>>361
Langkah pertama ya berobat dong! Kalau sudah tak bisa disembuhkan lagi, lalu mencoba untuk belajar mengatasi ketidakmampuan melihat dengan belajar 'melihat' dengan telinga atau 'penciuman' atau belajar huruf braille.
Dan sepertinya saya bakal berhenti kuliah deh... >< Entah bagaimana nanti masa depan saya.
menurutku menjawab pertanyaan dengan jawaban itu bukan
hal yang paling efektif
menurutku menjawab pertanyaan itu mesti dengan pertanyaan
dulu untuk mengklarifikasi pertanyaan
*contoh:*
A: pak, gimana sih cara menambah input ke-3 buat 4-to-1
multiplexer ini?
B: oh gini gini gini coba liat tabel ini truth table...
lalu kalo s0 = 0, s1 = 0 outputnya 0...
lalu kalo...
kalo...
kalo...
nah coba liat bagaimana jika input ke-3 pada saat s0 = 0, s1 = 0...
bla bla bla...
....
...
...
jadi ini input ke-3 mesti dicabang lalu disambung ke input
untuk mengganti input.
(selesai. 7 menit. banyak jawaban yg ga penting yg ku udah tau)
*contoh yang lebih efektif:*
A: pak, gimana sih cara menambah input ke-3 buat 4-to-1
multiplexer ini?
B: wah ide yang udah mu pikirkan gimana?
A: ini sepertinya input ke-3 mesti di-XOR dengan outputnya
supaya dapet hasil yg betul. gimana cara XORnya?
B: kenapa mu berpikir untuk mencampur output bukan mengatur
input?
A: oya tul juga. (selesai)
berlaku pada kita semua terutama orang indo
TERUTAMA temen2ku dari kanisius.
kalo ada pertanyaan selalu dijawab!!! jelas aja jawabannya jadi
ga bermutu, karena pertanyaannya aja belom jelas
(ato mungkin pertanyaannya aja salah), eh udah dijawab.
malu ah menjawab
lebih baik bertanya
seperti dormmateku di kamar 121, yang 50% dari seluruh
percakapan dengannya selalu berupa pertanyaan.
>>366
Bersyukurlah masih mendapat jawaban, saya pernah seperti ini:
Pertanyaan: "Bagaimana cara melakukan [A]?"
Jawaban: "Yang namanya [A] itu adalah [begini]."
Selesai "menjawab" dia bilang, "Nah, udah ngerti kan sekarang?"