HORE <s>SERIBU</s>DUARIBU || ide yuku dan bukan ide yuku

No 815-822 No 795-814 Semua (balik urutan) |

yuku@yuku : 2008-01-08 06:36:04 UTC+0000
Coba add en2ja@bot.talk.google.com ke guto (google talk) anda,
maka anda bisa mencoba penerjemah gugel yang pake sistem belajar maksa
jadi gugel punya banyak naskah berbagai bahasa, lalu mesinnya suruh belajar
sendiri dari naskah2 itu, pembuatnya botnya sendiri ga bisa bahasanya.

kadang jadi muncul yang aneh2:
me: whoo a lot
en2ja: たくさんキャーッ (banyak kyaaa)
me: i hate you
en2ja: ママなんて大嫌い (benci pisan sama mama)

selain itu, coba en2zh, ja2en, dsb dan berbagai bahasa2 lain.
yuku@yuku : 2008-01-08 13:59:57 UTC+0000
diacu: >>817 >>820
Matahari terbit di? Timur.
Matahari terbenam di? Barat.

Ini plajaran waktu sd.
Dulu ku hapalin dengan cara: terBenam ada huruf B, berarti Barat. Kalo yang bukan itu, berarti Timur. Sukses.

Apa masalahnya? Saat itu ku ga tau manakah barat maupun timur? Apakah matahari memang slalu muncul dan hilang dari arah yang sama? Ga tau. Apakah barat dan timur selalu menunjuk arah sama? Ga tau.

Seandainya saja skolah2 lebi niat ngajar (dan dana cukup), murid2 dibawa ke luar kelas, ke lapangan pagi hari. Kasitau ini barat, itu timur. Tuh matahari muncul dari sana. Lakukan pada siang/sore dan hari besoknya juga.

Jadi murid2 tau apa maksud kalimat "Matahari terbit di Timur, terbenam di Barat." Bagiku dulu hanya sebuah hapalan, gimana yang lain, senasib denganku kah? saa
1peH@yuku : 2008-01-08 16:53:06 UTC+0000
diacu: >>819 >>820
>>816
Wah, bukannya kalau cahaya mentari menerobos masuk lewat jendela tiap pagi jadi kelihatan yah darimana mentari muncul. Dan kalau sore hari juga terlihat sendiri kalau dari arah yang berbeda. Jadi ya mestinya otomatis tahu sih. Kecuali kalau di rumah/sekolahnya berjendela kecil atau tak berjendela. Kalaupun tak adapun bisa dilihat dari bayangan pohon/mobil di tepi jalan.
1peH@yuku : 2008-01-08 16:58:20 UTC+0000
>>811
Memang Imam punya laptop baru? Dan dia bisa main piano? KaReT sendiri mengaku diri sebagai Nia.
asa@yuku : 2008-01-09 06:54:36 UTC+0000
diacu: >>820
>>817
itu kalo jendela menghadap barat ato timur dong ^^;; klo menghadap utara dan selatan, ga menerobos masuk, sama ajah ga sadar.
Rin@yuku : 2008-01-09 07:20:53 UTC+0000
>>816 >>817 >>819
Yah, jangan dibegitukan. Semua orang melihat benda jatuh, tapi cuma Newton yang bisa membuat teori gravitasi, jadi hanya karena semua orang bisa melihat belum tentu semua sadar, kan? Dan kelihatannya yuku termasuk orang yang ga sadar. Bagi yang sadar, bersyukurlah, bagi yang tidak sadar, ya sudah, ga usah disesali.
Setiawan(rKX2/wpDicJD)@yuku : 2008-01-09 09:25:55 UTC+0000
Di dalam kitab suci agama Buddha, tidak pernah disebutkan kata "Tuhan". Sang Buddha sendiri tidak pernah menyebutkan hal2 yang berkaitan dgn Tuhan. Sang Buddha mengajarkan akan adanya Hukum Kesunyataan yaitu hukum kebenaran yang berlaku di alam semesta. Salah satu dari hukum tersebut adalah hukum sebab dan akibat. Segala sesuatu pasti ada sebab dan akibatnya. Jadi, pada intinya, agama Buddha itu lebih ditekankan pada ajarannya daripada keberadaan Tuhan.

Namo Buddhaya,
Secara sederhana, konsep ketuhanan dalam Agama Buddha adalah 'tidak terceritakan' karena 'tidak bersyarat' alias Asankhata Dhamma. Hal ini sebenarnya wajar saja, karena kita tidak akan bisa menceritakan tentang 'nasi' sehingga orang yang kita ajak berbicara mengerti dengan jelas tentang 'nasi' baik warna, rasa maupun kualitas lainnya. Sangat terbatas kata-kata yang kita miliki. Namun, tak terceritakannya 'nasi' tersebut, bukan berarti tidak adanya 'nasi'. Orang akan mengerti segala kualitas 'nasi' kalau sudah membuktikannya sendiri dengan mengamati dan merasakan sendiri 'nasi' tersebut. Demikian pula dengan konsep ketuhanan Agama Buddha, tidak bisa diceritakan namun bisa dibuktikan (ehipassiko) dengan melaksanakan Jalan Mulia Berunsur Delapan sehingga tercapainya Nibbana.
Konsep Ketuhanan Di dalam Agama Buddha, HANYA ADA di Indonesia...
Di Tipitaka Pali, bahkan, tidak ada konsep Ketuhanan. Perbedaan tambahan konsep-konsep yang merebak di berbagai sekte di Indonesia inilah yang menyebabkan perpecahan Sangha di Indonesia. Yang jelas Buddha Dhamma tidak menganut ketergantungan terhadap Tuhan dan Ketuhanan seperti yang dimaksud secara umum. Konsep ketuhanan dalam Agama Buddha yang jauh lebih mendingan ketimbang konsep Ketuhanan di dalam agama Buddha yang lainnya dapat Saudara baca buku "Ketuhanan Yang Maha Esa di Dalam Agama Buddha", karya Cornelis Wowor MA. Di dalam buku itu diterangkan tentang ayat Udana VIII seperti yang Saudara maksudkan. 

Ini adalah salah satu kutipan dari jawaban di forum ttg ketuhanan dalam Agama Buddha
Rin@yuku : 2008-01-09 11:08:13 UTC+0000
diacu: >>823
>>812
Baru tau kalau ternyata Vocaloid sudah ada manganya juga. :S

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (nol satu)+(bilan dua)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|