Meletuslah hai balon yang telah menghijau terang!!

No 166-185 No 146-165 Semua (balik urutan) |

1peH@1peH : 2008-04-19 05:17:57 UTC+0000
>>165
Itu soalnya aku pernah baca buku bahasa Indonesia yang menyebutkan namanya kadal monitor, jadi saya lebih tahu tentang kadal monitor sebelum tahu kalau istilah Inggrisnya monitor lizard. Mungkin nama yang lebih tepat biawak.
Memang di Asia ada armadillo? Pangolin mungkin maksudmu. Armadillo adanya di benua Amerika. Pangolin itu yang trenggiling. Wah, hebat kalau masih ada trenggiling di NTU.
1peH@1peH : 2008-05-05 17:55:49 UTC+0000
Dari dulu sering dikatakan bahwa dokter itu tulisannya jelek, terutama dalam menulis resep. Supaya pasien tak bisa membaca, begitu jawabnya ketika saya bertanya. Sesuatu yang membuatku heran karena apoteker bisa membacanya.
Tapi setelah membaca http://uk.news.yahoo.com/rtrs/20080505/thl-uk-india-doctors-life-3b3ac80.html, ternyata banyak apoteker yang tak bisa membaca tulisan dokter. Memang tautan tadi tidak dari Indonesia sih, tapi bisa saja hal semacam itu terjadi.
1peH@1peH : 2008-05-09 04:52:37 UTC+0000
diacu: >>169
Saya mau bercerita perjalanan yang terjadi 3 hari lalu ke Pulau Bukom. Perjalanan ini diadakan oleh ASME untuk  mengunjungi pengilangan minyak Shell di Pulau Bukom, sebuah pulau di sebelah Selatan Singapura. Beberapa waktu lalu  (sudah cukup lama) di dekat kantin A ada sebuah gerai pendaftaran bagi siapapun yang ingin ikut serta. Dan biaya  pendaftaran akan dikembalikan pada hari pelaksanaan dengan menunjukkan kuitansi pembayaran.

Alkisah, di hari yang cerah dan akan tetap cerah, saya meluncur dengan tergesa-gesa ke LT2, tempat bus akan mengangkut  rombongan ke tempat tujuan, karena waktu telah sedemikian mendesak. Ternyata ketika sampai di tempat tujuan, suasana  masih lengang, belum banyak yang tiba. Selewat lebih setengah jam, ketika semua peserta datang dan bus telah tiba,  rombongan pun berangkatlah. Dari daftar nama yang ada kulihat sekilas ternyata saya adalah satu-satunya orang Indonesia  yang ikut serta. Orang SPR yang terdaftar pun dari namanya tak nampak dari Indonesia. Sebagian besar peserta adalah perempuan, barangkali bisa mencapai 70%.

Dan bus tiba di Pasir Panjang Ferry Terminal dalam sekitar setengah jam. Tempatnya tak jauh dari bakal stasiun MRT Pasir  Panjang jalur kuning. Dari luar terlihat banyak truk-truk dan kendaraan angkut lainnya, tak nampak tanda-tanda ada orang  yang khusus datang untuk naik feri. Ternyata di dalam ada tempat parkir yang cukup luas untuk kendaraan pribadi. Lalu  setelah menunggu, feri pun berangkatlah. Kapalnya cukup besar dan nyaman, bukan kapal kelas teri, lebih lebar dari  pesawat terbang berbadan lebar. Perjalanan tak sampai 15 menit. Sesampai di sana diberitahu bahwa tak boleh mengambil  gambar dengan tustel dan telepon genggam pun harus dimatikan.

Ternyata satu pulau ini hanya diperuntukkan pengilangan minyak Shell, tak ada yang lain. Ada juga jalan raya, tak beda  dengan jalan di pulau utama Singapura, hanya lebih kecil. Dan rupanya para pekerja biasanya pulang-pergi setiap hari ke  tempat kerja dengan naik feri. Pulau ini sudah digunakan cukup lama, sejak tahun 1891. Pulau ini telah meluas beberapa  kali lipat dari luas semula dan ada rencana untuk reklamasi lagi kelak.

Setelah penjelasan dari video dan presentasi dari salah satu pekerja, lalu diberi waktu rihat sejenak sembari menikmati  kudapan. Dan saya berkeliling melihat-lihat, ternyata ada tempat untuk bermain boling (bola gelinding), gimnasium, kolam  renang menghadap laut, ruang teater, dan tempat tinggal untuk orang2 yang karena suatu hal harus menginap di pulau.

Rombongan menaiki bus mengelilingi pulau. Di sepanjang jalan terlihat pemandangan yang tak pernah kulihat sebelumnya. Ada  banyak tangki-tangki raksasa berdiameter bervariasi antara 5 - 20 meter lebih dengan tinggi bisa mencapai 12 meter dan  pipa-pipa berseliweran. Bila di tempat normal di pinggir jalan ada gedung-gedung, di sini seringkali yang membatasi jalan  adalah pipa-pipa. Terkadang pipa itu mencuat begitu saja, menyeberangi di atas jalan mirip jembatan penyeberangan.  Terkadang pipa berada di bawah jalan ketika jalan melewati jembatan yang berada di atas 'sungai' pipa. Ada tempat di mana  kumpulan pipa membentuk 'hutan' yang lebat setinggi 10 meter dan cukup padat sehingga tak nampak apa yang ada di  baliknya. Di sana-sini mencuat pula batang-batang raksasa cerobong asap lebih tinggi dari pohon kelapa tertinggi, setinggi menara pemancar, mencapai lebih dari 30 meter. Dari sela-sela pipa terlihat kota Singapura dari kejauhan, nampak tak begitu jauh. Terlihat pula kuningnya bubuk belerang menggunung di dalam salah satu tempat penyimpanan. Saya melihat ada sedan keluaran lama, yang membuatku tersadar bahwa ternyata ada juga yang masih memakai mobil lama di negeri Singa ini.

Lalu terpecahlah rombongan menjadi 2 bagian, rombonganku masuk ke dalam ruang pengontrol. Pandangan pertama mengingatkanku pada mesin permainan di mall, hanya saja yang terlihat di layar monitor bukanlah gambar kartun/perlombaan/permainan bola-bola dsb, melainkan diagram-diagram, pengawas kebakaran, dan gambar dari kamera pengawas. Seorang tinggi besar sekitar 180 cm, bersorban dan berjenggot putih menjelaskan bagian-bagian di ruang kontrol tersebut. Sepatu harus ditanggalkan dahulu atau berganti sepatu supaya tak mengotori lantai, mengingat sepatu yang telah berkelana di luar ada kemungkinan telah tercemar dengan bahan kimia. Setiap pekerja mengenakan sebuah benda berwarna kuning seukuran ponsel kecil di dada dekat bahu, yang ternyata adalah alat untuk mendeteksi H2S di udara dan memperingatkan pekerja bila konsentrasi H2S telah melewati ambang batas.

Tak terasa waktu telah berakhir, sembari menunggu bus, saya melihat ada sebentuk benda sebesar kira2 1mx1mx1m yang dipagari. Ternyata itu adalah transformer untuk 6600 V. Terlihat pula bus pendek sekitar 7 meter panjangnya yang jarang kulihat yang mengangkut pekerja. Setelah bus datang, perjalanan kembali pun mulailah. Perjalanan kembali terasa lebih cepat dari keberangkatan. Feri menyeberangi selat hanya dalam 6-7 menit. Feri nampak penuh oleh pekerja yang pulang ke rumahnya. Feri nampak miring dengan haluan yang lebih tinggi. Barangkali bagian buritan feri lebih berat daripada haluannya. Sesampai di feri terminal, langsung nampak bus penjemput dan banyak orang memasukinya. tapi ternyata itu bukan rombonganku. Maka saya berhenti berjalan. Setelah semua terkumpul dan berfoto bersama, pulanglah semuanya. Ada yang minta berhenti di halte bus, ada yang berhenti di NTU, tepatnya di kantin A.
yuku@1peH : 2008-05-11 16:22:48 UTC+0000
>>168
Membaca tulisan ini, yang kebayang adalah mu bagaikan masuk ke suatu dunia atau
peradaban lain. Dunia yang sudah tiada pohon hanya ada pipa. Jembatan yang terbuat dari
pipa. Transportasi yang dilakukan dengan cara mengubah penumpang jadi cairan lalu
mengalirkannya lewat pipa2 itu.
1peH@1peH : 2008-05-15 14:20:33 UTC+0000
Wah, sebentar lagi orang bisa mewujudkan impian lamanya untuk terbang ke udara seperti super hero.
http://www.theregister.co.uk/2008/05/15/swiss_birdman_backpack_jet_stunt/
Cara cepat kalau lagi macet.
1peH@1peH : 2008-05-15 23:57:25 UTC+0000
Wah, rupanya gempa dahsyat di Tiongkok tanggal 12 Mei kemarin adalah tepat 88 hari sebelum 8 Agustus 2008 (mulainya olimpiade Beijing)
1peH@1peH : 2008-05-25 08:56:54 UTC+0000
Akhirnya setelah selama hampir seminggu tak ada komputer di rumah. Akhirnya sekarang ada dan bisa terhubung dengan jaringan internasional. Selamat datang kembali.
1peH@1peH : 2008-05-26 15:02:05 UTC+0000
diacu: >>180 >>181
Ketika pulang ke Indonesia, saya terkejut bahwa ternyata ada 4 stasiun TV lokal saat ini. Salah satunya mengkhususkan ke segmen anak2, berisi mayoritas film kartun. Salah satunya berisi tentang Buddha. Sungguh mengejutkan mengingat tidak ada wihara di seantero kota (bukan kelenteng lho). Hanya ada satu wihara yang sedang dalam masa pembangunan saat ini. Biasanya umat Buddha terpaksa bersembahyang di kota sebelah. Sang pendiri stasiun TV rupanya bersemangat besar. Entah apa yang terjadi di kota lain. Semestinya banyak juga stasiun TV lokal yang bermunculan.
1peH@1peH : 2008-06-04 12:25:16 UTC+0000
Saya merasa BLT itu seolah2 pemerintah mau *menyuap* masyarakat miskin supaya tidak protes dengan kenaikan harga BBM. Buktinya BLT itu hanya diberikan waktu awal2 setelah kenaikan harga BBM, selanjutnya tidak. Setelah BLT tdk dikasih, harga BBM tidak diturunkan. Hanya bantuan sementara saja. Pemerintah kok seolah2 menyuap ini bagaimana sih. Saya merasa lebih baik memberi pancing daripada memberi ikan.
!peH(1Ut8DcT+Gr1x)@1peH : 2008-06-14 07:40:57 UTC+0000
diacu: >>176 >>180
Baru pertama ini saya mencoba klik '@', ternyata yg keluar ' " '. Ternyata tombol " dan @ nya terbalik. Mau klik tanda '#' keluarnya '£'. Beberapa tombol ternyata terbalik2. Huh...
yuku@1peH : 2008-06-15 03:59:07 UTC+0000
diacu: >>177
>>175
Apakah gara2 itu juga, mau tulis 1peH jadi keluarnya 1peH?
1peH@1peH : 2008-06-20 02:55:16 UTC+0000
>>176 Wah, sepertinya kepencet shift. Hehe...
1peH@1peH : 2008-06-20 02:57:20 UTC+0000
diacu: >>179
Wah, hebat dapat imel dari Bambang Suharto. Begini isinya:


DEAR,


MY NAME IS MR.BAMBANG SUHARTO ELDEST SON OF THE EX-PRESIDENT OF INDONESIA , GENERAL SUHARTO WHO DIED EARLY THIS YEAR.

I DO HEREBY SOLICITE FOR YOUR ASSISTANCE, CO-PERATION AND UNDERSTANDING .GET BACK TO ME FOR MORE INFORMATION.

LOOKING FORWARD TO HEARING FROM YOU.

REGARD,

MR.BAMBAMG SUHARTO


Eh, Bambang atau Bambamg ya?
yuku@1peH : 2008-06-21 18:14:16 UTC+0000
>>178
Di imel2 seperti ini ku suka bingung dengan salah2 ketik. Apakah sengaja atau
karena penulisnya ga peduli dengan isi imel dan langsung kirim saja?

Padahal kalo penulis imel ini ingin agar pembaca percaya, harusnya bisa diperbagus
ketikannya biar lebih keliatan serius, kan?
Rin@1peH : 2008-06-29 01:56:37 UTC+0000
diacu: >>181
>>173
Eh, aku baru sadar.... Stasiun TV lokal bukannya udah ada sedikitnya 9 dari dulu-dulu, ya? Apakah maksudnya itu pulang ke *"Jakarta"*?

>>175
Apakah keyboardnya terganti?
1peH@1peH : 2008-07-14 12:02:58 UTC+0000
>>180
Bukan Jakarta-lah. Emang Jakarta gak ada wihara yah? Mana mungkin. Seumur-umur saya ke Jakarta baru dua kali saja. Wah, Jakarta ada 9 yah, padahal mayoritas TV nasional dari Jakarta juga.

Itu keyboardnya warnet kok, jadi saya gak tahu apakah sudah diganti atau belum.

>>173
Oya ternyata ada wihara di kota. Jadi bukannya tidak ada wihara. Saya baru tahu waktu sedang berjalan-jalan. Cuma wiharanya itu tak terlihat dari luar karena di dalam gang kecil yg mobil pun tak bisa masuk, hanya terlihat papan penunjuknya dari luar.
1peH@1peH : 2008-07-14 12:03:59 UTC+0000
A video about how dinosaur went extinct.
http://www.youtube.com/watch?v=D09nZPHNx2g
The author of the video is very creative.
1peH@1peH : 2008-07-17 04:26:56 UTC+0000
Baru pertama kali nih saya bisa masuk ke dalam server room, tepatnya di Bioinformatics Research Center NTU. Ternyata di dalamnya ada superkomputer ditaruh dalam tempat serupa lemari 3 deret setinggi 2 meter. Katanya ada 44 nodes (?) dan 174 CPU di dalamnya. Dan ini untuk membantu para peneliti bioinformatik.
Sepertinya ini pertama kalinya deh, melihat dengan mata sendiri sebuah superkomputer. Setidaknya saya sadar bahwa yg saya lihat adalah superkomputer. Bisa saja dulu pernah tapi saya yang tak sadar.
1peH@1peH : 2008-07-18 05:27:16 UTC+0000
diacu: >>185 >>213
Saya kok heran jam kerja mau diganti jadi Sabtu-Minggu itu gimana sih?
http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/08/07292131/jam.kerja.pindah.ke.sabtu-minggu
yuku@1peH : 2008-07-20 05:31:00 UTC+0000
>>184
Wah kalo indo yang pertama berhasil menerapkan itu, hebat jugaa. Lucu jadinya.

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (dua dua)+(satu tiga)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|