>>543
Ku mau pake istilah "labi" di sini untuk menandakan "lawan bicara",
"lawan main", "partner", "orang yang di hadapan kita", "pihak ke dua",
companion, partner, company; opponent, rival
"Diri sendiri berpikir kalo tak layak dibenci Tp knp ada yg benci kita?"
nah ini langkah pertama introspeksi. Karena mungkin yang salah emang
kita. Loh tapi kalo setelah introspeksi ga nemu2 salah kita di mana?
*Belom tentu kita yang salah*. Alasan orang benci kita itu ga cuma
kita yang salah loh.
Misalnya ada yang benci karena lawannya berhasil ato sukses,
padahal ga berusaha sekeras dia (iri hati).
Selain itu juga bisa karena pertengkaran yang ga ada benar-salah nya,
cuma disebabkan beda prioritas. Misalnya si A marah karena B ga
mau cet sama dia. B kasi alasan besok ada ujian jadi ga mau cet sama A.
Nah lebih keren lagi: orang benci labi justru karena labi benar,
namun dia sudah berpola pikir untuk membenci labi, jadi dia
ga bisa terima kalau labi yang benar! Ini cukup langka sih tapi
beberapa kali kualami, setelah labi marah2 dan menyalahkan akhirnya
sadar sendiri salahnya. (Termasuk sebaliknya).
Nah sekarang mengenai mencuekkan.
Berbagai tujuan mencuekkan setauku:
1. supaya labi tau bahwa kita sebel sama dia.
2. supaya labi merasa butuh kita
3. supaya kita merasakan ketiadaan labi seperti apa (entah diduga
akan buruk ato baik)
4. supaya kita bisa menunjukkan pada labi "tanpa kamu pun aku gapapa"
5. supaya kita lupa akan labi (susah loh sebenarnya, kecuali emang
pada saat yang sama labi juga cuekin kita dan ga berusaha hubungi kita)
... mungkin ada tujuan lain yang ga kepikir.
"Mencuekkan tanpa sebab" mungkin maksudnya labi ga salah ato kita
ga salah ato ga ngapa2in tapi menurutku pasti ada tujuan dari
mencuekkan itu sendiri, misalnya nomer 1-5 di atas ato yang lain?
Yang mana kah?
