berbijaksana
Terilhamkan oleh
http://elbertreble.blogspot.com/2011/03/la-fin-de-la-relache.html
Kalau banyak berpikir kukira aku bisa lebih
*berbijaksana*, tapi katanya Alkitab
bijaksana itu datang dari takut akan Tuhan.
Saya penasaran dan ingin meneliti lebih jauh bagaimana datangnya kata
*berbijaksana* ini.
===
Apa sih kata ini? Mari gugl dan lihat hasilnya.
1.
http://id-id.facebook.com/pages/berbijaksana/193806627301903?sk=wall
Interest di fesbuk yang tidak berisi.
2.
http://id-id.facebook.com/pages/berbijaksana/193806627301903?sk=info
Sama saja.
3.
http://www.buletinpillar.org/artikel/orang-bijak-di-antara-tiga-kerajaan-dan-kerajaan-allah
Artikel dari Buletin Pillar yang isinya mengandung:
Di dalam cerita Sam Kok, kebijaksanaan mempunyai peran yang sangat penting. Tokoh yang
*berbijaksana* sangat dihargai dan dihormati. Misalnya, Liu Bei berusaha mati-matian
untuk mendapatkan Zhuge Liang. Dia sampai harus pergi tiga kali menempuh perjalanan
yang jauh ke rumah Zhuge Liang untuk membujuk Zhuge Liang supaya mau bekerja baginya. Hal ini sebenarnya menunjukkan bahwa Liu Bei sendiri juga adalah seorang bijak. Dia tahu bahwa supaya berhasil dia harus mendapatkan orang bijak untuk bekerja kepadanya. Maka, perjalanan yang sulit melawan musim dingin yang kejam tidak menjadi masalah baginya. Cao Cao juga menunjukkan sikap yang sama terhadap orang bijak. Dengan menggunakan cara yang licik dia mendapatkan Dan Fu dari tangan Liu Bei. Di sini kita dapat melihat bahwa pemimpin-pemimpin yang
*berbijaksana* sangat menyadari bahwa kehadiran orang-orang bijak adalah kunci bagi keberhasilan kepemimpinan mereka. Mengapa orang bijak begitu dicari-cari? Menurut kami, ini ada kaitannya dengan doktrin kehendak Langit yang sudah dipercayai dan diajarkan terus-menerus sejak zaman Dinasti Zhou.
Di dalam artikel tentang Dinasti Zhou, kami sudah menunjukkan bahwa kehendak Langit
berpihak pada pemimpin yang
*berbijaksana*.
4.
http://twitter.com/fadlybaker
Salah satu tweetnya adalah:
Perasaan
*berbijaksana* ria deh dri tdi.. :D RT @nvaudyna: Bukan karena tak ada
rintangan lalu kita optimis... Tapi ...
http://tmi.me/7oJrK
5.
http://members.fortunecity.com/pobinus/talenta/ruang.htm
Entah artikel apa ini, salah satu poinnya adalah
c.
*Berbijaksana*
Apabila kedua prinsip utama sudah kita lalui, maka langkah selanjutnya adalah
*berbijaksana*.
*Berbijaksana* contohnya seperti mempertimbangkan berbagai hal
yang menyangkut: ras, kedewasaan rohani, persamaan minat, gereja, karakter, dan
lain-lain. Dalam hal ini setiap orang mungkin bisa berbeda pandangannya dan itu
merupakan kebijaksanaan masing-masing pribadi.
6.
http://foodforsouls.blogspot.com/2005_02_27_archive.html
Blog yang judul utamanya RINGKASAN KHOTBAH Pdt. Stephen Tong
Beberapa cuplikan:
- Dan dia meneruskannya dengan membahas bijaksana; budi: siapakah diantara
kamu yang berbudi,
*berbijaksana*?
- Karena yang kelihatannya kurang berpengetahuan punya bijaksana yang tinggi,
sementara yang berpengetahuan tinggi justru tak punya bijaksana. Jika kau hanya
berpengetahuan tapi tak berbijak, kau tak beda dengan bangunan tinggi
- Yakobus membawa kita pada bagian yang paling dasar; siapa diantara kamu yang
*berbijaksana*; berbudi?
- Pepatah Perancis mengatakan, when you critizing others, at the same time, you
are introducing your own personality. Siapa diantara kamu yang
*berbijaksana*?
Buktikan bijaksanamu yang sungguh lewat kelemah-lembutanmu.
Dalam artikel ini sangat kentara bahwa "bijaksana" dipakai sebagai kata benda,
"berbijaksana" sebagai kata sifat.
7.
http://el-en.org/devotionals/93-hikmat-di-dalam-bergaul.html
Artikel berjudul: Hikmat di dalam bergaul
- By Jeffrey Lim –
Karena itu sebagai orang percaya, kita lebih
*berbijaksana* untuk bergaul dengan orang
yang baik. Banyak bergaul dengan orang bijak membuat kita menjadi bijak.
- Marilah kita
*berbijaksana* dalam bergaul sesuai dengan prinsip Firman Tuhan.
Siapa Jeffrey Lim? Kalau menurut
http://profiles.friendster.com/limpingen , dia
banyak ber"teman" dengan MRII dan GRII.
8.
http://inspirasijiwa.com/?m=201011
Artikel yang berjudul "Relasi Manusia dan Waktu (2)"
Penilaian yang
*berbijaksana* berkaitan dengan pengertian antara bagaimana
mengharmoniskan kekakalan di dalam kesementaraan dan kesementaraan di dalam
kekekalan; dengan ini kita bisa menuju kepada esensi yang bertahan.
Di bawahnya tertulis:
[Sumber: buku "WAKTU DAN HIKMAT" oleh Pdt. Dr. Stephen Tong, LRII, Jakarta, 1990.]
===
Kesimpulan.
Menurut KBBI, bijaksana adalah kata sifat, dan tidak ada yang namanya berbijaksana.
Tapi seorang pengkhotbah besar (Pdt Stephen Tong) menggunakannya sangat sering
dalam khotbahnya, dan mempengaruhi banyak orang. Ini menandakan pengaruhnya yang
besar, seperti seringkali cara bicara kita pun terpengaruh oleh orang2 di sekitar kita.