entah

No 170-177 No 150-169 Semua (balik urutan) |

Rin@Rin : 2008-04-21 05:37:31 UTC+0000
Cerita ini udah agak lama, jadi ya harus dilihat dengan bingkai waktu saat itu.

Di forum PINTU (Perhimpunan Indo-NTU) setahuku cuma ada 1 kata yang disensor, jadi kalau ada yang menulis itu, maka akan berubah jadi "|BAD WORD|" (tanpa tanda kutip). Dari konteks, bisa ditebak bahwa yang disensor adalah nama binatang. Dari sekian banyak binatang, aku kira yang paling mungkin adalah yang terkenal haram, yaitu "babi". Selidik punya selidik, ternyata kata yang disensor adalah "anjing", kontan aku terheran-heran.
Ko "anjing"? Bukannya anjing justru adalah salah satu hewan paling akrab dengan manusia? Bukannya banyak orang yang memelihara anjing? Bukannya anjing itu seringkali justru baik, sopan, dan menolong?
Saat ini kutanyakan ke beberapa orang, jawaban yang kudapat adalah antara lain karena orang sering mengumpat dengan kata itu. Wah, aku baru tahu! (bahwa itu sering, bukan bahwa itu ada)

Aku baru tahu bahwa kebudayaan Cina dan Indonesia memandang anjing dengan buruk, misalnya katanya di Cina saat sekelompok pemberontak kalah maka kaisar bertitah agar semua yang terkait marganya diubah jadi "anjing". Jadi menyandang nama "anjing" adalah penghinaan.
Setahuku memang tidak ada orang dari kedua negara ini yang namanya ada "anjing"nya walau nama yang ada nama binatang lainnya ada beberapa, misalnya "Rajasinga".

Entah bagaimana pendapat orang Jepang, karena nama yang ada anjingnya itu ada, misalnya "Inuzuka".

Bagaimana dengan Asia Barat? Nah, kalau ini ternyata ada, yaitu "Caleb", dan aku tahu 2 orang dari sekitar sini yang pakai nama itu!
Wah, ko kontradiksi, ya? Apakah karena mereka tidak tahu artinya? Kalau demikian, apa yang terjadi kalau mereka tahu?
Rin@Rin : 2008-04-23 08:05:54 UTC+0000
diacu: >>172
Entah karena menuruti hukum atau tahu bahwa akan ada masalah, rasanya tidak seorangpun di Singapura yang merokok dalam ruangan kantor (yang berAC).
Katanya sih, kalau merokok di ruangan berAC maka asapnya akan berputar-putar di ruangan itu juga karena sifat dari AC itu.

Tapi, entah mengapa rasanya tidak seorangpun sadar bahwa merokok di luar ruanganpun asapnya akan masuk ke ruangan, karena menempel di baju; jadi hasil akhirnya tetap mengganggu kaum yang tidak merokok.

*Wah, bagaimana, ya?*
yuku@Rin : 2008-04-25 14:00:18 UTC+0000
diacu: >>173
>>171
Apanya yang bagaimana?
Rin@Rin : 2008-04-25 15:16:50 UTC+0000
>>172
Bagaimana cara supaya ruangan yang seharusnya bebas rokok benar2 bebas rokok, karena dengan keadaan sekarang walau ada hukum melarang orang merokok di sana dan tidak ada yang melanggar, ruangan itu tetap ada asap rokoknya.
Rin@Rin : 2008-04-26 16:46:44 UTC+0000
diacu: >>175
Tahukah anda?
Bahwa *alat elektronik dan batere tidak boleh dibuang bersama sampah biasa*?

Di batere biasanya tertulis larangan membuangnya bersama sampah lain, di alat elektronik entah deh, tapi yang benar memang tidak dibuang bersama sampah biasa.

Waktu itu setelah menyadari ada tulisan demikian di batere, aku bertanya ke beberapa orang, lalu jawabannya semuanya sejenis, mereka tidak tahu buang di mana jadi buang saja bersama sampah biasa.
Belum lama ini di koran setempat akhirnya ada orang yang menyatakan kekuatiran ini, katanya harusnya ada tempat khusus, tapi negara tidak menyediakan caranya. Di artikel itu dijelaskan bahaya membuang batere bersama sampah biasa, antara lain menyangkut 2 jenis nasib sampah di Singapura:
- dipakai untuk membuat pulau, padahal ada bahan di batere yang bisa mencemari tanah (dan laut)
- dibakar, padahal ada bahan karsinogenik yang kalau dibakar jadi bisa terbang dan dihirup orang sekitarnya

Bahaya, kan? Anehnya negara semaju Singapura kelihatannya tidak peduli akan hal ini. Kalau Indonesia sih lebih wajar....

Jadi sekarang aku bingung, *bagaimana cara membuang alat elektronik bekasku?*
Selain berbahaya, kan sayang kalau dibuang sembarangan. Banyak bagiannya terbuat dari logam, jadi siap untuk dilumerkan dan dipakai membuat barang baru. Komponennya mungkin masih bisa dipakai, tapi entah ya, karena lebih susah.

Harusnya diberlakukan hukum yang melarang orang membuang barang2 ini di tempat sampah biasa, mengingat orang Singapura punya mentalitas macam, "kalau ga ada hukumnya kami tidak berniat melakukan, kalau memang mau kami lakukan itu, ya buatlah hukumnya!"
Kalau di Indonesia sih, kayanya lupakan saja. Contohnya Jakarta, udah tahu buang sampah sembarangan beresiko banjir, tetap saja dilakukan, jadi akhirnya terjadi apa yang tololopedia bilang "festival tahunan".... Di Indonesia ada ga sih hukum yang melarang orang membuang sampah sembarangan? Jangan2 memang tidak ada....
yuku@Rin : 2008-04-27 15:34:50 UTC+0000
>>174
Batre sih masuk akal, kalo alat elektronik emang kenapa? Ga bisa dibuang barengan
dengan sampah plastik ato kaleng, kah?

Kalo alat elektronik, masukin aja ke kapsul waktu, nanti kalo uda jadi kakek2 bisa kasih
liat ke cucu2, ini loh piringan jaman kakek, masih berat dan gampang kegores2...
Rin@Rin : 2008-05-01 12:25:50 UTC+0000
Kayanya alat elektronik pada umumnya bahan berbahaya yang ada juga di batere, deh.
Selain itu, kan sayang kalau dibuang, soalnya banyak bagiannya yang logam, jadi bisa didaur-ulang, sayangnya kotak daur ulang kelihatannya tidak menerima barang elektronik....
Yah selain itu komponen kayanya bisa dikanibal.
Rin@Rin : 2008-05-07 13:29:39 UTC+0000
5 gantungan kertas untuk mempromosikan 5 produk berbeda yang sejenis bertuliskan:
"Johnson Bady care...."

 

Kau akan ngepos secara anonim! Boleh2 aja sih, bahkan tulis nama dan sembarang paswod pun boleh. Tapi kalo mau daftar, klik daftar

Nama Pwd gp jsp (satu mpat)+(nam bilan)= +img +coret

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|