yuku@
yuku
: 2013-04-10 11:41:13 UTC+0000
Melihat orang2 yang ada cacat pada tubuhnya, orang2 yang kehilangan keluarganya,
orang2 yang kekurangan uang dan makanan, orang2 yang hidup dalam suasana terancam,
ku heran kenapa mereka bisa tetap tahan, setia, mencari Tuhan selama hidupnya.
Apakah ku ini yang kena masalah sedikit panik. Kena kesenangan sedikit lupa
Tuhan. Kena situasi yang tidak enak bertanya2 kenapa sih diri harus mengalami hal
semacam ini.
Ku ingin ketenangan yang damai. Setia dalam Tuhan. Karena sebetulnya tidak henti2nya
Tuhan menunjukkan kasihNya saat ku benar2 memikirkan dan merenungkan Dia. Tapi
hal2 dan urusan2 dunia ini sering kali menarikku (bukan dengan kejam, tapi dengan menarik)
untuk melupakan Tuhan (bukan dengan sengaja menjauhi, tapi dengan membuat tidak
tertarik).
Mungkinkah ku bisa menjadi seorang yang seperti bukan diriku tapi nyatanya adalah diriku
yang lebih diriku dibanding sekarang? Bukankah Tuhan yang menenunku sejak dalam
kandungan mama, Dialah yang tau diriku yang paling diriku itu bagaimana? Mungkin diriku
sekarang ini kurang diriku (sebagai kata sifat), dan merasa ngeri menempuh jalan menuju
diriku yang paling diriku, namun itulah sebenarnya jalan pulang.
*for the longest way round is the shortest way home*