>>145
Masa depan juga ibarat judi, penuh resiko, ga tau nanti yang akan terjadi baik atau buruk. Setiap orang mungkin sedang berjudi dengan kehidupannya sendiri.
Ketika B sudah melakukan sesuatu, mungkin B sadar kalau dia baru saja berbuat salah, atau sampai matipun B tetap tidak sadar dia telah berbuat salah. Orang seperti A lah yang harusnya mengingatkan B kalau B sudah berbuat salah. Kalau B bisa menerima, itu bagus, B mengaku diri salah. Kalau tidak bisa menerima diri salah pun tidak apa-apa. Cukup bilang "Ya, saya salah" atau "Tidak, saya tidak salah", tapi ga perlu banyak alasan.