entah

No 126-425 No 106-125 Semua (balik urutan) |

Rin@Rin : 2008-03-28 15:00:30 UTC+0000
diacu: >>129
>>123
Ada yang terlupakan:
Kalau memang dia merasa ada lagu yang "memuliakan" dan "tidak memuliakan", dan sesuatu yang kuanggap benar dianggap sebagai tidak memuliakan, maka justru itu jadi kewajiban dia untuk mengajari aku, dan bukannya malah menghina dan *melupakan* (penekanan pada kata terakhir).
Kelihatannya kau sebenarnya tidak peduli, karena kalau kau benar peduli, maka Billy sekarang sudah membalas pakai cara apapun. Dan tentu saja, kalau Billy sebenarnya peduli, dia sudah akan menjawab dari kapan2, kan aku bukan orang tanpa identitas; waktu itu percakapannya ketemu langsung dan dia tahu nama dan wajahku. Jadi aku juga bukan orang "liar" bagaikan suku terasing yang tidak diketahui keberadaannya, malah justru aku yang datang kepadanya. Biasanya orang susah2 mencoba menjangkau orang lain, yang ini udah datang sendiri.
adhia@Rin : 2008-03-29 09:56:19 UTC+0000
diacu: >>137 >>139
>>126
Kamu harus tau jadi Hamba Tuhan emang sibuk, karena banyak orang kayak kamu yang menuntut untuk dilayani saat itu juga.
so, soal peduli2xan, kalo ada 10 orang kayak elo, dia musti jawab 10 pertanyaan, tapi sebenernya jemaat grii singapore udah 200 lebih, apa dia harus bales 200 orang itu satu persatu?

gue dah bilang, there is no easy answer.
kalo kamu sudah hadir di dalam GRII, banyak rekaman khotbah dia mengenai musik yang beres dan tidak beres, baru kamu judge deh kalo kamu udah mendalaminya.
abis itu baru kamu bandingin dgn musik yang kamu kenal. Jangan lupa berdoa, minta di kasih jawaban sama Tuhan.
setelah itu baru kamu share apa yang kamu pelajari disini.

kalo kamu pernah ikut cara ko billy ngajarin musik, jg sama, dia expect kamu belajar sendiri, dia ajarin kamu yang kurang2x atau yang gak bisa kamu pelajari sendiri. dulu di US, guru2x gue juga banyak yang ngajar seperti gitu.
so, jangan ngambil kesimpulan ttgn sesat sembarangan. gue juga mengerti dikit ttgn musik yang memuliakan dan musik yang kurang memuliakan Tuhan tidak di dalam GRII, tetapi dari sejak gue masih di gerakan karismatik. dan sampe sekarang pun, gue masih belajar dan mau belajar mengenai musik yang memuliakan Tuhan.

musik yang menurut kamu enak / memuliakan Tuhan, bukan kamu yang judge dong. yang judge Tuhan ya. kalo menurut kamu enak, ehe, Tuhan bilang gak enak..gimana?
Rin@Rin : 2008-04-02 06:08:33 UTC+0000
diacu: >>143 >>157
>>128
Aku tulis panjang lebar, kamu jadikan cuma "1 peristiwa". 1 peristiwa yang cuma punya 1 masalah dan 1 peristiwa yang punya 1000 masalah bobotnya beda, jadi kata "1 peristiwa" tidak bisa jadi patokan apa2.

Dan kadang jawaban untuk sebuah pertanyaan cukup untuk menjelaskan orang tersebut, contohnya pertanyaan standar di wawancara, "Jelaskan tentang dirimu!" Tapi yang ini sebenarnya peristiwa lain, yang tidak (belum) kuceritakan di sini.

Aku mau ngomong ke si Billy, tapi orangnya sudah keburu melarikan diri ke Jerman. Waktu itu dengar sudah balik, tapi ternyata cuma sebentar lalu kabur lagi ke Jerman. Lagian aku udah beberapa kali bilang untuk sampaikan atau tanyakan saja langsung ke si Billy, karena aku tidak bisa bertemu. Di situs aku tidak bilang begitu, tapi toh yuku sudah mengirim ke milis, dan memang sudah menebak entah dia atau orang lain akan mengirim juga, jadi ya aku tidak ngomong di belakang.
Dan aku kan sudah berargumen di depan dia, tapi baru ngomong 1 kata langsung dibungkam. Mungkin warisan cara orde baru: kalau ada orang ngomong benar tapi ga mau ketahuan salah langsung bungkam.

Ko kamu jadi ngomongin soal "presiden" sih? Aku kan mulai dari "Yesus". Kalau tidak berniat jawab yang itu jangan ngomong soal gelar Presiden dong. Idealnya jawab sesuai urutan permasalahan, dari "Yesus", ke "SBY", baru ke "Presiden", karena itu urutan pentingnya. Yah boleh saja sih jawab yang ga penting dulu baru lanjut ke yang lebih susah, tapi ini kan engga....
Tapi ko kamu sombong sekali sih memaksa harus pakai gelar? Padahal Yesus sudah mengajarkan untuk merendahkan diri.

Yah mungkin memang tidak cocok di Indonesia, tapi memangnya harus mengikuti cara Indonesia? Memangnya harus pakai cara dunia? Karena Yesus komunis, dan aku pengikut Yesus, maka aku juga pakai cara komunis. Mungkin lain kali aku pakainya "Comrade Tong" dan "Comrade Kristanto" aja kali ya....

Dan juga sebenarnya kamu ngomongin soal "sopan" tapi sebenarnya munafik juga, ya, karena kamu pakai kata "dia".
Udah gitu menulis nama orang pakai huruf kecil, lagi.

Selain itu kamu juga menyebut "Stephen" dan "Billy" tanpa gelar. Mungkin memang maksudnya membalikkan kata orang dengan mengutip, tapi tidak ada tanda "[sic]" di sana.

>>129
Kamu mulai makin ngelantur, ya? Bagaimana caranya 4 tahun = saat itu juga?
Sebenarnya berapa pun jumlah orangnya ya harus dijawab, bisa jawaban khusus seperti:
"Kamu ada waktu kapan?"
"Kamu kirim email deh, biar saya ingat"

Bisa juga jawaban umum yang menyatakan bahwa dia sibuk, atau undangan bagi yang benar2 butuh untuk datang ke rumah atau kantornya.

Dan sebenarnya akibat dari kejadian itu dan beberapa lainnya aku jadi bertekad tidak akan belajar sesuatu yang berhubungan dengan "musik rohani" atau "musik Kristen" atau semacamnya. Prinsipku "hidup berintegritas", jadi tidak ada yang namanya musik sekular. Jadi justru karena Billy-lah aku tidak mau belajar yang demikian. Dan kelihatannya dia tidak peduli, jadi mendatangkan tanda tanya seberapa pedulinya dia akan masalah itu. Kalau memang peduli, bawalah si Billy kemari, atau mungkin si Tong sekalian.
Sebagai orang beriman aku percaya pada prinsip "menutup pintu, membuka jendela", entah jendelanya apa, tapi yang jelas pintu "belajar musik gereja" sekarang tertutup.

Kulihat kamu makin ngelantur, karena aku yang saat itu cuma bertanya satu hal kecil, jadi kan pantas disebut sebagai "yang kurang2".
Rin@Rin : 2008-04-02 12:23:30 UTC+0000
diacu: >>140
>>129
Oh ya, aku baru inget: Billy kan bukan "hamba Tuhan"[sic]!!
Jadi argumenmu tidak berlaku.
asa@Rin : 2008-04-02 20:19:16 UTC+0000
diacu: >>141
>>139
meletus sekarang jadi tempat saling mencela... uda gitu terbuka untuk umum lagi...
bikin makin males...
>>138
ko aneh km ga mau merasa diri orang Asia, uda fakta km org Indo...
jangan karna sakit hati sama 1 orang lalu anggap semua orang Asia jelek, ga mau anggap diri orang Asia
kalo orang selain Asia jg mikir kaya kamu, mereka juga ga akan menghargai kamu
orang Asia ada jeleknya, bukan berarti org selain Asia ga ada jeleknya
kenapa ga mikir gini "karna banyak org Asia yg begini, maka ku berusaha biar ga melakukan kejelekan yang sama juga, jadi bisa memperbaiki kesan orang lain terhadap diri sendiri"
kalo terus2an ribut disini, ngomongnya hampir maki2, malah makin menunjukkan kamulah salah satu orang Asia yang jelek.
coba bayangkan ada org non-Indo yang bisa bahasa Indo, baca postingan kamu, malah makin menjelekkan citra Indo.
Rin@Rin : 2008-04-03 04:21:41 UTC+0000
diacu: >>142 >>143
>>140
Weits, ko jadi saling mencela?
Aku tidak mencela, tapi kamu bilang begitu, bukannya artinya justru kamu yang mencela?

Terus ko jadi ngomongnya "sama 1 orang", sih? Ini kan fitnah, lebih parah dari mencela.

Gpplah, toh aku tidak merasa orang Asia, termasuk Indonesia.
Rin@Rin : 2008-04-03 04:41:51 UTC+0000
diacu: >>157
Tambahan >>141
Aku bilang begitu karena menyatakan fakta apa adanya tanpa bermaksud menjelek-jelekkan jelas bukan mencela.
Tapi yang kamu lakukan justru menyatakan aku mencela, berarti itu fitnah. Lalu mendadak keluar kata2 "1 orang", dari mana?

Lagian Pdt. Dr. Stephen Tong (tuh lengkap!) sendiri pernah bilang tentang:
Orang Timur mendidik anak sebagai anak-anak, tapi orang Barat mendidik anak seperti orang dewasa. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa anaknya dididik sebagai orang dewasa.

Bagiku ini tandanya beliau lebih setuju dengan cara orang Barat, dan tidak suka dengan cara orang Asia. Nah, berarti kan beliau juga menganggap cara Asia jelek, apa bedanya denganku? Aku bicara tentang "Guru Asia", beliau tentang "Cara orang Asia mendidik", pada dasarnya kan hal yang sama.

Kalau kau mencelaku berarti mencela Dr. Tong juga.
Nir(Da/wvNDfq6vS)@Rin : 2008-04-03 05:43:14 UTC+0000
diacu: >>144 >>148
>>141
Kok aneh sih, kok malah mencela asa, padahal jelas2 kau yang mencela orang yang bernama Billy itu tidak pantas memperjuangkan mandat Budaya dan mengatakan dia bukan hamba Tuhan.
Dari tadi perkataanmu selalu menganggap diri sendiri benar, dan yang lain salah. Kalau tidak percaya lihat saja nanti pernyataanku ini akan langsung disanggah.
Contoh lain di >>138, jangan lupa ber*doa* pun diganti jangan lupa ber*dosa*. Sepertinya kalau tidak menginterpretasi maksud orang secara jelek, hatimu jadi merasa tidak enak.
Di >>137 engkau juga memfitnah Yesus sebagai komunis alias ajaran Marxist adalah sesuai dengan ajaran Yesus. Lihat yang kau cela dan fitnah itu ada banyak, tapi tetap tak merasa mencela, dan tetap berkeras hati bahwa orang lainlah yang selama ini mencelamu.

Saya nasihati saja, jikalau tak suka Indonesia, lebih baik jangan jadi warga negara Indonesia lagi, kembalikan tuh semua atribut Indonesia, seperti akta kelahiran dsb juga, pindah jadi warga negara lain atau jadi pengelana, biar jadi warga negara dunia, bukan warga negara tertentu.
Nasihat lain, jangan suka menilai orang dari sisi negatifnya terus. Nanti mana ada orang waras yang mau jadi pasangan hidupmu? Kepala orang baik-baik akan pening dan tak akan kuat kalau selalu disanggah.
Eh, tapi tadi engkau bilang kalau engkau tidak berumur dan tidak berjenis kelamin sih. Berarti tak perlu ada pasangan hidup. Umur saja tak ada. Masa depan juga mana ada.
Rin@Rin : 2008-04-03 07:55:48 UTC+0000
diacu: >>146 >>147 >>151
>>143
Ya sudahlah aku mencela, tapi toh Yesus juga mencela orang.
Billy ya jelas bukan hamba Tuhan lah, wong dia belum ditahbiskan, ko. Ini mah ga usah diperdebatkan.

Kamu sendiri udah baca tulisan S&Y belum? Tulisan pertamanya dia? Aku ngomong panjang lebar dengan memberikan argumen panjang lebar dan sanggahan seperti sudah seharusnya tapi kata2nya langsung hinaan tanpa dasar. Jangan2 kamu belum baca, ya? Dan walau belum baca langsung bilang begini.

Aku ngomong Yesus sebagai komunis itu justru *pujian besar*, masa pujian = mencela? Sangat bertolak belakang sekali.
Apa kamu sendiri tidak sedang mencelaku?
Rin@Rin : 2008-04-03 08:40:10 UTC+0000
diacu: >>148
>>144
Apakah Raja Daud itu banyak melakukan hal benar? Apakah Raja Daud sering berkenan kepada Allah?
Menurutku ya.

Tapi, ketika Nabi Nathan datang kepada Daud, apakah beliau menyebutkan hal2 baik yang dilakukan telat dilakukan Daud? Seingatku tidak. Jadi sang Nabi langsung ke pokok permasalahannya, ya benar dia pakai cerita dan perumpamaan, tapi tetap yang dibicarakan adalah pokok permasalahannya.

Dalam hal ini aku juga sama, langsung ke pokok permasalahannya.
Ini menjawab kalimat ini: "Nasihat lain, jangan suka menilai orang dari sisi negatifnya terus."

Dan aku baru perhatikan lagi pemilihan kata2mu: "komunis alias ajaran Marxist". Di sinilah letak kesalahan besarnya. Komunisme *tidak sama* dengan ajaran Marxist. Karl Marx mengajarkan komunisme dan hal2 lain, seluruhnya itulah Marxisme, sedangkan aku cuma menyebut Yesus sebagai salah satu pelopor komunisme, kalau bukan malah komunis pertama di dunia.
Sebenarnya masalahmu apa sih? Kenapa menganggap mengatakan Yesus itu komunis adalah mencela?

Jadi tidak sama, dan dengan asumsimu yang salah kau telah mencelaku.

Aku salut pada Yesus. Kalau seandainya dia hanyalah manusia, maka artinya dia telah membawa suatu kebiksanaan besar, tapi kalau memang dia adalah Allah seperti diakuinya, berarti memang itulah jalannya.
Ingat! Aku memuji Yesus, bukan mencela.
bkfc(aFdk7r3zIZyW)@Rin : 2008-04-03 08:47:44 UTC+0000
diacu: >>149
>>144
sorry OOT. definisi hamba Tuhan yang kamu maksud itu apa ya? pendeta? FYI, ko Billy sudah ditahbiskan jadi pendeta waktu Paskah 2005.
ななしさん(anonim)@Rin : 2008-04-03 09:00:13 UTC+0000
>>146
yang nulis >>146 tau lebih banyak soal komunis dari yang nulis >>143 =)
Rin@Rin : 2008-04-03 11:38:14 UTC+0000
diacu: >>150
>>147
Ya, 2005, jadi aku tidak salah ingat waktunya.
Rin@Rin : 2008-04-03 12:14:38 UTC+0000
diacu: >>425
The story of me and Billy Kristanto, part II

Sebelumnya:
Apakah ada yang namanya kebetulan? Kalau berpegang pada prinsip bahwa Allah telah menentukan segala sesuatunya, rasanya yang namanya kebetulan itu tidak ada.

Peristiwa ini terjadi pada waktu yang berbeda dengan sebelumnya, sayangnya saya tidak bisa ingat mana yang duluan. Mungkin yang ini duluan, tapi ini terjadinya rasanya sekitar Jumat, 11 Maret 2005, jadinya harusnya justru ini yang belakangan, tapi entah. Sekedar catatan, bahkan saat peristiwa ini terjadi, gelarnya masih Ev. Billy Kristanto, jadi semakin membenarkan >>149 di atas.

Sekedar sela: di kasus yang sebelumnya, beliau antara lain membahas konsep yang disebut "word painting", yang contohnya: kalau nyanyi tentang bintang maka main piano nada tinggi, kalau nyanyi tentang masuk lembah, main piano nada sangat rendah. Ada yang ingat kapan terjadinya?

Detil tidak pentingnya antara lain:
- temanya tentang musik rock, mungkin "Biblical Perspective of Rock Music", atau semacamnya.
- kursi disusun menghadap sisi kiri dari pintu masuk kantor di NBC, menghadap layar dan OHP. Sekedar perbandingan, yang sebelumnya kursi disusun ke kanan menghadap piano.
- di antara pengunjung ada anak2 Indonesia yang besar di Singapura jadi kurang mengerti bahasa Indonesia, akibatnya pembicara (=Ev. Billy) bertanya apakah perlu penerjemah, dan kelihatannya ada yang menawarkan untuk menerjemahkan, yang sebenarnya tidak terlalu masalah karena anak2 tersebut jumlahnya hanya 3 orang.
- di suatu tahap, beliau bingung apa arti dari kata "extemporaneous", tapi kelihatannya sebagai pemusik sebenarnya dia tahu konsep yang diacu oleh kata tersebut, jadi yang tidak diketahui hanya kata tersebut.
- beliau juga bicara tentang prinsip yang kira2 maksudnya suatu bagian lagu paling banyak hanya bisa diulang 2x (jd total 3x), sebagai contoh beliau ambil Symphony no. 5-nya Beethoven, katanya kalau sampai 4x malah ga enak.
- (yang ini aku tidak begitu yakin) beliau juga pernah bilang tentang suatu lagu yang bertema kesengsaraan. Lagu tersebut nadanya banyak yang tinggi, jadi katanya mungkin lebih merasakan sengsara saat menyanyikannya....

Sisa pembicaraannya bukan inti dari tulisan ini, jadi tidak kutulis, lagian panjang. Kita anggap saja isinya benar, jadi tidak perlu  dipermasalahkan. Selesai ceramah, aku yang bodoh karena tidak mengerti rock bertanya beberapa hal, sambil bingung karena tidak merasa rock itu seperti yang beliau bilang. Pertanyaan2 awalnya tidak penting disebut, singkatnya, anggaplah jawaban darinya itu benar, jadi yang penting adalah pertanyaan terakhir.
Aku lupa persisnya pertanyaanku apa, kemungkinan besar ini: dulu orang Israel tentu menyanyikan lagu pujian dengan lagu mereka, masalahnya gaya lagu2 Israel itu sebagian bertentangan dengan prinsip2 yang menentang rock tadi, jadi bagaimana dong?

Balasannya kira2, "Iya juga ya, kita harus cari tau lagi."

Di awal aku sebut tentang kebetulan, tapi belum disebut di atas. Kebetulannya adalah:
Belum lama sebelum itu, mungkin hari Minggu sebelumnya atau paling lama hari Minggu satu bulan sebelumnya, Pdt. Tong baru saja cerita tentang seorang pendeta yang telah mengajarkan banyak hal tapi akhirnya mendadak sadar ajarannya itu salah dan bertobat. Komentar dari beliau (=Pak Tong) adalah: "Kamu sekarang tahu kamu salah, tapi bagaimana dengan pengikutmu selama ini?"

Kebetulan? Tidak ada hubungan?
Nir(Da/wvNDfq6vS)@Rin : 2008-04-03 18:02:48 UTC+0000
diacu: >>152
>>144
Lihat saja kan, pernyataanku langsung disanggah. Jelas-jelas inti yang ingin disampaikan adalah Anda selalu menganggap diri sendiri benar, jangan jadi warga negara Indonesia dan jangan menilai orang dari sisi jeleknya terus. Tapi yang ditanggapi justru hal *sampingan* seperti Billy bukan hamba Tuhan, tulisan S&Y, dan Yesus komunis, serta tak lupa mempersalahkan balik.
Jelas-jelas pula dari tadi setiap sanggahan atau komentar dari orang lain langsung dicari kesalahan dan disalahkan balik. Lihat saja, tulisan ini pun bakal dipersalahkan kembali.
Kalau memang tak bisa dinasihati ya sudah.
Rin@Rin : 2008-04-04 03:59:21 UTC+0000
>>151
Maaf, aku terlalu bodoh untuk mengerti yang dimaksud pernyataan yang menyanggah itu yang mana.
adhia@Rin : 2008-04-04 04:45:34 UTC+0000
diacu: >>158

Rin,
komentar kamu ttgn >>142 itu agak salah..

Bagiku ini tandanya beliau lebih setuju dengan cara orang Barat, dan tidak suka dengan cara orang Asia. Nah, berarti kan beliau juga menganggap cara Asia jelek, apa bedanya denganku? Aku bicara tentang "Guru Asia", beliau tentang "Cara orang Asia mendidik", pada dasarnya kan hal yang sama.

Pak Tong sedang menyatakan bahwa cara "mendidik" orang barat terhadap anak kecil lebih baik, karena.. (yang beliau ungkapkan itu),
tetapi bukan berarti beliau setuju dengan cara orang barat secara keseluruhan. banyak hal yang beliau kritik dari didikan barat.

Kamu jangan menjadikan 1 hal, lalu di applikasikan ke semua hal. padahal saya kira kamu dah ngerti dari ungkapan kamu di:  >>138 (nomer 1) atau >>137 ...
saya lihat, sepertinya kamu lihat 1 permasalahan, kamu buat itu menjadi apply untuk semua permasalahan. padahal setiap permasalahan ada bacground masing2x.
sama seperti kasus ko billy, kamu liat 1 peristiwa.. sayangnya kamu gak counter dia lagi (atau memang belum ada kesempatan untuk mencounter dia kembali).

tetapi hal tsb tidak memperbolehkan kamu untuk menjelek2xkan ko billy dan langsung menganggap semua ajaran dia sesat dst.
abis jelek2xin ko billy, kamu mulai jelek2xin GRII, lalu lanjut ke yang lain2x..

padahal permasalahannya cuman satu. yah.. pertanyaan kamu ke ko billy yang enggak di jawab tidak serius oleh dia (karena yang gue rasa ada alasan2x tertentu dibalik itu).

yah.. makanya saya tantang kamu untuk langsung ke sumbernya.. tanya lah ke ko billy langsung. gak usah ngomongin yang aneh2x di web ini. tentu saja hal itu akan menimbulkan kontroversial.
makanya kamu di serang banyak orang.
Rin@Rin : 2008-04-04 05:12:46 UTC+0000
diacu: >>159
>>157
Loh, memang bukan keseluruhan, ko, dan sejauh yang kumengerti masih sama. Memang lagi mengomentari 1 hal, bukan keseluruhannya. Jadi yang dipermasalahkan ya bagian itunya, bukan orangnya; pemahaman akan yang satu itunya, bukan pemahaman lainnya, misal teologianya (yang ini memang tidak dibahas).

Kapan, ya, aku menjelekkan GRII? Sebenarnya sih aku mempermasalahkan cara beberapa orang membahas masalah, dan dari keadaannya bisa diasumsi mereka mewakili GRII. Nah, kalau orang anggap begitulah cara orang GRII, lalu bagaimana?
Yang kulakukan justru memberi peringatan. Terlepas dari menjelekkan atau apa, cara membalasnya seakan-akan membuktikan hal tersebut, bukannya ini gawat?

Eh, yang membawa topik aneh2nya bukannya justru orang dari luar situs, ya?
Rin@Rin : 2008-04-04 06:15:54 UTC+0000
Lanjut dari >>158
Sebenarnya, baik kata yang dipakai itu "ga beres", "gila", atau "sesat", kurasa kita bisa sepakat bahwa orang biasanya tidak mau dilabelkan demikian, jd kita sebut saja sifat itu sebagai "-H".
Dalam percakapan, B mendengar hanya satu sisi dari A dan memberi label -H pada A.
Setelah mencari tahu sendiri, A yang hanya mendengar satu sisi dari B memberi label -H pada B.

Marilah kita adil, kalau yang satu dipandang generalisasi, seharusnya satunya lagi juga, begitupun juga dengan sebaliknya. Tidakkah aku juga seharusnya berhak atas praduga yang sama?
oma irama(+mEeKs/PVWee)@Rin : 2010-10-23 18:20:24 UTC+0000
>>150
cerita opo iki?
loe mau cerita kedaulatan Allah
ato music?
ato nyeritain kesalahan hamba Tuhan?
orang israel nyanyi dangdut boss..
iyalah.. kalo tdk dangdut
nggak mungkin daud bisa menari-nari..

 

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|