahwa pernyataan kamu "beres" (ga gila), bukan mendalami mengenai pertanyaan kamu itu.
of course, there is no easy answer. jadi yah kamu harus research, baca banyak buku, cek internet,dll.


ini menurut gue:
GA BERES tidak sama dengan gila. dan pengertian saya tentang tidak beres artinya tidak memuliakan Tuhan. so "mungkin" emang lagu itu ok2x aja, tapi lagu yang sedang di mainkan bukan lagu rohani.
kenapa saya berpendapat gini? karena emang ko billy specialis belajar bacground musik, dan theology. kamu gabungin deh itu dua, hasilnya apa? yah akhirnya dia menggumuli akan lagu spt apa yang memuliakan Tuhan dan lagu yang tidak memuliakan Tuhan.
itu yang biasanya dibilang di GRII "lagu yang beres" dan "lagu yang ga beres".

kamu sendiri bilang, kalo di dunia ini tidak se-sederhana seperti yang saya mengerti, karena itu juga untuk menjawab pertanyaan kamu, juga tidak se-sederhana itu.
kamu mengharapkan Ko billy menjawab (quick answer). tapi kamu juga tidak mengerti bacground dia, dan mengambil kesimpulan sendiri. hmm.. yah memang bener yang kamu bilang..
>>121
"Mungkin kau tidak mengerti karena kau termasuk dari kebanyakan orang: mengira hidup ini sederhana, masalah-masalahnya bagaikan soal ujian sekolah, pertanyaannya jelas dan semua yang diperlukan untuk menjawab ada di soalnya."

moga2x kamu ngerti maksud gue.

Adhya
adhia@Rin : 2008-03-28 08:45:50 UTC+0000
diacu: >>125 >>126
tanggapan mengenai >>121
Dan terus terang aku tidak tahu pemilihan kata mana yang salah, karena rasanya semuanya sudah tepat, selain kesalahan kecil pada detail yang toh tidak pernah diperhatikan.
Jadi "Billy" ya "Billy", toh "Yesus" juga "Yesus", "Musa" juga "Musa".

btw, kamu orang apa ya? kalo orang bule emang biasa panggil orang lain dgn nama, tapi since kita orang indo (dgn bahasa indo)
manggil orang yang lebih tua itu biasa pake kakak, cici, omm, bapak, ibu, dll.

orang bule saking biasanya, dia manggil bokap nyokap dgn first name, walaupun ini juga gak umum.
kamu manggil bokap pake nama? atau dgn panggilan papa/ bapak/ pak or dgn first name?

Tuhan Yesus saja, memanggil Allah dgn Bapa (eg: doa bapa kami). orang yahudi panggil Tuhan Yahwe. kamu tau kalo jaman perjanjian lama, memanggil nama Allah dgn nama itu tabu atau dianggap berdosa.
jadi kamu harus tau tata cara dan tata krama.

Kita bangsa indonesia, punya kultur, tata cara, dan tata krama. ikuti kultur yang baik dan sopan. kalo kamu tidak merasa menjadi orang indonesia, jangan pake bahasa indonesia.
mungkin memang orang tua kamu tidak pernah mengajarkan tata krama yang sopan. sehingga kamu manggil orang yang lebih tua itu dgn first name..
yah kalo begitu yah saya maklumi.

adhya.
Martin(7cOBYpAh5CGn)@Rin : 2008-03-28 10:05:39 UTC+0000
diacu: >>127
Sekedar short remarks:
Pertama, yg aku maksud 'salah' bukan 'salah' dalam pengetahuan (masalah tau atau tidak tau), tapi lebih ke 'salah' bersikap.
So, maksud asumsinya adalah, asumsikan waktu itu pak Billy 'khilaf'. Kira2 gt. Dan memang ga ada anehnya kan beliau 'salah' ('khilaf')

Kedua, miskomunikasi yg kumaksud itu yg berdasarkan perspektif ato presuposisi awal seseorang.
Kadang, kata yang sama dipakai ke orang yg berbeda artinya bisa beda. Contohnya intepretasi kata 'ga beres' yg sedang di-discuss :).
Mungkin aja memang, definisi kata 'ga beres' pak Billy dan Rin tuh beda. Tentu kata2 lain pun mungkin aja begitu.
Kira2 gt maksudnya ^^. Semoga jadi lebih jelas. He3
Rin@Rin : 2008-03-28 14:50:13 UTC+0000
diacu: >>135
>>122
Ada 2 kesalahan:
1. Aku tidak dendam, aku cuma sedih melihat orang sesat seperti itu dijadikan pahlawan mandat, dan seperti kata Martin Luther King, Jr, "I have a dream," aku maunya orang yang dipasang di jabatan penting seperti itu bukanlah orang yang sesat. Kecuali bagimu yang seperti itu bisa dibilang dendam.
2. Aku tidak mencari jawaban, karena menurutku aku sudah tahu bahwa aku yang benar sedangkan dia yang salah. Kalau aku salah, biarlah ada yang maju dan membeberkan permasalahannya, tapi kenyataannya setelah lama juga tidak ada seorangpun. Bukan tidak ada seorangpun yg maju, tapi yang ada cuma jawaban yang ga lengkap dan jawaban yang salah sasaran.

Dan lagi, yang dibicarakan kan bukan "lagu ga beres", tapi "orang ga beres". Dan menurut kamus, "gila" itu salah satu penjelasannya "tidak beres". "Orang tidak beres" kalau bukan "gila", berarti apa? Tidak waras? Idiot (tingkat pemikiran di bawah rata2).

Aku tidak paham maksudnya membalikkan kembali kata2-ku itu apa. Karena, ya aku tahu dunia memang demikian, tapi Billy kan menjawab dengan sederhana, "... orangnya ga beres!", yang bisa berarti, "kamu juga ga beres".

Kalau mau lebih praktis, sebenarnya yang rugi siapa sih?
Aku? Tapi menurutku dia sesat, ko. Jadi ga berasa rugi.
Kalian? Tapi kalau kalian merasa aku memang tidak sepantasnya ada di antara kalian ya berarti kalian juga tidak merasa rugi.
Atau kalian merasa harusnya aku justru ada di antara kalian? Tapi kalau begitu ko dibiarkan saja.

>>123
Jawaban: Aku orang dunia, tidak berumur, dan tidak berjenis kelamin.

Iseng aku cari di google demikian:
site:kompas.com "susilo bambang yudhoyono"
Dan seringkali kompas menyebut nama itu tidak dengan gelar apapun. Kenapa tidak ada yang protes? Apa karena memang tidak salah?
Ada yang diawali "Presiden", tapi setahuku harusnya sebelum "Presiden"-pun ada kata "Bapak"-nya, dan ini tidak.

Dan kelihatannya ada salah pemahaman tentang nama Allah. Banyak orang Israel di namanya ada nama Allah, entah "Ye" entah "El", jadi saat memanggil teman, mereka menyebut nama Allah juga; masa itu berdosa?
Justru orang zaman perjanjian lama tahu cara menyebutnya jadi mereka menyebut; yang tidak tahu justru orang sejak zaman perjanjian baru, jadi merekalah yang tidak berani menyebut.

Dan kamu sendiri apakah merasa jadi orang Inggris jadi pakai bahasa Inggris?
Apakah Stephen Tong juga merasa jadi orang Inggris makanya pakai bahasa Inggris saat mengutip bahkan saat kutipannya itu aslinya bahasa Yunani atau Cina (maksudnya kutipannya diterjemahkan ke bahasa Inggris).
Dan kalau kamu merasa orang Indonesia yang memakai bahasa Indonesia, tulislah bahasa Indoensia dengan cara yang tepat. Jangan gunakan all-caps untuk mengutip karena ada caranya sendiri (pakai tanda kutip). Kalimat dan nama suku harus diawali huruf besar. Imbuhan "di" jangan dipisah. Ga penting? Menurutku mempermasalahkan penggunaan gelar juga tidak penting, ko.

Kata Yesus, "Lakukanlah pada orang lain apa yang kau mau orang lain perbuat kepadamu."
Nota bene (="perlu dicatat"): Alkitab sendiri sering memakai "Kata Yesus" bukan "Kata Pak Yesus" atau gelar apapun)
Aku tidak mau dipanggil pakai gelar, jadi aku juga tidak menyebut orang pakai gelar. Adil, kan? Alkitabiah, kan?
Rin@Rin : 2008-03-28 15:00:30 UTC+0000
diacu: >>129
>>123
Ada yang terlupakan:
Kalau memang dia merasa ada lagu yang "memuliakan" dan "tidak memuliakan", dan sesuatu yang kuanggap benar dianggap sebagai tidak memuliakan, maka justru itu jadi kewajiban dia untuk mengajari aku, dan bukannya malah menghina dan *melupakan* (penekanan pada kata terakhir).
Kelihatannya kau sebenarnya tidak peduli, karena kalau kau benar peduli, maka Billy sekarang sudah membalas pakai cara apapun. Dan tentu saja, kalau Billy sebenarnya peduli, dia sudah akan menjawab dari kapan2, kan aku bukan orang tanpa identitas; waktu itu percakapannya ketemu langsung dan dia tahu nama dan wajahku. Jadi aku juga bukan orang "liar" bagaikan suku terasing yang tidak diketahui keberadaannya, malah justru aku yang datang kepadanya. Biasanya orang susah2 mencoba menjangkau orang lain, yang ini udah datang sendiri.
yuku@Rin : 2008-03-28 18:36:05 UTC+0000
>>124
Soal  (ga beres == gila)

Dulu waktu Rin bilang tentang ini, ku pernah bilang padanya, mungkin ga beres dan gila itu
2 hal yang berbeda. Namun, ketika ku cek KBBI 2008, kata gila begini artinya:

*gi·la* 1 a sakit ingatan (kurang beres ingatannya); sakit jiwa (sarafnya terganggu atau pikirannya tidak normal)

Jadi emang ada hubungan dengan "beres".

Hehe. Sekedar tambahan aja.
adhia@Rin : 2008-03-29 09:44:07 UTC+0000
diacu: >>130 >>137
rin, kamu bilang orang lain sesat. apa karena 1 peristiwa orang itu sesat? menjadikan sesuatu yang absolute?
kalo kamu bilang seseorang sesat, melewati pembicaraan sekitar beberapa kalimat, yah saya seh gak berani menentukan orang itu sesat apa tidak.

kalo menurut saya kamu yang sesat.. hehe.. tapi gue juga gak kenal elo secara dekat, so gak tau juga apa perbedaan paradigma saja atau emang bener2x sesat?
kalo kamu emang penasaran, lain kali datenging aja "billy" itu.. dan kamu frontal dia dengan argument2x kamu, dan kamu debat dia dengan pengetahuan kamu yang menurut kamu kalo kamu yang benar dan kamu yang lebih pinter dari pada dia.
saya yakin ko billy bisa mempertanggung jawabkan jawabannya, bagaimana dengan kamu?

gak ada gunanya, kalo jelek2xkin nama orang di belakannya. ini kebiasaan orang indo yang jelek emang. makanya jangan marah kalo gue tulis agak keras di sini, karena ngapain gue ngomel2x di belakang elo, gue langsung aja tantang elo dgn argument2x gue.
dengan begini, gue bisa mengetahui dan mengerti apa pendapat elo, dan juga sebaliknya.

-----
soal sopan2xan:
presiden, merupakan panggilan yang sopan dan hormat. sama seperti kamu memanggil seorang raja, apa kamu panggil bapak raja? enggak dong

gue gak tau apa elo ada di indo apa engga, coba deh kembali ke indo for good.
praktekin apa yang elo kerjain ke orang2x di sekitar elo, tempat elo bekerja dll. then let me know.

yah gue cuman berharap elo sedikit lebih bijaksana saja. gue gak masalah elo panggil "billy" or "stephen" tapi yah simpen saja untuk sendiri.

memang permasalahan ttgn istilah tersebut dimulai dari Yuku yang mem-post comment kamu di dalam mailing list GRIIS.
sesuatu yang harusnya di simpan di dalam lingkungan yang sempit jadi di post di dalam lingkungan yang besar. nah ini mulai masalahnya.
kalo kamu tetap keras kepala, yah coba aja kamu praktekin di dalam real life kamu di indonesia.

adhya.
adhia@Rin : 2008-03-29 09:56:19 UTC+0000
diacu: >>137 >>139
>>126
Kamu harus tau jadi Hamba Tuhan emang sibuk, karena banyak orang kayak kamu yang menuntut untuk dilayani saat itu juga.
so, soal peduli2xan, kalo ada 10 orang kayak elo, dia musti jawab 10 pertanyaan, tapi sebenernya jemaat grii singapore udah 200 lebih, apa dia harus bales 200 orang itu satu persatu?

gue dah bilang, there is no easy answer.
kalo kamu sudah hadir di dalam GRII, banyak rekaman khotbah dia mengenai musik yang beres dan tidak beres, baru kamu judge deh kalo kamu udah mendalaminya.
abis itu baru kamu bandingin dgn musik yang kamu kenal. Jangan lupa berdoa, minta di kasih jawaban sama Tuhan.
setelah itu baru kamu share apa yang kamu pelajari disini.

kalo kamu pernah ikut cara ko billy ngajarin musik, jg sama, dia expect kamu belajar sendiri, dia ajarin kamu yang kurang2x atau yang gak bisa kamu pelajari sendiri. dulu di US, guru2x gue juga banyak yang ngajar seperti gitu.
so, jangan ngambil kesimpulan ttgn sesat sembarangan. gue juga mengerti dikit ttgn musik yang memuliakan dan musik yang kurang memuliakan Tuhan tidak di dalam GRII, tetapi dari sejak gue masih di gerakan karismatik. dan sampe sekarang pun, gue masih belajar dan mau belajar mengenai musik yang memuliakan Tuhan.

musik yang menurut kamu enak / memuliakan Tuhan, bukan kamu yang judge dong. yang judge Tuhan ya. kalo menurut kamu enak, ehe, Tuhan bilang gak enak..gimana?
yuku@Rin : 2008-03-29 16:38:30 UTC+0000
diacu: >>132
>>128
Wah namaku disebut.

Yuku ngepos bukan untuk ngomongin masalah penyebutan orang, ko malah yuku jadi
dianggap mempermasalahkan nama sih. Bagiku dia panggil Stephen dan Billy dengan Pak
atau Tuan atau Sang atau yang mulia atau tanpa awalan apapun ku ga tersinggung.

Sedikit komen mengenai yang mu bilang sebutan "presiden" di atas, kurasa yang mau Rin
bilang, kadang SBY pun disebut tanpa kata Presiden maupun Bapak, toh di media massa
tetap terasa normal2 saja.
S&Y(q8zKMxKBtLYF)@Rin : 2008-03-31 13:15:31 UTC+0000
diacu: >>133 >>138
masa cuma karna bicara sekali dan dipendam 4 tahun lalu jadi mencap orang lain sesat ?? apa ga kamu sendiri itu yang sesat ?? atau aku yang sesat ?? atau anda ?? dia ?? mereka ??

sama aja bilang gajah itu lebar, tipis, kaya pangsit padahal yang dipegang itu kupingnya

dari tafsiran gw sih ko billy paling lagi mumet (itu gampangnya aja)
dengan berpikir kaya gitu lu ya rin ga akan mikir dia itu sesat

cuma karna presaposisi lu itu udah mau jatuhin orang makanya melihat "borok" sedikit aja udah bilang "sesat lu"

cih sikap apa itu...

udah gede kan ?? mikir makanya

jangan lupa berdoa
adhia@Rin : 2008-03-31 15:14:54 UTC+0000
>>130
Yah, gue ngerti kalo menyebut tanpa awalan/gelar/panggilan sopan gak masalah untuk yuku,
but pas yuku release ke pangsa pasar/komunitas yang lebih besar, bisa menimbulkan kesalah pahaman.

so, harap dipikir juga kalo di-release ke komunitas yang lebih besar. coba kalo di lepas ke komunitas yang lebih luas lagi.. bisa2x menimbulkan SARA nantinya.
anyway, orang indo kan sensitive (orang jawa tepatnya) hehe.. so, yang di sudah jauh dari indo, jangan lupa itu.

Adhya
adhia@Rin : 2008-03-31 15:30:46 UTC+0000
>>131
yah, boleh belain Ko billy, tapi gak usah sampe kasar gitu dong. setiap orang perlu belajar koq.
derianto@Rin : 2008-03-31 18:27:16 UTC+0000
diacu: >>136 >>145
>>114
ku sukanya pake D11 tapi not ke-3 dan ke-5 dihilangkan, lalu not 7, 9, 11
biasanya diputer-puter.  karena F# dan A biasanya bikin suaranya aneh..
contoh: D E G C, atau D G C E, dll
suka juga D G C Eb, D F# C Eb, dll

suka main2 dengan chords juga ya?
derianto@Rin : 2008-03-31 18:29:55 UTC+0000
>>125
Hai Pak Yesus :P
Rin@Rin : 2008-04-02 04:45:46 UTC+0000
>>134
Kalau not 3-nya dihilangkan bukan D11, dong, soalnya itu kan yang memberi "jiwa" pada chordnya. Maksudnya jiwa minor atau mayor.
Lalu kalau adanya cuma tinggal 1, 7, 9, 11, itu kan berarti cuma jadi chord baru yang nadanya 1, 3, 5, 9 (1-nya ini = 11-nya tadi).
Jadi kalau misalnya D E G C tadi, itu ya jadi C add9, bukan D11. ^^; (pernah denger C add9 dan C2 ada bedanya, tapi lupa apa, untuk sementara aku sebut "add9" aja)
D G C Eb = Cm add9
Kalau ini, D F# C Eb, baru D11.

Aku ga suka main chord, malah sebenarnya ga ngerti chord sama sekali (secara praktis). Jadi cuma tau nama aja, tapi itu pengetahuan yang tidak bisa diterapkan dalam menentukan chord.
Rin@Rin : 2008-04-02 06:08:33 UTC+0000
diacu: >>143 >>157
>>128
Aku tulis panjang lebar, kamu jadikan cuma "1 peristiwa". 1 peristiwa yang cuma punya 1 masalah dan 1 peristiwa yang punya 1000 masalah bobotnya beda, jadi kata "1 peristiwa" tidak bisa jadi patokan apa2.

Dan kadang jawaban untuk sebuah pertanyaan cukup untuk menjelaskan orang tersebut, contohnya pertanyaan standar di wawancara, "Jelaskan tentang dirimu!" Tapi yang ini sebenarnya peristiwa lain, yang tidak (belum) kuceritakan di sini.

Aku mau ngomong ke si Billy, tapi orangnya sudah keburu melarikan diri ke Jerman. Waktu itu dengar sudah balik, tapi ternyata cuma sebentar lalu kabur lagi ke Jerman. Lagian aku udah beberapa kali bilang untuk sampaikan atau tanyakan saja langsung ke si Billy, karena aku tidak bisa bertemu. Di situs aku tidak bilang begitu, tapi toh yuku sudah mengirim ke milis, dan memang sudah menebak entah dia atau orang lain akan mengirim juga, jadi ya aku tidak ngomong di belakang.
Dan aku kan sudah berargumen di depan dia, tapi baru ngomong 1 kata langsung dibungkam. Mungkin warisan cara orde baru: kalau ada orang ngomong benar tapi ga mau ketahuan salah langsung bungkam.

Ko kamu jadi ngomongin soal "presiden" sih? Aku kan mulai dari "Yesus". Kalau tidak berniat jawab yang itu jangan ngomong soal gelar Presiden dong. Idealnya jawab sesuai urutan permasalahan, dari "Yesus", ke "SBY", baru ke "Presiden", karena itu urutan pentingnya. Yah boleh saja sih jawab yang ga penting dulu baru lanjut ke yang lebih susah, tapi ini kan engga....
Tapi ko kamu sombong sekali sih memaksa harus pakai gelar? Padahal Yesus sudah mengajarkan untuk merendahkan diri.

Yah mungkin memang tidak cocok di Indonesia, tapi memangnya harus mengikuti cara Indonesia? Memangnya harus pakai cara dunia? Karena Yesus komunis, dan aku pengikut Yesus, maka aku juga pakai cara komunis. Mungkin lain kali aku pakainya "Comrade Tong" dan "Comrade Kristanto" aja kali ya....

Dan juga sebenarnya kamu ngomongin soal "sopan" tapi sebenarnya munafik juga, ya, karena kamu pakai kata "dia".
Udah gitu menulis nama orang pakai huruf kecil, lagi.

Selain itu kamu juga menyebut "Stephen" dan "Billy" tanpa gelar. Mungkin memang maksudnya membalikkan kata orang dengan mengutip, tapi tidak ada tanda "[sic]" di sana.

>>129
Kamu mulai makin ngelantur, ya? Bagaimana caranya 4 tahun = saat itu juga?
Sebenarnya berapa pun jumlah orangnya ya harus dijawab, bisa jawaban khusus seperti:
"Kamu ada waktu kapan?"
"Kamu kirim email deh, biar saya ingat"

Bisa juga jawaban umum yang menyatakan bahwa dia sibuk, atau undangan bagi yang benar2 butuh untuk datang ke rumah atau kantornya.

Dan sebenarnya akibat dari kejadian itu dan beberapa lainnya aku jadi bertekad tidak akan belajar sesuatu yang berhubungan dengan "musik rohani" atau "musik Kristen" atau semacamnya. Prinsipku "hidup berintegritas", jadi tidak ada yang namanya musik sekular. Jadi justru karena Billy-lah aku tidak mau belajar yang demikian. Dan kelihatannya dia tidak peduli, jadi mendatangkan tanda tanya seberapa pedulinya dia akan masalah itu. Kalau memang peduli, bawalah si Billy kemari, atau mungkin si Tong sekalian.
Sebagai orang beriman aku percaya pada prinsip "menutup pintu, membuka jendela", entah jendelanya apa, tapi yang jelas pintu "belajar musik gereja" sekarang tertutup.

Kulihat kamu makin ngelantur, karena aku yang saat itu cuma bertanya satu hal kecil, jadi kan pantas disebut sebagai "yang kurang2".
Rin@Rin : 2008-04-02 06:19:22 UTC+0000
>>131
Asalnya ga niat jawab, habis ngomongnya banyak ngelanturnya sih, terutama yang ini.
1. jelas2 aku tidak bicara sekali (bahwa kesimpulan bukan dari 1 hal itu saja memang tidak jelas, tapi yang itu jelas bukan sekali)
dan kadang yang jadi masalah bukan dari apa yang dibicarakan, tapi justru dari *apa yang tidak terucap*.
2. jelas2 aku ga pendam 4 tahun, kan aku ud bilang ud ngomong ke beberapa orang, termasuk orang yang rutin ke GRII
3. entah siapa yang sesat, tapi tidak mungkin keduanya benar secara mutlak. Tapi kalau aku sesat, maka dia pasti juga sesat, karena kalau dia tidak sesat dalam hal musiknya, berarti dia memilih untuk membiarkan orang lain tersesat, jadi itu membuatnya sesat juga.
4. pada prinsipnya, adanya "borok" sedikit itu membuat suatu domba tidak layak untuk dikorbankan. Seorang pemimpin tidak harus selalu benar, tapi prinsip guru Asia yaitu kalau dia yang salah atau tidak tahu harus mengambinghitamkan orang lain, dan aku tidak suka sistem ini, makanya aku tidak mau merasa diri sebagai orang Asia (dan Indonesia termasuk Asia).
5. engga ko, aku belum gede, udah bilang, kan aku tidak berumur?. Kalau yang namanya "gede" itu seperti kamu, maka aku tidak mau jadi gede.

Kayanya prinsipmu itu justru, "Jangan lupa berdosa", bisa dilihat dari jawaban pertama sampai terakhirmu.
Rin@Rin : 2008-04-02 12:23:30 UTC+0000
diacu: >>140
>>129
Oh ya, aku baru inget: Billy kan bukan "hamba Tuhan"[sic]!!
Jadi argumenmu tidak berlaku.
asa@Rin : 2008-04-02 20:19:16 UTC+0000
diacu: >>141
>>139
meletus sekarang jadi tempat saling mencela... uda gitu terbuka untuk umum lagi...
bikin makin males...
>>138
ko aneh km ga mau merasa diri orang Asia, uda fakta km org Indo...
jangan karna sakit hati sama 1 orang lalu anggap semua orang Asia jelek, ga mau anggap diri orang Asia
kalo orang selain Asia jg mikir kaya kamu, mereka juga ga akan menghargai kamu
orang Asia ada jeleknya, bukan berarti org selain Asia ga ada jeleknya
kenapa ga mikir gini "karna banyak org Asia yg begini, maka ku berusaha biar ga melakukan kejelekan yang sama juga, jadi bisa memperbaiki kesan orang lain terhadap diri sendiri"
kalo terus2an ribut disini, ngomongnya hampir maki2, malah makin menunjukkan kamulah salah satu orang Asia yang jelek.
coba bayangkan ada org non-Indo yang bisa bahasa Indo, baca postingan kamu, malah makin menjelekkan citra Indo.

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (tiga bilan)+(tiga dua)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|