yuku@
yuku
: 2008-02-19 01:27:12 UTC+0000
Kosakata bahasa Indonesia ga tambah kaya? Malah tambah miskin.
Keliatannya ada perbedaan orang Indonesia (pengguna bahasa indonesia) (A) dengan
pengguna bahasa inggris (terutama orang amerika) (B).
Orang B, kalo ketemu suatu kata yang ga tau, maka dia merasa dirinya kurang
pengetahuan, jadi akan berusaha tau kata itu. Karena itulah di terbitan tertentu
seperti Reader's Digest selalu ada rubrik "Word Power", yang terdiri 20 soal
pilihan ganda mengenai arti suatu kata dalam bahasa Inggris, berikut jawabannya.
Misalnya:
*misdemeanour*
A. minor offence
B. bad deal
C. evil look
D. doubt
Rubrik seperti ini juga sering ada di koran2.
Orang A, menurutku sih, tampaknya menganggap kosakata bahasa Indonesia adalah
kumpulan kata yang *hampir semua orang tau*. Jadi kalau orang lain tak biasa
memakainya, dia pun ga mau pake.
Mungkin bisa dicontohkan dengan istilah TI bahasa indonesia yang suka dipakai
beberapa kalangan. Misalnya wisaya (wizard), peladen (server, pelayan).
Kalau ada yang pakai kata itu, pendengar/pembaca tampaknya cenderung mikir
"ah buat apa ngapalin kata itu, sekalian aja hapalin inggrisnya", mungkin juga
karena "kata itu ga biasa ku pakai, mungkin bukan bahasa indonesia juga"
... dan dengan begitu kosakata yang dikenal orang Indonesia akan berkurang terus?