yuku@
yuku
: 2015-06-10 07:13:38 UTC+0000
Halo lagi kinu,
Sebetulnya aku lebih cocok bilang ke Tuhan daripada ke kinu, tapi sementara
aku mengetik ini Tuhan mendengar juga dan aku akan coba menumpahkan isi
hatiku kepada kinu yang selalu setia mendengarkan walaupun pada
suatu saat kinu akan mengkhianatiku juga karena hanya Tuhan yang setia.
Ku orang yang aneh tapi ga merasa aneh, justru kenapa aku mengatakan aneh
adalah karena sedari dulu, mungkin dari sma, kuliah, ku bertemu dengan
orang2 yang dekat denganku tapi bilang bahwa diriku aneh, mulai dari o*
yang sangat hobi bilang aku aneh tetapi tetap dekat, sampai dengan
papaku dan mamaku yang bilang aku aneh, juga adikku.
Dan ketika mereka bilang aku aneh biasanya mereka tersinggung.
Aku tersinggung karena mereka tersinggung.
Dan singgung-singgungan ini akan semakin tidak enak kalau tidak dibereskan.
Pada awalnya kupikir aku mau bilang ke kinu saja karena
hanya kinu yang paham bahwa anehku itu tidak dapat kurasakan
sendiri, mungkin bagaikan bau badan yang tidak dapat dirasakan
diri tapi dirasakan semua orang selain diri. Dan hal begini
tidak nyaman karena orang menjadi tersinggung oleh sebab suatu hal
yang tidak dapat diperbaiki.
Aku pusing dan kadang-kadang harus menerima diri sebagai orang yang
tidak disukai banyak orang. Atau disukai oleh tidak banyak orang.
Yang kedua aku lebih suka sebetulnya, walau kadang-kadang
hanya imajiner. Oh betapa aku ingin hidup dalam dunia imajiner.
Tapi apa yang imajiner itu tidak nyata. (Dan penderitaan
dalam dunia imajiner selalu terasa dapat dijalani dan diriku kuat,
tapi penderitaan yang dialami dalam dunia nyata itu benar-benar
derita.)
Semakin aneh lagi adalah ketika aku mengakui apa yang mereka
katakan, bahwa aku aneh, mereka makin tersinggung lagi. Sungguh tidak
logis. Tapi ada yang berkata bahwa memang dunia manusia mengenal tidak
hanya logis tapi juga ada hal non-logis yang bagiku susah diterima
dan dirasakan.
Tidak tahulah apakah aku sudah boleh berpacaran atau tidak.
Karena jika tanpa aku ketahui, aku bisa mengatakan sesuatu yang dianggap
aneh, dan orang yang mengatakan aneh pun tersinggung karenanya,
dan ketika kuakui bahwa diriku aneh, orang itu makin tersinggung,
aku belum yakin bisa mengatasi semua itu.
Tapi kata mama dan papaku, aku sudah boleh pacaran.
Baiklah.
Dalam hal beginian aku sendiri bingung harus ngapain. Karena
apa yang kulakukan, tidak kusadari masalahnya. Tapi mungkin orang-orang
lain menyadarinya. Dan yang terlihat adalah kasus-kasus yang spesifik
sekali, kalau tidak tau apa akar penyebabnya, bisa tidak kunjung selesai
dan kuharap orang-orang yang menyayangiku masih hidup terus...
Terus... dan dipakai Tuhan untuk memperbaiki diriku.
Dan ku teringat akan doa minta ampun dosa. Ampunilah aku akan
dosa yang sengaja *maupun* yang tidak sengaja. Oleh sebab banyaklah
dosa yang tidak sengaja, namun ketidaksengajaan itu bukan berarti
aku tidak berbuat dosa.
Sekianlah kinu, suratku hari ini. Aku terbatas dalam kata-kata,
tapi oleh telepati, pesanku tersampaikan hampir semuanya.